Verawati

Verawati, lahir di Bekasi pada tanggal 25 Desember 1977 adalah salah seorang guru Akuntansi di Kabupaten Bekasi yang tidak hanya aktif dalam membina murid-murid...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jadilah Anak Yang Sholehah (Tagur 40)

Jadilah Anak Yang Sholehah (Tagur 40)

Penulis : Bunda Nazwa Fairuz Zakiya

Entah hanya anak saya saja atau seluruh santri kelas 7 masih bersifat cengeng seperti ini. Setiap hendak ditinggal pulang selalu penuh dengan air mata yang membasahi seluruh wajah hingga kerudungnya tak terasa basah karena air mata.

Berkali-kali bunyi pertanyaan saya apa yang menyebabkan kesedihannya? Apakah tidak betah atau kenapa? Jawabannya adalah sekolah di Asyifa terlalu lelah.

Ya, saya memahami begitu padatnya agenda kegiatan belajar umum dan belajar agama hingga waktu 24 jam terasa masih kurang untuknya. Atau mungkin target terlalu tinggi yang dia buat sehingga nampaknya tidak ada sedikit pun waktu santai kecuali untuk Sabtu siang hingga minggu sore. Minggu sore pun sudah harus bersiap-siap kembali untuk persiapan Senin pagi berikutnya.

Anakku sayang, jika selalu ada tangisan di setiap periode penjemputan, maka kami sebagai orang tua tentu tidak ingin terus menerus membuatmu bersedih. Meskipun begitu besar keinginan hati orang tua untuk melanjutkan anaknya di Asyifa, tapi pemandangan mengharukan yang terlihat di depan mata tentu mampu mengguncang perasaan iba kami sebagai orang tua dan bisa saja kami mencari solusi pendidikan yang tidak membuatmu tersiksa namun tidak memberatkan orang tua.

Pola pembentukan karakter di Asyifa sudah cukup bagus. Namun mengapa pembentukan mental untuk tegar terasa masih lambat? Apakah hanya anak saya yang masih bersifat cengeng atau masih banyak santri lain yang menangis setiap habis dijenguk dan akan ditinggal pulang?

6 Februari 2022, dengan wajah yang ditutup oleh kerudung dia kembali menumpahkan kesedihannya saat kami bertiga akan pamit pulang. Tidak terhitung berapa kali dia mencium tangan saya untuk pamit hingga akhirnya menangis di pelukan. Saya lihat ayahnya pun ikut berkaca-kaca dan matanya merah menahan agar jangan sampai ikut-ikutan terlihat cengeng di mata anaknya.

Tidak ada sedikitpun niat untuk menyiksanya sekalipun kami tahu pukul berapa dia harus tidur, bangun, belajar, makan, menghafal, mencuci, menyetrika dan lain sebagainya, kami masih yakin anak kami mampu membagi waktunya.

Hanya kata "lelah" itu yang menjadi faktor utamanya, dan secara pribadi saya sangat memakluminya.

Sabarlah anakku, lelah ini hanya sementara. Jika dirimu mampu membagi waktu dengan baik, semoga semua aktivitas yang padat itu bisa tidak terasa dan tiba-tiba sudah waktunya liburan itu akan kembali mengumpulkan kita.

Delapan bulan bukan waktu yang singkat untuk membuatmu seharusnya sudah bisa menikmati hari-hari mu di asrama. Seharusnya dengan banyak teman dan sahabat, dirimu semakin ceria dan bersemangat. Ah, mungkin hanya karena ada orang tua mu saja dirimu terlihat begitu cengeng dan ingin ikut bersama kami untuk pulang. Atau jangan-jangan doa kami sebagai orang tua yang masih kurang. Kami harus terus mendoakan agar dirimu diberikan kekuatan, kesabaran, kesehatan dan betah untuk menghabiskan hari-harimu di pondok pesantren. Bahkan ibu sering mendengar banyak pondok pesantren yang santrinya kekurangan makanan. Bersyukurlah jika dirimu tidak mengalami hal demikian.

6 Februari 2022, ketika dirimu kembali ingin pulang, kami bertiga dikagetkan oleh sesosok wajah yang muncul di depan mobil ayah. Ya, ternyata dirimu berlari menyusul kami hanya karena ingin bersalaman dengan ayah untuk yang ke sekian kali.

Dengan nafas terengah-engah sambil membawa piring berwarna biru dirimu berlari menuju dapur. Ketika mobil kami sempat berjalan lambat melewati dapur itu, tiba-tiba ada suara dengan nafas terengah-engah, "Ayah, Salim dulu".

Masya Allah Nak, seberapa kencang dirimu berlari sambil membawa piring kosong itu?

Akhirnya sambil menuju perjalanan pulang kami berfikir mungkin dia ingin selalu berada dekat dengan kedua orang tuanya. Sebaik-baik pendidikan adalah pendidikan yang didampingi dengan belaian kasih sayang orang tua yang dirasakan langsung ketika anak sedang belajar. Seandainya saja saya orang tua yang mampu mendidik hafalan Al-Qur'an nya secara langsung, tentu tidak perlu repot-repot saya meminta pertolongan kepada orang lain.

Segala sesuatu tidak perlu kita sesali. Justru harus kita syukuri. Segala kekurangan segera kita evaluasi. Keputusan untuk menitipkan dirimu kepada orang lain mungkin hanya untuk sementara saja. Toh pada akhirnya ketika masa kuliah dan masa dewasa berikutnya justru dirimu harus siap jika tidak dititipkan kepada siapapun. Semua harus dilakukan secara mandiri dan kami sebagai orang tua hanya bisa mendoakan semoga ketika dirimu mandiri nanti, dirimu tetap menjadi manusia yang berjalan di jalan yang lurus, yaitu berjalan bersama dengan orang-orang yang diridhoi oleh Allah.

Jika dirimu menjadi anak yang sholehah, maka niscaya doamu untuk kami sebagai orang tua akan diterima oleh Allah SWT.

Bukankah nanti setelah tugas kami sebagai manusia sekaligus sebagai orang tua sudah selesai, masih ada 3 hal yang dapat menolong? Yaitu shodaqoh jariyah ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang sholeh/sholehah.

Kami tidak ingin mati dengan sia-sia tanpa ada pertolongan dari siapapun di dunia. Oleh karena itu, mempersiapkan pribadimu menuju pribadi sholehah adalah investasi akhirat buat kami.

Tulisan ini suatu saat akan jadi saksi bahwa setiap anak wajib untuk berbakti kepada orang tuanya yang telah tiada melalui doa-doa. Namun ingatlah, Allah hanya akan menerima doa anak yang sholeh/sholehah saja.

Ditulis tiga hari setelah kunjungan ke-4 ke pondok pesantren Asyifa.

Dari bunda Nazwa Fairuz Zakiya

Bu Vera

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post