Bermain Dadu Tanda Baca
Dalam dunia permainan, Anda pasti tak asing dengan dadu. Saya yakin Anda juga pernah memainkannya. Alat bantu permainan yang sangat populer ini kerap digunakan dalam permainan ular tangga maupun monopoli. Terbuat dari bahan kayu atau plastik dan berbentuk kubik dengan enam sisi cukup memudahkan pelemparan dadu dalam sebuah permainan.
Dalam pembelajaran, dadu sering digunakan untuk menanamkan suatu konsep kepada siswa. Sebagai contoh pada pembelajaran matematika. Kita bisa menggunakan dadu untuk materi penjumlahan, pengurangan, perkalian, peluang, hingga statistik.
Mungkin Anda juga pernah menggunakan alat bantu ini sebagai media dalam pembelajaran matematika. Cukup menarik dan menyenangkan. Siswa pun lebih mudah memahami konsep yang tengah dipelajari. Media pembelajaran diyakini mampu meningkatkan daya ingat siswa dibanding ceramah belaka.
Jika Anda memanfaatkan dadu dalam pembelajaran matematika, tidak demikian dengan saya. Pada kesempatan kali ini, saya menggunakan dadu dalam pelajaran bahasa Indonesia sebagai pemantapan materi tanda baca. Membuat dadunya pun tak sulit.
Bahan kayu saya pilih untuk membuat dadu tersebut. Siapkan kayu berbentuk kubus. Bebas saja ukurannya. Lapisi dengan cat pada keenam sisinya. Selanjutnya, tuliskan enam jenis tanda baca pada enam sisi dadu. Sesuaikan dengan jenis tanda baca yang sedang dipelajari. Kali ini, saya menuliskan tanda tanya (?), tanda seru (!), titik dua (:), petik (“....”), titik (.), dan koma (,).
Tarraaa....dadu tanda baca selesai dibuat. Tinggal diimplementasikan dalam pembelajaran. Agar semakin seru, saya juga menyiapkan dadu sesuai bentuk aslinya dengan bintik satu, dua, tiga, empat, lima, dan enam pada enam sisinya. Jadilah ada dua jenis dadu. Dadu tanda baca dan dadu bintik.
Begini cara menggunakan dua jenis dadu tersebut. Cukup mudah dan sederhana. Saya lempar dadu bintik untuk menentukan siapa yang maju. Jika yang muncul sisi berbintik tiga, siswa yang maju adalah siswa dengan absen tiga. Untuk absen dengan dua digit, lempar saja dadunya sebanyak dua kali.
Saya berikan dadu tanda baca kepada siswa yang terpilih. Selanjutnya, siswa melempar dadu tanda baca. Jika muncul tanda tanya (?), siswa menuliskan kalimat yang mengandung unsur tanda tanya di papan tulis. Siswa yang lain mengoreksi jawaban temannya tersebut.
Bintang merah diberikan kepada mereka yang berhasil menjawab dengan benar. Jika jawaban salah, siswa yang lain diberi kesempatan untuk membantu dan menjelaskan. Di sinilan peran tutor sebaya. Selain melatih siswa mandiri dan mempererat hubungan antarsiswa, tutor sebaya juga diyakini mampu memperkuat konsep dan pengetahuannya secara lebih baik dari apa yang telah dipelajari.
Terakhir, siswa menuliskan kembali di bukunya, tentu setelah mendapat kepastian jawaban yang benar. Entah jawabannya sendiri ataupun hasil masukan dari temannya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan daya ingat siswa akan konsep yang tengah dipelajari.
Begitu seterusnya, dilakukan beberapa kali lemparan dadu, sebanyak waktu yang tersedia. Mudah sekali. Anda juga bisa memanfaatkan dadu tanda baca ini dengan langkah pembelajaran yang berbeda. Selain bahasa Indonesia, media ini tentunya bisa juga diterapkan pada pelajaran bahasa Jawa dan bahasa Inggris. Selamat mecoba!

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bagus bu