Verawati

Verawati, lahir di Bekasi pada tanggal 25 Desember 1977 adalah salah seorang guru Akuntansi di Kabupaten Bekasi yang tidak hanya aktif dalam membina murid-murid...

Selengkapnya
Navigasi Web
KONSEP BUKU NON FIKSI

KONSEP BUKU NON FIKSI

Resume Pertemuan Ke-15

KONSEP BUKU NON FIKSI

Oleh : Verawati

Belajar menulis pertemuan ke-15 malam ini bersama Ibu Musiin, M.Pd. Beliau adalah alumni kelas belajar menulis gelombang 8 yang mendapat tantangan menulis Prof. Eko Indrajit, dan berhasil menaklukkan tantangan menulis dengan beliau.

Pada awal pemaparannya beliau memberikan motivasi bahwa saat ini beliau telah berhasil mengalahkan ketakutan dari dirinya sendiri. Ketakutan itu ternyata merendahkan potensi diri beliau untuk menulis. Pada kenyataannya jika kita mampu untuk mengalahkan ketakutan pada diri sendiri, maka kita mampu untuk melakukan apa yang awalnya kita fikir kita belum mampu.

Beliau mengatakan bahwa : Ketakutan itu hanya akan menghambat kita untuk berkarya.

Mengapa kita harus menulis?

Ada sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula, judulnya Is There A Book Inside You? karangan Dan Poynter and Mindy Binghom. Dalam buku tersebut dikatakan bahwa setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya.

Berapa ratus purnama telah kita lalui, berapa banyak kejadian entah itu pahit atau manis mengukir perjalanan hidup kita. Jadi, semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak.

Menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis adalah keterampilan yang dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, tidak semudah bergosip .

Justru disitulah tantangan menulis. Ia ada karena setelah melewati berbagai kesulitan. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahirlah perasaan CINTA MENULIS.

Beberapa hal berikut ini yang menjadi alasan mengapa orang cinta menulis :

1. Mewariskan ilmu lewat buku.

2. Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline.

3. Mengembangkan profesi sebagai seorang guru.

4. Mendorong diri sendiri untuk terus belajar.

Nara sumber mengatakan bahwa buku nonfiksi adalah sebuah bentuk buku yang berisi karangan atau tulisan yang sifatnya berupa informasi dan penulisnya memiliki tanggung jawab atas isi kebenaran isi buku tersebut yang diambil dari peristiwa, orang, tempat atau fakta informasi di dalam buku tersebut.

Beberapa contoh-contoh buku nonfiksi antara lain :

1. Buku Pedoman

2. Buku Teks

3. Buku Pelajaran

4. Buku Motivasi

5. Buku Filsafat

6. Buku Sains Populer

7. Kamus

8. Ensiklopedia

10. Biografi

11. Otobigrafi

12. Memoar

Ciri-ciri buku nonfiksi

Buku nonfiksi memiliki ciri-ciri antara lain :

1. Menggunakan Bahasa Yang Baku Atau Formal

2. Menggunakan bahasa yang denotatif.

3. Isi buku berkaitan dengan fakta

4. Tulisan bersifat ilmiah popular

5. Hasil penemuan atau yang sudah ada

Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:

1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit)

Contoh: Buku Pelajaran

2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.

Contoh: Buku Panduan

3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antar bab setara)

Pola yang dipakai oleh narasumber dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah pola ketiga yakni Pola Klaster.

Langkah-langkah penulisan buku nonfiksi

Proses penulisan buku nonfiksi terdiri dari 5 langkah, yakni

1. Pratulis

2. Menulis Draf

3. Merevisi Draf

4. Menyunting Naskah

5. Menerbitkan

Langkah Pertama adalah Pratulis melalui beberapa tahapan antara lain:

1. Menentukan tema

2. Menemukan ide

3. Merencanakan jenis tulisan

4. Mengumpulkan bahan tulisan

5. Bertukar pikiran

6. Menyusun daftar

7. Meriset

8. Membuat Mind Mapping

9. Menyusun kerangka

Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya

1. Pengalaman pribadi

2. Pengalaman orang lain

3. Berita di media massa

4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

5. Imajinasi

6. Mengamati lingkungan

7. Perenungan

8. Membaca buku

9. Survey

10. Wawancara

Oleh karena itulah kita harus selalu terus membaca, dan berpikir kritis. Tujuannya adalah kita bisa menangkap fenomena alam, maupun sosial dengan cerdas.

Bu Musiin sebagai narasumber mengatakan bahwa tema yang beliau angkat di bukunya adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa, mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020

Referensi Buku Non Fiksi

Referensi dapat berasal dari data dan fakta yang beliau peroleh dari literasi di internet.

Selanjutnya beliau menjelaskan bahwa dalam penulisan referensi dapat berasal dari:

1. Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

2. Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;

4. Penemuan yang telah didapatkan.

5. Pemikiran yang telah direnungkan

Tahap berikutnya dalam menulis adalah membuat kerangka. Kerangka buku yang dibuat oleh Ibu Musiin sudah beliau ajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan.

Anatomi dari sebuah buku non fiksi

Berikut ini merupakan anatomi buku nonfiksi.

1. Halaman Judul

2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)

3. Halaman Daftar Isi

4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada

tokoh yang berpengaruh)

5. Halaman Prakata

6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

7. Bagian /Bab

8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)

9. Halaman Glosarium

10. Halaman Daftar Pustaka

11. Halaman Indeks

12. Halaman Tentang Penulis

Penulisan anatomi buku ini menjadi penting karena jika nanti Bapak Ibu mengikuti uji kompetensi sebagai penulis di Lembaga Sertifikasi Profesi Penulis Editor Profesional (LSP PEP), maka anatomi buku tersebut akan ditanyakan.

Menulis Draf

1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas

2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

Merevisi Draf

1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian

2. Memeriksa gambaran besar dari naskah.

Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)

1. Ejaan

2. Tata bahasa

3. Diksi

4. Data dan fakta

5. Legalitas dan norma

Dalam sela-sela belajar ada peserta yang bertanya mengenai P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila), bagaimana agar kita bisa menulis isu yang sedang hangat tersebut? Dengan cerdas Ibu Musiim mengarahkan agar kita memperoleh inspirasi P5 ini dari you tube ataupun dari Platform Merdeka Mengajar.

Selain diberikan arahan agar kita mencari inspirasi, kita juga disarankan agar tidak terlalu menulis banyak mengenai teorinya melainkan implementasinya di lapangan. Menuliskan best practice atau praktik baik di lapangan akan lebih menarik bagi para pembaca.

Ada pula peserta yang menanyakan apakah boleh kita membuat buku dari kumpulan artikel yang sudah kita tulis dalam blog? Jawaban beliau adalah “sangat boleh”.

Tulisan esai atau opini yang bagus berdasarkan ketajaman analisis, pemaparan yang baik dan runtut. Uraian itu juga dilengakapi dengan argumentasi yang kuat dan dalam. Tulisan kita juga harus mudah dipahami oleh pembaca.

Adapula peserta yang bertanya terkait dengan buku-buku praktik yang digunakan oleh siswa. Menurut beliau bahwa buku praktik merupakan buku yang banyak sekali peminatnya, karena jenis buku ini bisa menjadi buku saku yang mudah dan praktis.

Kita bisa memasukkan teori di dalam buku tersebut, namun jangan terlalu banyak. Buku tersebut harus bersifat aplikatif. Jika terlalu banyak teori maka hal tersebut tidak sesuai dengan judul dan tujuan buku tersebut.

Kita bisa menampilkan banyak gambar yang menarik untuk menunjukkan proses praktik. Kita juga bisa menggunakan aplikasi canva ketika membuat buku tersebut supaya menarik.

Intinya adalah dalam buku praktek teorinya sedikit namun dalam dan menimbulkan keingintahuan untuk mencari lebih jauh.

Hal ini bisa disiasati dengan meletakkan barcode yang berisi tautan ke materi yang berkaitan dengan teori.

Demikianlah pembahasan mengenai buku non fiksi yang dapat saya tulis pada kesempatan kali ini. Semoga dapat memotivasi kita semua untuk tidak takut dalam menulis buku non fiksi karena menurut nara sumber ditegaskan bahwa : “Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide tersebut mampu untuk kita tuliskan”

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasan yang keren bunda, semoga bisa melahirkan buku

10 Oct
Balas



search

New Post