Valentinus Utomo, S. Pd

Penulis Lahir di Kutoarjo, Jawa Tengah pada tanggal 19 Oktober 1991. Menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan Ilmu P...

Selengkapnya
Navigasi Web

SAYA SEBUAH HADIAH

Ada sebuah kisah beberapa hari menjelang natal, seorang putri Pendeta yang berusia 3 tahun begitu gembira melihat banyaknya hadiah dan kesibukan bertukar hadiah. Ayahnya menulis “Suatu pagi ia memungut, memeriksa, mengguncang-guncang, dan menebak isi setiap bungkusan. Lalu, tiba-tiba seperti mendapat ilham, ia memungut sebuah pita merah yang jatuh dari salah satu bungkusan dan menempelkannya di atas kepalanya. Dengan mata berbinar dan senyum lebar ia berkata, “Lihat saya, Ayah! Saya ini sebuah hadiah!”

Dalam hidup kita tak pernah lepas dari sebuah pesta. Entah pesta yang kecil maupun pesta yang besar. Entah pesta yang bersifat kekeluargaan, kemasyarakatan, maupun keagamaaan. Dalam pesta itu tentu kita mempunyai atau mendapatkan kesan tersendiri, entah pesta yang meriah, acaranya gayeng, dan lain-lain. Kita ambil sebuah perayaan natal tahun 2011. Apakah yang mengesan atau menarik dari perayaan tersebut? Dapat dicatat demikian (dan masing-masing orang berbeda), yakni perayaannya meriah, hadiah yang diterima dari teman, keluarga banyak, mendapatkan kunjungan mendapatkan kiriman kartu natal, mendapatkan pengalaman rohani mengenai hidup sederhana, dan lain-lain. Itu semua dapat disebut sebagai tanda berbagai kebahagian. Saya rasa sama perasaannya dengan perayaan pada keyakinan atau agama lain seperti lebaran, dan lainnya.

Berpijak dari cerita tersebut, kita dapat bertanya seperti anak kecil di atas, “Apakah saya ini sebuah hadiah?” Kalau ya, lalu hadiah untuk siapa? Tentu kita dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban sederhana, kita menjadi bagi orang tua, sanak saudara, kakak dan adik, masyarakat, kelompok tertentu, dan tak kalah penting adalah kita menjadi hadiah bagi Tuhan kita sendiri.

Saya ini sebagai(sebuah) hadiah berarti bahwa hidupku ini menjadi hadiah (berkat) bagi orang lain. Kehadiran dan keberadaan kita menjadi sumber kebahagian, persatuan bagi orang lain. Seluruh diri dan hidupku menjadi tanda cinta kasih dan kedamaian. Sehingga hidupku benar-benar mempunyai peran dan fungsi yang maksimal, bukan sebagai peran pembantu, pepak-pepak, pupuk bawang, tetapi peran utama dalam drama kehidupan. Hadiah tidak selalu dalam bentuk barang ataupun uang. Bentuk perhatian dan kehadiran kita dapat menjadi hadiah yang sangat berharga dan sulit untuk dilupakan, berarti pula merupakan hadiah yang sangat mengesankan.

Untuk memaknai kita sebagai hadiah yang berharga di hadapan Tuhan dan sesama kita perlu mengenal diri kita sebagai pribadi yang berharga seperti halnya hadiah yang bernilai dan bermakna. Sebagai pribadi yang unik patutnya kita mampu mengenali diri sendiri dengan kelebihan dan kekurangan yang kita miliki. Hal-hal apa saja baik kelebihan dan kekurangan yang kita punya. Maka dari itu kita patut bersyukur atas itu semua dan menjadikan kelebihan dan kekurangan yang kita punya sebagai bekal dalam perjalanan kehidupan ke depan.

Kita adalah ciptaan Tuhan yang memiliki kemampuan dan kekurangan. Dengan akal budi kita diharapkan dapat memfungsikan dan menggunakan kemampuan tersebut. Pendek kata mengoptimalkan keunikan diri. Kelebihan menjadikan kita percaya diri dan optimis, sedangkan kekurangan dijadikan bahan pengolahan hidup menjadi sesuatu yang positif bukan malah menjadikan diri pesimis. Ada doa dan usaha yang seimbang dalam pengolahan hidup.

Kelebihan dan kekurangan tidak menjadikan sikap saling mengejek, “ mematikan” tetapi digunakan untuk saling mendukung dan membangun serta mengembangkan antar pribadi. Karena setiap pribadi adalah citra Allah, tiada dasar untuk saling mengejek. Melihat perumpamaan yang berbeda membuat kita dapat memahami orang lain secara benar, sehingga kita selalu menerapkan positif thinking kepada mereka.

Kita ini ciptaan Allah yang unik dan menurut Citra dan Gambarannya. Maka semuanya adalah baik adanya. Mengapa harus sedih mempunyai hidung yang pesek, badan yang pendek, dan gemuk atau yang lainnya. Justru kelamahan, hal yang tidak kita sukai menjadi kekuatan dari kita dan tiada duannya. Kita ini adalah ciptaan Allah yang dikenalNya sejak sebelum kita ada. Kita ada karena Cinta dan kasih Allah, kita berasal dari Allah. Allah sendiri selalu memperhatikan manusia ciptaannya. Ia menganugerahi dengan berkat berlimpah bahkan diberinya kehormatan dan kemuliaan, berkuasa atas dunia. Demikian juga Ia selalu mengenali sepak terjang kita. Kita tak bisa menyembunyikan diri dari Allah. Bukan hanya perbuatan dan tindakan tetapi juga pikiran dan perasaan kita pun Allah mengetahuinya. Meskipun kita mempunyai kekurangan dan dosa di mata Tuhan tetaplah berharga. Kita tetap dipanggilNya, bahkan dikasihiNya tanpa kekurangan. Sebagai ungkapan syukur dan terima kasih, hidup kita pun perlu dilandasi dengan saling mengasihi baik kepada sesama maupun Allah, karena ia Lebih dulu mengasihi kita dengan berkelimpahan. Berkah Dalem.

VALENTINUS UTOMO, S. Pd.

Trainner Motivator and Counselor

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post