Verawati

Verawati, lahir di Bekasi pada tanggal 25 Desember 1977 adalah salah seorang guru Akuntansi di Kabupaten Bekasi yang tidak hanya aktif dalam membina murid-murid...

Selengkapnya
Navigasi Web
Life is a commitment (Tagur -62)

Life is a commitment (Tagur -62)

 

Hidup ini adalah komitmen. Dari waktu ke waktu yang kita lakukan adalah melakukan aktivitas berdasarkan komitmen atau tanggung jawab.

 

Allah telah menciptakan kita dengan memberikan satu buah komitmen atau tanggungjawab yakni "untuk beribadah".

 

Dengan tanggungjawab itu maka seluruh waktu dan aktivitas kita harus didasarkan atas niat "beribadah".

 

Berlanjut kepada aktivitas sebagai seorang Ibu dan sekaligus sebagai seorang istri di rumah. Sepanjang hari dipenuhi oleh tanggung jawab, yakni mengurus anak dan melaksanakan semua tugas sebagai seorang istri. Namun jangan lupa, semua harus dijalani dengan tetap berharap semoga yang dikerjakan itu bernilai ibadah. Karena induk komitmennya adalah kita diciptakan untuk beribadah. 

 

Berlanjut kepada komitmen sebagai seorang guru dimana kita telah dibayar oleh negara untuk mendidik putra-putri sebagian masyarakat agar mereka mendapatkan layanan pendidikan untuk mempersiapkan hard skill dan soft skill mereka agar siap mandiri di kemudian hari.

 

Lagi-lagi komitmen untuk mendidik anak-anak masyarakat ini pun harus kita niatkan sebagai ibadah karena alhamduliah kita diberikan kepercayaan untuk menyadarkan pemikiran anak-anak remaja agar mereka tahu apa tugas dan tanggung jawab mereka sebagai manusia.

 

Ingatkan selalu kepada mereka sekaligus kepada diri kita sendiri juga bahwa hidup ini pada dasarnya adalah berjalan dari satu komitmen ke komitmen lainnya.

 

Semua komitmen berdasarkan dari 1 komitmen awal  ketika kita diberikan kesempatan untuk hidup, yakni "kita diciptakan untuk beribadah"

 

Semua komitmen bermuara pada satu komitmen tersebut.

 

Komitmen memang mahal harganya. Jika kita melanggar sebuah komitmen, maka segala konsekuensi siap-siap akan kita terima.

 

Misalnya saja saya melanggar komitmen sebagai seorang guru, maka pasti ada teguran dari atasan saya langsung.

 

Demikian pula jika melanggar komitmen sebagai seorang istri, maka suami saya pasti akan marah.

 

Jika komitmen terhadap manusia saja dilanggar kita akan dapat konsekuensi, bagaimana jika melanggar komitmen kepada sang pencipta?

 

Konsekuensinya ada yang bisa dirasakan di dunia, dan yang pasti semua konsekuensi pelanggaran akan diberikan di akhirat.

 

Oleh karena itu, mumpung kita masih hidup, marilah kita tunaikan komitmen demi komitmen ini dengan penuh rasa tanggungjawab.

 

Kita latih diri kita untuk Istiqomah dalam menjalankan semua komitmen dalam hidup. Kita harus tahu komitmen kepada siapa yang harus kita tunaikan lebih dahulu?

Tentu komitmen kepada Allah, tapi komitmen kepada manusia lain yang sudah kita ikrarkan juga harus kita tunaikan.

 

Bahkan komitmen kepada diri sendiri pun harus pula kita lakukan juga. Misalnya menulis setiap hari tanpa jeda. 

 

Ya, itu memang sebuah komitmen. 

 

Tapi ingat,   komitmen tersebut harus mengalah dengan komitmen lain yang lebih utama karena kita tahu konsekuensi mana yang lebih berat yang akan kita terima.

 

Taman aster, 3 Maret 2022

 

Yang menjalani hidup dari komitmen satu ke komitmen lainnya.

 

Vera

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post