Membuat Best Practise yang Perlu Dibiasakan
Membuat Best Practise yang Perlu Dibiasakan
Jika kita mendengar kata Best Practise, khususnya untuk kalangan guru, biasanya pegang kepala pusing tujuh keliling. Kenapa? Karena membayangkannya saja sulit, apalagi membuatnya.
sebetulnya, Best Practise ini merupakan wadah bagi guru untuk menuangkan hasil pengajarannya yang paling bagus. Nah, coba bayangkan, dalam setahun, masa sih tidak ada satu pun pengajaran terbaik di kelas. Pastinya ada. Apalagi jika sering berinovasi, pasti lebih dari satu. Nah, best practise inilah ajang untuk menulis pengalaman mengajar dan membaginya dengan rekan pengajar yang lain.
Lalu, apa yang bikin pusing? Yang bikin pusing adalah susunan bakunya, mulai dari pendahuluan, bab 1, bab 2 terus sampai daftar pustaka. Pertanyaannya adalah, kan guru sudah S1 dan S2, jadi terbiasa dong dengan penulisan seperti ini. Tapi kenyataannya, banyak yang menghindar dari tugas semacam ini.
Menurut penulis, hal ini sebetulnya merupakan kegagalan sistematis dari sistem pendidikan kita. Konteks pendidikan masih banyak dipengaruhi oleh bahasa lisan dibanding bahasa tulis. Akibatnya, nalar menulis pelajar menjadi tumpul. Dan hebatnya lagi, setumpul apapun nalar pelajar, ia harus naik kelas terus sampai ke jenjang perguruan tinggi.
Kembali ke topik best practise agar lebih sederhana. Penbuulisan best ptactise merupakan cerminan logika berfikir secara runut seorang guru dalam mendisain pembelajarannya. Di Australia, ini menjadi hal biasa dan sebagai ajang untuk didiskusikan.
Kesimpulannya, untuk menulis best practise, perlu keberanian untuk salah dan dikoreksi. Tapi, setelah sekali best practise dipahami, maka seterusnya guru akan mudah membuatnya. Kenapa? Karena itulah pekerjaan guru, yaitu "Mengajar". Beda dengan buruh pabrik atau tukang ojek. Solusinya? Nikmatilah mengajar dan tulislah pengalaman mengajar terbaik, buatlah foto fotonya,pasti bisa jadi Best Practise.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar