#tantangan hari ke-52

****

Hari ini benar-benar diluar ekspektasi. Hari Rabu yang menggebu dan bertepatan dengan Hari Guru Nasional. Aku yang biasanya menulis tantangan dipagi buta, hari ini justru dimalam yang beranjak senyap. Bagaimana tidak, agenda dan dedline yang menumpuk yang tidak memberi kesempatan padaku untuk sekedar mampir dan menulis sepatah kata di gurusiana ini hingga saat mentari beranjak pergi, meninggalkan remang yang mulai menyelimuti malam.

Masih bersyukur, ditengah letih dan kantuk yang mulai menyergap, aku teringat tantangan menulis hari ini belum kutulis. Ku baca agenda dan daftar tulisan yang hendak kutulis. Hari Guru Nasional, seharusnya aku Menulis tentang guru, entah berupa puisi atau jenis tulisan lainnya. Namun semua tidak terlaksana. Aku justru menulis keriwuhanku dihari bersejarah ini, Hari Guru Nasional. Ya meski belum satupun kalimat ungkapan untuk merayakan Hari Guru Nasional kutulis dengan kata yang indah dan bermakna, minimal aku masih bisa mengucapkan sepenggal kalimat "Selamat Hari Guru untuk semua guru di Indonesia. Pengabdianmu untuk bangsa sungguh bermakna, Engkau Pahlawan sepanjang masa".

Hari ini ada beberapa agenda yang harus aku lakukan. Salah satunya adalah bertemu dengan salah satu siswaku yang membutuhkan diriku sebagai gurunya. Seorang guru tidak melulu tentang mentransfer ilmu saja. Namun juga bisa menjadi wadah bagi siswa berkeluh kesah. Mereka sungguh butuh sosok guru untuk mendidiknya. Butuh komunikasi dua arah dan butuh take and give. Alhamdulillah pandemi corona ini benar-benar menyadarkanku tentang arti seorang guru. Pendidikan butuh guru dan bertemu. Tujuan dari pendidikan bukan hanya mencerdaskan, namun menumbuhkan karakter dan berkepribadian baik sesuai nilai -nilai Pancasila. Sejauh ini teknologi belum mampu memenuhi tujuan pendidikan secara utuh.

#25 November 2020, Selamat Hari Guru Nasional