Veni Kumala

Veni Kumala, Lahir dibumi Silampari, 12 Agustus 1992. Seorang anak rantau yang menetap di bumi perantauannya, JEMBER. Berangkat dengan bekal tekad dan nekat. Ba...

Selengkapnya
Navigasi Web
KSM, Kisah Kasih Di Bangku Madrasah

KSM, Kisah Kasih Di Bangku Madrasah

#tantangan hari ke-17

****

Sore itu, sepulang dari pembinaan KSM. Aku merasa ada sepasang mata mengawasiku. Risih rasanya. Sesekali aku menoleh kebelakang. Tapi tak pula kutemukan sosok tersebut. Buru-buru ku percepat langkah. Eitsss tiba-tiba kakiku tersandung setangkai ranting tua, yang membuatku nyaris saja terjerambab. Untung saja akal sehatku masih bekerja. Sehingga dengan refleks aku mempertahankan tubuhku yang oleng. "Huft siapa sih yang mengawasiku sedari tadi, gara-gara dia tu, aku hampir saja jatuh. Awas saja kalau ketahuan, ku jotos entar jidad lue". Umpatku dalam hati.

Sesampai diasrama, ku lepas sandal jepit kesayanganku. Cekrekkk si sandal sudah tergembok rapi (selain digembok sandal juga penuh dengan coretan-coretan unfaedah banget. Just one faedah sih, biar orang tahu kalau ntuh sandal milik ai, so jangan sampai kena ghosop lagi), lalu ku letakkan di rak khusus sandal. Saat hendak membuka pintu lemari, mataku melihat sesuatu dibawah daun pintu lemari. Kertas berwarna jingga dan beraroma pine. Aromanya menyeruak memenuhi seluruh penjuru ruangan. Karena penasaran, kuraihlah kertas jingga tersebut. Tertulis disana "Untukmu, gadis jutek yang meluluhkan hatiku". Seketika bergetar tanganku dan jantungpun berdegub kencang. Antara mau membuka atau membuangnya di tong sampah. Penasaran sih, tapi ngeri juga jika ketahuan. Bisa mendadak jadi pengantin yang diarak keseluruh asrama putra dan putri. Wah mau ditaruk dimana ni muka yang benar-benar pas-pasan. Geer sih, tapi ketakutan lebih besar menghantuiku daripada rasa penasaranku.

Dengan perasaan was-was kuserahkan sijingga yang mengeluarkan aroma pine. Membuatku terasa nyaman saat menghirup wanginya. "Ah.... Apa benar itu surat untukku. Masak sih ada yang kirim surat untukku?". Sederat tanya memenuhi rongga kepalaku. Tetap saja rasa takutku tak terkalahkan. Ngebayang konsekuensinya saja sudah membangunkan bulu gidhiku. Jika ternyata ntu surat benar untukku. Jika salahpun tetap juga aku kena imbasnya. Serasa makan buah simalakama saja. Membaca tersiksa, gak dibaca tetap menyiksa.

Uhhhh surat untuk siapakah itu?

Penasaran!,

Nantikan episode selanjutnya ya....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post