Menjahit Kepingan Chemstry Melalui Dunia Virtual
#tantangan hari ke-34
****
Diberi amanah menjadi wali kelas merupakan salah satu tantangan baru bagi saya. Bagaimana tidak, saya yang masih seumur jagung mengajar Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember harus mengemban amanah yang cukup berat menurut saya. Ini berarti membuat saya ekstra belajar bagaimana mendampingi mereka dan menemukan chemistry. Agar proses kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana sesuai yang diharapkan oleh Madrasah. Menemukan dan membentuk chemistry lagi-lagi menuai tantangan. Sejak virus mulai menginfeksi beberapa warga dan Indonesia naik pada level Pandemi. Semua siswa diharuskan belajar dari rumah. Tidak ada tatap muka dan kurangnya komunikasi dua arah membuat chemistry sulit terjalin. Hal ini disebabkan beberapa faktor. Tidak semua siswa memiliki HP android dan atau mengeluh karena orang tua tidak mampu untuk membeli paket data. Faktor lain adalah sejak pemerintah memperbolehkan pondok pesantren melaksanakan kegiatan sebagaimana biasanya, para santri berduyung-duyung untuk menimbah ilmu disana. Beberapa siswa saya disamping bersekolah di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember juga menimbah ilmu di pondok. Adapun peraturan ketat pondok larangan membawa HP.
Beberapa upaya saya coba lakukan agar dapat mendampingi mereka secara maksimal. Zoom meeting menjadi salah satu solusi agar dapat menyapa mereka secara langsung. Namun ini bukanlah solusi terbaik, lagi-lagi terdapat banyak keluhan jika harus menggunakan zoom meeting. Pra sejahtera merupakan kendala paling utama dalam melaksanakan KBM secara daring. Belum lagi ditambah signal yang tidak bersahabat membuat mereka sulit mengakses internet. Dibeberapa wilayah di Kabupaten Jember masih minim signal. Hanya provider tertentu saja yang dapat mengakses internet dengan baik. Aplikasi hijau (Whatsapp) menjadi solusi termudah, menyapa mereka dengan pesan Suara atau mengirimi mereka vidio menjadi salah satu solusi yang saya lakukan untuk dapat menjahit chemistry.
Alhamdulillah upaya membentuk chemistry mulai tercium, terlihat dari beberapa siswa dan siswa sudah tidak sungkan untuk bercerita baik terkait mata pelajaran dan masalah yang mereka hadapi ketika daring maupun hal pribadi mereka. Banyak juga dari mereka mengeluh manja untuk urusan sepele menurut logika orang dewasa namun rumit bagi mereka. Bahkan sampai hal remeh temehpun tak luput dari curhatan mereka. Ada yang mengeluh tidak mendapatkan asupan uang jajan, merasa bosan ndekem dirumah saja, ada juga beberapa siswi yang mengeluh tidak bisa bertemu dengan guru idola mereka (guru idola yang selalu bikin hati meleleh kata mereka). Curhatan-curhatan mereka yang membuat saya belajar menjadi guru sekaligus orang tua yang baik dan bijaksana untuk mereka. Curhatan mereka yang membuat saya hanyut dan larut dalam kenangan ketika saya berseragam putih abu-abu seperti mereka. Ah memang benar kata syair lagu " masa paling indah adalah masa dibangku sekolah". Indah untuk dijalani, indah untuk dikenang dan indah untuk diceritakan. Keindahan membuat hati selalu riang gembira, membuat lekuk bibir terangkat dan menciptakan sebuah garis kebahagiaan, senyuman.
Kini mereka tengah duduk di kelas XII, tak terasa setahun lebih telah kita lewati (sejak kelas XI semester genap menjadi ibu dari mereka). Banyak hal yang telah kita lalui bersama. Banyak pelajaran yang dapat kita petik dari setiap peristiwa yang kita alami. Sebentar lagi kita akan berpisah. Kalian akan menuntaskan mimpi kalian. Ibu tetap disini nak, jika kalian mengalami kebingungan kembali pada ibu, Ibu siap mendongengi kalian agar kalian dapat meniti jalan kembali tanpa rasa bingung menggelayuti. Pun jika kalian belum menemukan teman curhat, telinga dan mata ibu selalu tersedia untuk mendengar dan melihat curhatan kalian, hati ibu masih cukup lapang untuk menampung curhatan kalian. Ibu mohon maaf jika selama ibu menjadi ibu negara di kelas kalian, belum bisa memberi bimbingan terbaik. Ibu Belum menjadi wali kelas sesuai ekspektasi kalian. Akhir pesan "belajar, belajar dan belajarlah karena keseluruhan dari hidup adalah untuk belajar".
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar