Verawati

Verawati, lahir di Bekasi pada tanggal 25 Desember 1977 adalah salah seorang guru Akuntansi di Kabupaten Bekasi yang tidak hanya aktif dalam membina murid-murid...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bahagia Yang Sederhana (Tagur-64)

Bahagia Yang Sederhana (Tagur-64)

Bahagia Yang Sederhana

Penulis : Bu Vera

Tempat, suasana, dengan siapa, semua hal tersebut terkadang menjadi ukuran kebahagiaan seseorang saat mengisi liburan.

Ada yang harus pergi jauh dan mencari suasana baru. Ada yang ingin bertemu dengan orang-orang tertentu, ada yang ingin suasana baru dan masih banyak sederet prasyarat untuk merasakan bahagia.

Mungkin tidak semua orang memiliki pemikiran sederhana seperti saya.

Dulu sebelum saya merenung lebih jauh tentang arti kebahagiaan, saya pun masih terjebak dengan persepsi umum seperti itu.

Kini entah apa yang membuat penurunan kriteria kebahagiaan menjadi jauh lebih sederhana.

Bahagia tidak perlu pergi jauh-jauh. Cukup dengan di rumah pun kita bisa bahagia.

Berkumpul dengan orang-orang tercinta. Makan dan minum seadanya, istirahat dan bercengkrama berlama-lama bersama-sama.

Ceritakan apa yang dirasakan dan apa yang diharapkan ke depannya. Semua kegiatan sederhana itu sudah sangat membuat saya bahagia.

Belum lagi duduk di atas balkon dan menulis ekspresi perasaan saya.

Berlama-lama sambil melihat bunga-bunga yang seolah tersenyum ketika saya menyiram mereka. Alhamdulillah. Terimakasih Ya Allah atas segala limpahan rahmat-Mu yang tak terkira.

Kesempatan untuk bisa menikmati indahnya dunia, melihat keluarga tertawa dengan ceria, menikmati langit dan cuaca dari atas rumah dengan lega karena Allah telah menjauhkan hati dari sikap ingin hura-hura dan membuang-buang waktu dengan percuma.

Tidak ada di mana-mana.

Kebahagiaan itu ada di dalam hati kita. Tidak perlu pergi jauh-jauh untuk mencarinya. Tidak usah berdalih mencari suasana baru untuk menemukannya.

Dia ada di rumah. Bersama dengan keluarga kecil kita. Tertawa dan berikan apa yang kita mampu untuk membuat mereka bahagia.

Jangan berikan tuntutan berlebihan ketika kita tahu pasangan kita belum mampu untuk melakukannya.

Syukurilah apa yang ada. Yang Allah berikan kepada keluarga kita, meskipun menurut persepsi orang standar keluarga kita begitu sederhana.

Biarkan saja. Toh kebahagiaan bukan apa yang dilihat orang.

Tapi kebahagiaan itu apa yang kita rasa.

Di sini. Deket di hati. Bukan di tempat yang jauh harus kita mencari-cari.

Dari yang sudah cukup bahagia meskipun liburan hanya di rumah saja.

Bu Vera

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi

05 Mar
Balas

Salam literasi juga ya Bu Dede Saroni... hatur nuhun atas waktunya

05 Mar

Eh maaf pak Dede Saroni maksud saya

05 Mar



search

New Post