Rizki Istri Sholihah 100
#Tantangan hari ke-14
****
Pernah tidak, ketika hendak mencuci baju atau celana suami, memeriksa setiap kantongnya terlebih dahulu?.
Saya sih tidak pernah. Semua pakaian langsung saya cemplungkan begitu saja ke alat super smart tanpa membuatku meneteskan satu butir keringatpun. Cemplang cemplung, taburkan deterjen, atur timer udah deh. Tinggal tunggu saja tu alat menggiling dan mencampur adukkan setiap pakaian. Dengan ritme yang sudah terprogram. Canggih bukan!.
Setelah saya melakukan survey kecil-kecilan, baik pada mak emak rumahan atau emak-emak nyambi berkarir. Kok rodhok gawat ngono bahasane. Tepatnya sebelum bertanya, saya curhati dulu gitu. "Eh saya kok paling malas yo kalau nyetrika. Kalau kalian bagaimana?". Begitulah cara saya pengen tahu apakah hanya saya saja di dunia ini yang paling gak doyan salah satu bagian penggawean emak- emak dirumah, setrika.
"Yo podho noh, capek punggung duduk lama-lama". "Heem saya Juga paling gak seneng penggawean siji iki". Begitulah respon beberapa emak-emak yang saya curhati mengenai alat yang kurang smart menurut saya, setrika. Ya walaupun sudah banyak mengalami peningkatan beberapa fitur dibanding zamannya emak saya dulu. Kira-kira tahun 90an lah.
Dizaman itu alat setrika belum menggunakan tenaga listrik. Semua dilakukan secara manual. Masih ingat betul, setrika pada zaman tersebut berwarna hitam pekat. Paling-paling hanya gagangnya saja yang berbeda warna. Selebihnya semua sama. Dari corak, motif dan warna. Bahan pemanasnyapun menggunakan arang, baik arang kayu maupun bathok kepala ups kelapa alias tempurung kelapa. Jangan salah ya. Horor tahu kalau pakai bathok kepala beneran. Hi....hi....hi....
Sejak WFH diberlakukan, saya menjelma menjadi sosok istri sholihah 100%. Kalau tidak WFH saya istri sholihah tapi kurang sak ons. Why?. Karena tidak semua pekerjaan rumah saya kerjakan dengan kedua tangan saya sendiri. Melainkan menggunakan beberapa tangan ahli lainnya. Weishhh horang kaya noh. Tidak-tidak, bukan horang kaya tapi macak kaya. Ups. Ya terutama bagian setrika. Dalam seminggu, si abang loundry setrika mengambil barang yang siap disetrika hanya 2 kali saja. Itupun tetap menggunung ya. Weleh....weleh...
Ketika WFH, saya merasa badan bertambah tingkat kemekarannya. Melebar terus. Dan terkadang kehabisan aktifitas. "Mau ngerjakan apalagi ya?. Hemmm satu-satunya pekerjaan rumah yang belum disentuh ya setrikaan. Antara tetap pakai abang loundry apa tangan sendiri ya?" Gelut hatiku. Akhirnya saya coba mengumpulkan segala energi. Menggerakkan jiwa dan raga. Ya, hari ini saya nyetrika. Sepertinya alat satu ini juga sudah rindu berat sama tuannya. Luammma sekali tak tersentuh. Bismillah bisikku lirih. Seolah mencari kekuatan lainnya.
Beberapa helai baju suamipun mulai tersusun rapi. Tiba giliran si batik biru yang mulai terlihat kusam, karena sering digunakan. Seperti biasa, ku betulkan kerah bajunya, kedua lengannya dan terakhir kantong baju. Kujalankanlah setrika unguku. Katanya sih warna janda. Tapi aku suka warna ungu. So, saat hendak menyetrika bagian kantong, ada sesuatu yang mengganjil. "Ah biasa ni suami, kalau habis pakai tissu gak langsung dibuang di tong sampah, malah nyampah dikantong", omelku dalam hati. Kuambillah sesuatu yang menurutku benda tersebut adalah tissu. Taraaaaa selembar kertas berwarna biru. Ada sosok berkaca mata yang penuh wibawa disana. Bapak Ir. H. Djuanda Kartawidjaja. Haaaah yang benar ini, ku kucek kembali kedua penglihatanku, serasa tidak percaya. Ku ulangi beberapa kali. Ya tetap sama. Yeyyyyyy Alhamdulillah teriakku sangat girang. Serasa menemukan harta karun yang bisa dipakai untuk tujuh keturunan saja ekpresiku. Sangking bahagianya. Untung tidak disertai lompat-lompat. Maklumlah sudah memasuki tanggal tua. Menemukan selembar berwarna biru begini serasa mendapat gizi baru. Lumayan bisa buat beli bawang merah ¼, bawang putih ¼, lombok 1 ons, tomat 1 kg, sayur bayam seikat, jagung manis 3 potong dan 1 kg ikan lele. Masih bisa beli kerupuk juga satu toples besar. Hemmmm tukan benar-benar menu perbaikan gizi. Alhamdulillah rezeki istri sholihah 100%.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hem....rezeki nomplok yaaa....harus traktir nih
Ha... Lumayan beli kerupuk uda sama orangnya