Uzlifah Rusydiana

Belajar dan terus belajar... ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Hanger dan Berat Benda

Hanger dan Berat Benda

Hal yang lazim dilakukan guru sebelum pembelajaran adalah merencanakan dan menyiapkan skenario pembelajaran. Rancangan skenario tersebut tertuang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Mulai dari identitas sekolah, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, langkah pembelajaran, metode, media, bahan ajar, sampai asesmen pembelajaran. Namun, tiga komponen yang wajib ada, yaitu tujuan, langkah, dan asesmen pembelajaran. Lainnya hanya sebagai unsur pelengkap.

Tahap perencanaan pembelajaran merupakan pekerjaan yang sangat penting dilakukan. Pada fase inilah seorang guru akan mendesain kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Jangan sampai guru masuk kelas tanpa persiapan sebelumnya. Metode ceramah murni rasanya mulai ditinggalkan. Kehadiran media pembelajaran selalu dinanti siswa, meski sangat sederhana. Alasannya, dengan media tersebut, mereka akan lebih paham dengan pesan yang disampaikan guru ketimbang sekadar teori.

Di sinilah tantangan guru untuk selalu menyajikan media pembelajaran. Jika media yang dimaksud tidak ada, banyak alternatif media lain sebagai solusinya. Tinggal bagaimana guru bisa mengasah gagasan kreatifnya untuk mengintegrasikan sebuah benda sebagai media pembelajaran.

Pada pelajaran matematika SD, salah satu materi yang dipelajari adalah mengukur berat benda. Namun, sebelum mengukur berat benda menggunakan satuan baku, siswa dikenalkan terlebih dulu dengan satuan tak baku. Tujuannya, siswa bisa belajar secara bertahap dari hal sederhana ke hal yang lebih kompleks. Inilah sebuah fase awal proses pembelajaran.

Apalagi alat ukur yang digunakan ada di sekitar siswa. Hal ini tentu akan membuat mereka lebih memahami dan dengan mudah menemukan benda yang dimaksud. Selain itu, nantinya siswa bisa membandingkan dengan alat ukur baku. Dan pada akhirnya mereka bisa menentukan alat ukur mana yang paling tepat untuk mengukur berat atau panjang suatu benda.

Salah satu tujuan pembelajaran (TP) matematika kelas 4 adalah mengukur berat benda menggunakan satuan tidak baku. Pada materi tersebut guru bisa menggunakan hanger atau gantungan baju untuk mengukur berat benda. Untuk mendukung kegiatan praktik di kelas, siswa menyiapkan beberapa alat di antaranya: satu gantugan baju, dua kantong plastik, satu tongkat, dan aneka peralatan di sekitar siswa yang akan diukur beratnya. Misalnya: buku, pensil, penggaris, penghapus, kotak pensil, dan lainnya.

Setiap kelompok melakukan pengukuran berat benda di sekitar mereka. Beberapa langkah yang dapat diikuti sebagai berikut. Dua siswa memegang tongkat secara melintang dengan posisi lurus, masing-masing siswa memegang pada ujung tongkat. Pasang hanger pada tongkat dengan posisi menggantung. Gantungkan dua kantong plastik pada kedua ujung hanger. Masukkan dua benda ke dalam setiap kantong plastik.

Posisi kantong plastik yang mengarah ke bawah menunjukkan benda di dalamnya lebih berat. Jika posisi lurus atau seimbang, artinya benda dalam kedua kantong plastik memiliki berat yang sama besar.

Saat kegiatan praktik, guru memberikan beberapa soal untuk dipecahkan bersama kelompoknya. Sebagai contoh, satu kotak pensil setara dengan berapa buku. Satu buku paket setara dengan berapa buku tulis, dan seterusnya. Hal ini bertujuan melatih siswa bernalar kritis dalam penyelidikan ilmiah. Mereka akan terbiasa mengamati, menyimpulkan, dan mengomunikasikan.

Selanjutnya, siswa diminta mencatat di buku masing-masing, benda mana yang lebih berat. Demikian seterusnya sampai siswa mampu mengukur dan menentukan berat benda yang ada di kelas. Terakhir, guru mengajak sisiwa untuk menarik kesimpulan dan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

Jika tak ada tongkat, guru bisa membimbing siswa untuk menggunakan alat lain. Sebagai contoh, sapu, terali besi yang ada di jendela kelas. Siswa juga bisa memegang saja jika semua alat itu tak ada.

Profil pelajar Pancasila tecermin dalam pembelajaran di atas. Dimensi gotong royong tampak ketika siswa bekerja sama dengan teman satu kelompok. Mereka saling menghargai pendapat satu sama lain, bersama memecahkan permasalahan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dimensi kreatif merupakan upaya menciptakan gagasan atau ide dalam pembelajaran dengan menyajikan media baru sebagai sarana belajar. Terakhir, siswa berlatih memproses dan menganalisis data yang diperoleh baik secara verbal maupun nonverbal. Mereka juga mampu menyimpulkan dan mengambil sebuah keputusan.

Nah, dengan media sederhana di sekitar, guru bisa memanfaatkannya sebagai media pembelajaran di kelas. Tak ada alasan lagi bagi guru untuk tidak menghadirkan media di tengah-tengah siswa. Jangan ragu mencoba. Kegagalan saat ini adalah keberhasilan yang akan terwujud di masa datang. Syaratnya, terus berbenah dan melakukan perbaikan. Membuka diri terhadap segala kritik dan saran. Maka, tak ada yang tak mungkin. Sepuluh tahun ke depan terlahir generasi sesuai harapan kita saat ini. Semoga....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasan yang keren

12 Mar
Balas

Terima kasih, Bunda.

12 Mar



search

New Post