Sekotak Berkat Penyambung Hidup Dan Untungnya Berkat Tak Masuk Draf UU
# Tantangan hari ke-9
****
Berkat biasanya diperolah jika tetangga, sanak atau saudara mengadakan tasyakkuran atau selamatan. Hal ini menjadi tradisi di lingkungan masyarakat, khususnya di daerah Jember. "Mboten sae jika tidak memberi berkat". Begitulah pendapat mereka kala itu ku tanyai perihal diharusnya pemberian berkat setelah tasyakkuran. "Mengapa diberi makanan lagi bu, kan mereka sudah makan ditempat?". Nyinyirku kala itu. Saat ku lihat setiap orang yang pulang mereka menentang sebuah kresek atau besek yang didalamnya berisi nasi, lauk pauk, sambal dan lalapan. Bahkan juga disertai sekotak aneka macam kue tradisional. Berkat, begitulah mereka menyebutnya. "Beginilah cara kami menghormati setiap tamu undangan yang hadir mbk", sela seseorang yang belum ku ketahui namanya. "Oh, begitu ya mbk" Balasku dengan nada takut. Takut tidak sopan sama lawan bicara. Karena, menurut kabar yang beredar, orang Jawa selalu santun dalam bertutur. Mereka bahkan memiliki tingkatan bahasa dalam berbicara. Disesuaikan dengan tingkat usia masing-masing. Aku yang saat itu masih baru saja menginjakkan kaki di pulau Jawa, selalu saja merasa khawatir ketika hendak berbicara. Khawatir tidak sopan dan menyinggung perasaan mereka tepatnya.
Berkat, menjadi tradisi yang unik menurutku. Dimana tidak semua daerah melakukan kebiasaan tersebut. Atau mungkin juga ada dibeberapa daerah dengan istilah yang berbeda. Namun sejauh yang ku ketahui, dipulau Jawa khususnya di Jawa Timur lah tradisi ini berkembang dengan kemasan yang semakin menarik dan semakin kekinian. (mohon koreksi jika saya salah berpendapat ya).
Pernah tidak kalian berada pada masa dimana tidak ada makanan yang tersedia ditudung saji, kulkas dan tempat penyimpanan makanan lainnya?
Kalau pernah, berarti kita sama Ha.....
Dalam waktu besamaan, para bapak-bapak mendapat undangan tasyakkuran. Dan kepulangan mereka menjadi sangat kita nantikan. Eits jelas bukan menanti bapaknya, melainkan berkat yang mereka perolah dari acara tersebut. Betul tidak!
Jika betul, yes kita sama lagi ha......
("soal makan saja, pasang badan duluan. Coba kalau suruh kerja bakti, pasti banyak alasan". "Nggak kok, saya rajin ikut kerja bakti, rajin menghabiskan makanannya ha....". "Asal tidak rajin merevisi undang-undang. Yang setelah direvisi, malah justru menimbulkan banyak konflik dan menyengsarakan rakyat") ups keceplosan.
Sini ku kasih berkat saja, biar hati pada adem. Ada yang mau berkat?....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wehh....mauuuu...
tunggu ya mbk. tunggu saya mantu dulu. ha....
Mau bunda..isinya pasti enak. Salam kenal.sala. literasi
so yummy bun. ya salam kenal jega bunda Yenti
Aku mauuu... karena masakanmu enak banget. Tapi dek, emang di lubuklinggau nggak ada berkat?
Gak ada mbk. Klau selamatan pulang bawa tangan kosong tu
Wah jadi malu. Wong malas masak kok bisa masakannya enak mbk