Uzlifah Rusydiana

Belajar dan terus belajar... ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Melestarikan Dongeng Nusantara

Melestarikan Dongeng Nusantara

Dongeng merupakan salah satu bentuk tradisi lisan yang lekat dengan nilai-nilai kebaikan dan bersumber dari budaya sekitar. Keberadaannya sudah sejak berabad-abad yang lalu. Bahkan tak sedikit para ibu mengantar tidur anaknya dengan mendongeng. Namun, seiring pesatnya perkembangan teknologi, dongeng tak lagi menjadi primadona.

Televisi dan gawai lebih menarik perhatian dibanding mendongeng. Dongeng yang merupakan warisan nenek moyang dan memperkenalkan banyak peradaban masa lalu, kini makin termarginalkan. Padahal, banyak manfaat yang bisa dipetik dari kegiatan tersebut. Upaya melestarikan adalah sebuah kewajiban. Salah satunya lewat jalur pendidikan.

Pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas 4 dengan topik dongeng dan tujuan pembelajaran (TP) Menulis teks narasi dengan rangkaian kalimat yang beragam, informasi yang rinci dan akurat dengan topik yang beragam, guru bisa mengajak siswa belajar mendongeng. Pada praktiknya, siswa tidak hanya membaca dongeng yang ada di buku. Namun, siswa juga belajar menulis dongeng dan menceritakan pada teman-temannya menggunakan media ice cream karakter.

Ada beberapa peralatan yang diperlukan untuk membuat ice cream karakter di antaranya: kardus bekas, kertas HVS putih bergambar tokoh, empat stik es krim, jangka, gunting, dan lem.

Cara membuat ice cream karakter sebagai berikut. Membuat lingkaran pada kardus bekas menggunakan jangka dengan diameter 15 cm. Menggunting pola lingkaran pada kardus bekas yang sudah terbentuk hingga rapi. Mencetak dan menggunting gambar tokoh dongeng secara melingkar dengan diameter sama dengan lingkaran kardus.

Gambar tokoh bisa dicari dari internet kemudian membingkainya dengan frame lingkaran dan dicetak menggunakan mesin printer. Menempel gambar tokoh dongeng pada lingkaran kardus bekas pada sisi depan dan sisi belakang dengan gambar yang sama. Sebagai contoh, sisi depan ditempel gambar kucing, bagian belakang juga bergambar kucing. Terakhir, menempelkan dua stik es krim pada bagian bawah secara berhadapan yang berfungsi sebagai pegangan siswa.

Setelah membuat ice cream karakter, siswa menuliskan dongeng di buku tulisnya masing-masing. Dalam bimbingan guru, mereka diberi kebebasan untuk mengeksplorasi dongeng sesuai imajinasinya.

Dengan menuliskan dongeng, siswa telah belajar cara menulis yang benar, sesuai kaidah kebahasaan Indonesia. Mereka juga berlatih menuangkan ide secara runtut.

Kegiatan berikutnya adalah menceritakan dongeng yang sudah ditulis kepada teman sekelasnya. Seluruh siswa duduk melingkar di lantai siap dengan ice cream karakternya masing-masing. Secara bergiliran mereka menjadi pendongeng dengan berdiri di tengah-tengah temannya. Mereka akan menggerakkan tokoh dongeng dalam ice cream karakter sesuai cerita yang ditulis dengan perbedaan karakter suara tokoh. Ketika dua tokoh sedang berdialog, maka siswa akan mengarahkan dua ice cream karakternya saling berhadapan. Demikian seterusnya.

Sejatinya, banyak sekali manfaat dongeng bagi anak-anak. Pertama, dapat membangun kontak emosional antara pendongeng dengan pendengar. Kedua, memperluas dunia imajinasi anak saat mereka mendengarkan dongeng. Ketiga, melalui dongeng, anak-anak dapat mengenali sifat baik dan buruk. Dengan demikian, kita berharap mereka dapat meneladani karakter positif yang disampaikan pendongeng melalui cerita.

Melihat banyaknya manfaat dongeng tersebut, maka budaya mendongeng perlu dimunculkan kembali. Upaya tersebut sebagai bentuk merawat peradaban yang diwariskan sehingga generasi milenial tidak kehilangan jejak historis leluhurnya. Senada dengan Kurikulum Merdeka, kegiatan mendongeng juga bisa diangkat sebagai salah satu alternatif kegiatan proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) dengan tema kearifan lokal.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi

09 Apr
Balas



search

New Post