Corona dalam Syair Puisi
Bagi saya, menulis puisi itu mengekspresikan dan mencurahkan isi hati. Mengungkapkan perasaan seseorang atas situasi yang terjadi saat ini. Baik tentang dirinya maupun lingkungan sekitarnya. Daripada curhat tak jelas di media sosial, ya lebih baik menuangkannya dalam bentuk puisi, betul nggak?
Berpuisi juga sebagai ajang menyalurkan hobi menulis. Menyampaikan pesan-pesan dan berharap bisa mengubah atau memengaruhi kehidupan manusia. Dalam pembelajaran daring kali ini, saya mengajak siswa membuat puisi bertema corona. Saya ingin menggali isi hati mereka melalui syair puisi terhadap situasi yang tak menentu ini.
Saya meminta mereka menulis puisi di bukunya. Selanjutnya, orang tua mengirim foto teks puisi dan video anak yang sedang membacakan puisi secara japri di WA saya. Ah...rasanya rindu ini sedikit terobati dengan melihat dan mendengarkan mereka berpuisi di layar 5,5 inci. Video juga saya kirim di grup WA orang tua sebagai obat rindu teman-temannya.
Beginilah curahan hati anak-anak.
Melawa Corona/Davico
Tahun lalu kita sangat nyaman
Tapi, sekarang susah
Semua anak tidak boleh sekolah
Tidak boleh keluar rumah
Kita harus menjaga kebersihan
Cuci tangan dan selalu memakai masker
Berjemur di pagi hari, olahraga, dan makan makanan bergizi
Kita harus semangat
Tidak boleh putus asa dan menyerah
Kita harus berjuang melawan corona
Untuk Indonesia
Corona/Kesya
Kau datang tiba-tiba mengguncang dunia
Membuat semua jadi gelisah
Karnamu aku tak bisa sekolah
Karnamu aku harus diam di rumah
Tapi, kita tak boleh putus asa
Kita ikuti anjuran pemerintah
Demi memutus mata rantai virus corona
Melawan Corona/Vano
Corona....
Kau yang tidak terlihat di muka bumi
Kau sudah membuat hati kami gemetar
Corona...
Itu adalah makhluk kecil yang tak terlihat
Dan kau sudah menyakiti semua orang
Kau Corona...
Pulanglah dari bumi kita
Kasihanni kami sampai tidak boleh keluar rumah dan tidak boleh sekolah
Corona...
Pulanglah supaya kita bisa sekolah lagi untuk mencari ilmu yang bermanfaat
Ayo semua, ayo kita lawan corona
Kita harus cuci tangan dan rajin membersihkan lingkungan
Virus Corona/Tirta
Hai virus corona
Kau datang ke bumi dengan tiba tiba
Memberi ketakutan pada manusia
Sampai-sampai kami semua takut akan keberadaanmu
Hingga aku tidak bisa bersekolah dan berkumpul bersama guru dan teman-teman
Hai virus corona
Segeralah pulang ke tempatmu
aku rindu ingin berkumpul bersama guru dan teman-temanku di sekolah
Corona/Berlin
Di tahun 2020 negara kita telah terserang wabah virus corona
Karena adanya virus corona kita menjadi susah
Orang-orang tidak bisa bekerja dan anak-anak juga tidak bisa masuk sekolah
Sekarang kita juga tidak bisa jalan-jalan, keluar rumah, dan tidak boleh bersentuhan
Tetapi, kita tidak boleh putus asa
Kita harus berjuang untuk negara kita untuk melawan corona
Agar kita bisa tersenyum kembali
Hariku Berubah/Fardho
Pagiku berubah
Tak lagi berangkat ke sekolah
Tak lagi bertemu ibu guru
Tak lagi bermain dengan temanku
Hariku berubah
Aku harus diam di rumah
Tak bisa ke mana-mana
Semua itu karena corona
Ayo kawan semua
Bersama melawan corona
Agar kita bisa sekolah
Karena aku bosan di rumah
Corona/Nabil
Nama indah yang bikin ngeri
Kengerian yang mengguncangkan dunia
Bagaikan tsunami yang berskala tinggi
Hai corona....
Aku tak tahu siapa dirimu
Aku pun tak tahu dari mana asalmu
Sejak kau hadir di negeriku
Mulai terbatas ruang gerakku
Ibadahku terhambat
Pendidikanku tersendat
Hai corona
Aku tidak bisa lagi merasa hangatnya ruang kelasku
Bercanda tawa dengan teman-temanku
Bertemu bapak atau ibu guruku
Hai corona...
Betapa jahatnya dirimu
Virus Corona/Amel
Semua bermula dari Wuhan
Menyebar ke mana-mana tanpa pemberitahuan
Melampaui batas negara dan jembatan
Memapar segala bangsa tanpa ampun
Hari-hari ini penuh dengan kekhawatiran
Di mana doa sudah terbaik sudah dipanjatkan
Bekerja, belajar, dan ibadah sudah dirumahkan
Menunggu nasib baik penuh harapan
Ya Tuhan berilah kepada para ahli kemampuan
Untuk menemukan yang dicari, obat dan vaksin
Sebagaimana janjimu bahwa semua penyakit ada obatnya
Agar kami dapat beribadah di masjid dengan gembira
Corona/Arfa
Corona membuat orang menjadi resah
Harus berdiam diri di dalam rumah
Hingga membuat kami libur sekolah
Mengerjakan tugas di rumah
Corona....
Membuat kami menjaga di antara teman-teman
Supaya terjaga tidak tertular agar aman
Memakai masker sebagai alat pelindung diri
Aku berdoa supaya corona cepat pergi
Corona/Letisya
Corona...
Engkau datang mengguncang dunia
Pergilah corona
Belum puaskah kau
Membunuh banyak orang di dunia
Manusia kini telah hidup bersih rapi dan mau berolahraga
Corona berasal dari negeri Cina
Corona
Pergilah sebelum Ramadan tiba
Corona/Rico
Corona, pulang ya...
Sudah cukup kamu keliling dunia
Sudah cukup membuat resah
Tak kuat semua orang
Corona, pulang ya....
Terima kasih, dengan adanya dirimu kami jadi dekat dengan keluarga
Lebih dekat lagi dengan Allah
Kami lebih menghargai begitu pentingnya kebersihan
Corona, pulang ya...
Sebentar lagi Ramadan datang
Kita semua mau menyambutnya
Kami mau beribadah dengan khusyuk
Tanpa ada rasa takut akan wabah ini
Corona, pulang ya...
Beberapa puisi hasil karya siswa di atas menyiratkan kejujuran. Ungkapan rasa jengkel, kerinduan, pesan, harapan, dan doa mereka tuangkan dalam bait-bait puisi. Mereka juga belajar bermain kata, kosakata baru bertambah, dan tentunya semakin peka terhadap situasi yang terjadi di sekitar mereka. Biasakan anak-anak mencurahkan isi hati mereka. Melalui puisi, gambar, cerita pendek, komik, cerita bergambar, atau media lain. Dengan begitu, anak akan terbiasa bercerita, berbagi, dan terbuka. Jika ada masalah, tidak tertutup, tidak minder, tidak mengurung diri, dan mau berbagi. Entah kepada orang tua maupun guru.
So, apakah Anda sudah curhat hari ini? Jhiaaaa...

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren ...
Terima kasih, Bund :)
keren anak anaknya bu
Guru dan murid yang hebat
Guru dan murid yang hebat