Verawati

Verawati, lahir di Bekasi pada tanggal 25 Desember 1977 adalah salah seorang guru Akuntansi di Kabupaten Bekasi yang tidak hanya aktif dalam membina murid-murid...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ikhlas Melepas Yang Tersayang (Tagur-80)

Ikhlas Melepas Yang Tersayang (Tagur-80)

Ikhlas Melepas Yang Tersayang

Penulis : Bunda Nazwa

Beberapa waktu lalu ada sebuah komunitas menulis mengajak saya membuat sebuah buku. Judulnya "Ikhlas Melepas Yang Tersayang".

Judul buku antologi yang satu ini sangat sayang untuk dilewatkan. Judul yang sangat menyentuh dan pastinya setiap penulis akan menguras perasaan melow mereka masing-masing.

Terbayang saat pertama kali mengantar anak saya Nazwa untuk datang ke pondok pesantren Asyifa pada tanggal 11 Juli 2021. Saat itu perpisahan antara dia dan kami sebagai orang tua belum begitu diwarnai rindu yang amat mendalam.

Seiring berjalannya waktu, ketika covid melarang kami sebagai keluarga untuk saling bertemu, setengah tahun kemudian barulah kami bertemu lagi.

Saat berpisah untuk yang kedua kalinya itulah baru terasa begitu berat untuk melepaskan dia yang tersayang untuk berjuang di jalan Allah. Belajar Alquran sambil melatih segala keperluannya secara mandiri.

Berat memang, melepas dia yang tersayang untuk berjuang mengikuti segala aturan demi mempersiapkan bekal hidup di masa depan.

Ikhlas, harus ikhlas menerima segala bentuk peraturan yang diterapkan untuk dia yang tersayang semata-mata untuk melatihnya menjadi manusia yang hidup sesuai dengan ajaran Islam.

Anakku, bukannya ibu kejam dengan mengirimkan dirimu untuk belajar di pesantren. Tapi rasa khawatir ibu terhadap pendidikan di luar pesantren yang sangat minimalis memberikan pondasi agama. Belum lagi pengaruh handphone di sekolah yang memiliki dampak seperti pisau bermata dua.

Biarlah ibu meminta bantuan para ustazah agar memberikan dirimu pemahaman bagaimana hidup berdasarkan Al-Qur'an. Mencoba hidup dengan nilai-nilai Islam yang benar.

Setelah setengah tahun, akhirnya ada juga waktu untuk dirimu pulang ke rumah. Bertemu keluarga dan merubah beberapa sikap yang membuat ayah dan ibu sangat bahagia.

Kesadaranmu untuk membagi waktu, untuk berinteraksi secara patuh kepada ayah ibu dan sederet perubahan akhlak baik itu yang membuat ibu semakin terharu.

Kini dirimu harus pergi lagi untuk menuntut ilmu. Masih dua tahun lebih waktu yang harus kau tempuh.

Ayah dan ibu selalu ikhlas melepasmu ke pondok itu. Tempat belajar dan beribadah yang akan merubah cara pandangmu dalam menjalani hidup.

Kuat. Kuatkan fisik dan mentalmu wahai anakku.

Kelak rasa ikhlas ibu untuk melepasmu akan terbayar dengan kesadaranmu untuk hidup dan berperilaku sesuai dengan apa yang Allah mau.

Harapan Ibu, kirimkan doa mu saat kita sudah tidak lagi bersama-sama, karena doa yang akan diterima oleh Allah, adalah doa anak yang shaliha.

Anakku, ibu akan selalu ikhlas untuk melepasmu dalam menuntut ilmu.

Peluk cium dari jauh

Ibu

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga nandanya sukses ya Bunda. Salam literasi.

21 Mar
Balas

Semoga nandanya sukses ya Bunda. Salam literasi.

21 Mar
Balas

Terimakasih Bu Yeni. Salam literasi juga ya..

21 Mar

Terimakasih Bu Yeni. Salam literasi juga ya..

21 Mar

Keren Bunda. Sukses selalu

21 Mar
Balas

Terimakasih cantik.

21 Mar

Mantap Bu, kita sama, menyerahkan anak kita ke pesantren.

21 Mar
Balas

Alhamdulillah. Kita sama-sama kangen terus ya Bu.

21 Mar



search

New Post