#Tantangan hari ke-8

****

Uhuk....uhuk....uhuk batuknya membuatku semakin runyam. Wooooorr semua yang telah ia telan mengalir keluar bak sungai yang dihujani air berhari-hari. Melimpah kemana-mana. Lambungnya seolah menolak asupan sekecil apapun. Kusodorkan sebotol susu, dia tuntaskan secepat kilat. Secapat itu juga ia memuntahkan apa yang baru saja ia telan. Tak kuasa melihat tubuh mungilnya yang lunglai tak bertenaga. Bak sepotong dahan yang terpangkas dari dahan. Semua energi yang selama ini berlebihpun tak tampak wujudnya. Dia yang selama ini memiliki kekuatan putar 285,95 Mpa, tiba- tiba sirna. Tak tampak pula segurat senyum di pipinya. Pun 2 butir gigi seri yang mengemaskan. Oh.... Peri kecilku, andaikan dapat kutukar uhukmu. Bunda pastilah sangat bersedia. Biarkan bunda saja yang melemah. Biarkan bunda saja yang merasakan semua sakitmu. Biarkan bunda saja yang menderita. Karena deritamu adalah nestapa untukku. Jadi, tolong biarkan aku saja. Pintaku pada sang Maha Kuasa.

Malam kian larut. Uhuknya belum terlihat tanda- tanda menghilangkan diri. Masih betah bertahta ditenggorakan sang Peri kecilku. Semua minyakpun telah kulumuri disekujur tubuh. Semerbak aroma terapi memenuhi tubuhnya yang tak berdaya hingga menyeruak memenuhi ruangan. Wooooooor, tumpah lagi isi lambungnya. Tumpah pula air matanya. Digendong jarik dia minta ditidurkan. Ditidurkan eh minta digendong. Selalu saja begitu. Tidak ada kenyamanan menyertainya. Aku semakin nelangsa, melihatnya terkapar tak berdaya. Ku kuatkan segenap hatiku. Kutahan cairan lakriminasi agar tak tumpah. Ku berjuang mengumpulkan sisa-sisa energiku untuk kusalurkan padanya. Bunda kuat, bunda kuat, bunda. adik juga sangat kuat. Kita bisa melewati ini bersama, bisikku meyakinkannya. Bayang rumah sakitpun mulai menggangguku. Peristiwa 7 bulan silampun menghantuiku Tidak.... Tidak.... Tidak.... Ini tidak akan terjadi. Esok kala mentari memanasi bumi, uhukmupun akan sirna seperti gulita tergantikan cahaya. Dan kamu, peri kecilku akan menari indah dibawah julur hujan yang lain.

Diluar, tetesan hujan tak ada putusnya, seolah ikut memberi energi untuk peri kecilku yang sedang uhuk dan woooor. Sedih sudahlah pasti. Namun ku tak ingin berlarut dalam kesedihan. Karena hanya kita yang bisa menentukan apakah kita harus bersedih atau bahagia. Kita yang memilih. Maka walau dalam keadaan yang kurang baik sekalipun, aku tetap memilih bahagia. Aku harus kuat. Aku harus sehat. Aku bisa. Maka alampun ikut menguatkan tekad kami. Siul cicakpun ikut mendoa. Semua bersinergi, bersatu membangun harapan baru. Sehat yang baru pula.

#

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شَافِيَ إلَّا أَنْتَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقْمًا

Artinya: "ya Tuhanku, Tuhan Manusia, hilangkanlah penyakit. Berikanlah kesembuhan karena kau adalah penyembuh. Tiada yang dapat menyembuhkan penyakit kecuali kau dengan kesembuhan yang tidak menyisakan nyeri".