Ketika Program Takhasus Telah Usai (Tagur -50)
Penulis : Bunda Nazwa
Entah mengapa setiap postingan foto-foto kegiatan takhasus atau proses percepatan hafalan selalu membuat saya meneteskan air mata.
Entah itu foto anak saya ataupun foto anak-anak orang lain yang ada di situ semuanya terlihat begitu bersemangat sebagai pejuang penghafal Al-Qur'an.
Kenapa foto-foto itu begitu menyentuh?
Karena mereka rela mengorbankan semua zona nyaman yang selama ini mereka dapatkan di rumah masing-masing.
Karena mereka tidak ingin mengecewakan orang tua mereka yang telah bersusah payah membiayai pendidikan mereka di pesantren.
Karena mereka adalah anak-anak pilihan yang memiliki semangat tinggi untuk terus mengisi waktunya dengan menghafalkan ayat demi ayat.
Kadang emosi meningkat manakala sulit sekali untuk mengingat kembali ayat yang dibaca.
Kadang jenuh menyapa mereka, manakala mereka ingat, ternyata masih banyak tugas sekolah yang belum mereka kerjakan.
Berat, sungguh berat hari-hari mereka mencari celah celah waktu untuk beristirahat.
Jangankan bermain HP seperti anak-anak pada umumnya, untuk beristirahat tidur saja mereka masih merasa begitu kurangnya.
Belum lagi untuk urusan makanan serta berbagai keinginan mereka yang terpendam.
Ah, mereka pasti merindukan saat-saat liburan, berkumpul dengan orang-orang tersayang dan sesekali menghabiskan waktu seharian dengan tidur-tiduran.
Taking a rest is a golden moment, begitulah kira-kira keadaan mereka.
Semua yang sedang belajar di pesantren pasti akan merasakan hal yang sama.
Di Asyifa beban berat itu terasa dobel karena target ilmu umum sama beratnya dengan target ilmu agama yang mereka bina.
Wajah-wajah yang nampak dari setiap foto yang tertera adalah wajah-wajah siswa cerdas yang unggul dalam hal bahasa, logika matematika dan sederet potensi-potensi lainnya.
Mata yang bening dan penuh semangat, kacamata yang tebal, ekspresi serius yang terekam kamera. Semua itu mencerminkan bahwa semua siswa memiliki potensi besar dari titik start mereka.
Proses menghafal mereka jarang terekspos ketika hari-hari biasa. Namun untuk kegiatan Tahfiz dan takhasus sepertinya para ustazah mengirimkan berbagai foto-foto untuk menunjukkan semangat juang dan kesungguhan mereka dalam mendidik anak-anak.
Ya, stressing point mereka adalah akhlakul karimah dan kemampuan memiliki koleksi hafalan yang banyak.
Program takhasus terlihat eksklusif dan mereka mampu memberikan kesan bahwa yang dilakukan oleh peserta dan pengajar memang bukan setengah-setengah.
Mereka sungguh-sungguh untuk mencapai target semaksimal yang siswa mampu karena waktu yang dialokasikan hanya sekitar satu minggu.
Setelah program ini usai, anak-anak akan kembali membaur dengan yang lainnya.
Membaur dengan berbagai potensi lain selain kemampuan menghafal.
Mereka akan membaur kembali dengan yang hobby berorganisasi, hobby berbahasa Inggris, hobby fotografi dan berbagai potensi lain akan bersatu kembali dalam satu kelas yang sama.
Setiap anak adalah istimewa dan setiap potensi akan terbaca dengan berbagai cara baik melalui kasat mata ataupun dari berbagai alat test yang biasa digunakan.
25 siswa yang tergabung dalam kegiatan takhasus ini memang istimewa, namun yang perlu ditekankan adalah mereka tidak boleh jumawa atau merasa lebih cepat menghafal dibandingkan dengan teman-teman yang lainnya.
Jadikanlah kegiatan ini sebagai sarana untuk lebih konsentrasi dalam hal beribadah , karena hampir seluruh waktu dihabiskan di mesjid.
Jadilah para siswa yang lebih sholehah dan berakhlak lebih mulia setelah kegiatan takhasus ini telah selesai untuk sementara.
Allah maha tahu betapa berat mereka berusaha untuk menambah progres hafalan dibandingkan dengan teman-teman yang lainnya.
Jangan sampai semua pengorbanan kalian sia-sia hanya karena perasaan sombong karena telah terpilih pada saat seleksinya.
Jangan sampai menjadi orang yang bangkrut, yakni orang-orang yang setelah lelah mengumpulkan pahala lantas tiba-tiba semua pahala tersebut habis tak tersisa karena ulah mereka sebagai manusia.
Sungguh amat rugi mereka yang termasuk orang-orang yang bangkrut itu.
Terkait dengan istilah kebangkrutan ini Rasulullah SAW pernah bersabda:
"Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan salat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi.
Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka." (HR. Muslim No. 4678).
Oleh karena itu, marilah kita sama-sama saling mengingatkan untuk menjadi orang-orang yang beruntung, yaitu orang yang berusaha untuk selalu dekat dengan Allah SWT, dan Allah pun ridha padanya.
Orang beruntung adalah orang-orang yang mau dan patuh mengikuti semua petunjuk-petunjuk yang Allah berikan, maka dipastikan hidup orang-orang yang beruntung ini akan jauh dari rasa takut dan tiada pula mereka akan bersedih hati.
Ditulis saat sedang muhasabah diri sekaligus mengingatkan para peserta takhasus yang sholehah agar pengorbanan mereka selama seminggu ini tidak sia-sia. Tetaplah menjadi pribadi yang rendah hati ketika kembali berkumpul bersama teman-teman yang lainnya.
Untuk para ustazah yang sholehah, ucapan terimakasih tak terhingga karena telah setia menemani sekaligus memotivasi anak-anak kami yang tercinta.
Semoga pengorbanan para ustazah mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Dari orang tua peserta takhasus SMPIT Asyifa Wanareja.
Bunda Nazwa Fairuz Zakiya - Kls. 7 Khadijah
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar