Verawati

Verawati, lahir di Bekasi pada tanggal 25 Desember 1977 adalah salah seorang guru Akuntansi di Kabupaten Bekasi yang tidak hanya aktif dalam membina murid-murid...

Selengkapnya
Navigasi Web
Memupuk Kemampuan Menulis Anak  Sejak Dini (Tagur -79)

Memupuk Kemampuan Menulis Anak Sejak Dini (Tagur -79)

*Memupuk Kemampuan Menulis Anak Sejak Dini*

Penulis : Verawati

Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Itulah kata pepatah.

Saya adalah seorang ibu yang senang menulis. Apakah bisa menularkan kesenangan ini kepada anak-anak?

Seiring dengan perjalanan waktu, ternyata anak-anak bisa kita kondisikan sesuai dengan kebiasaan apa yang sering dilakukan oleh anggota keluarga. Khususnya pengaruh ibu sangat kuat mempengaruhi tumbuh kembang anak.

Hal ini disebabkan anak sudah sejak cikal bakal mereka di dalam kandungan sudah dekat kepada sang ibu. Bahkan kebiasaan saat mengandung mempengaruhi kebiasaan anak setelah mereka tumbuh dan berkembang.

Pada tulisan kali ini izinkanlah saya berbagi mengenai cara menularkan kebiasaan menulis pada anak. Tentu setiap orang tua memiliki cara-cara tersendiri untuk mengembangkan bakat dan potensi anak mereka, tapi pengalaman saya mungkin bisa dijadikan salah satu pertimbangan untuk dicoba.

Pertama-tama libatkan anak kita ketika kita sedang menulis. Biarkan dia ikut mengganggu dan melihat apa yang sering kita lakukan. Tulisan saya sering dibaca keras-keras oleh anak saya karena mereka ada di sebelah saya ketika saya menulis menggunakan laptop.

Ketika anak ada di sebelah kita, cobalah kita kasih kesempatan kepada anak untuk melakukan aktivitas yang sama seperti kita. Tidak usah kita batasi untuk menulis apa. Kita serahkan sepenuhnya kepada anak. Berikan fasilitas menulis di HP, di tablet, di laptop lain atau apa saja device yang ada di rumah.

Ketika kita dan anak sama-sama melakukan kegiatan yang sama, maka mereka akan "anteng" meskipun kadang-kadang bertanya tentang kosakata apa yang mereka tidak tahu. Biarkan saja mereka menulis apa. Biarkan kalimatnya acak-acakan dan tanda bacanya tidak karu-karuan. Toh ketika mereka sudah lelah dan bosan biasanya anak akan meminta kita untuk melihat hasil karyanya. Nah di situlah peran kita sebagai editor amatiran mulai bekerja.

Edit karya anak kita tanpa mengubah sifat alamiah tulisan ciri khas pemikiran seorang anak. Pada saat kita baca akan kita temukan berbagai hal lucu karena tulisan alami gaya anak-anak akan kita temui.

Anak usia kelas rendah (1-2 SD) biasanya hanya mampu menulis selembar atau dua lembar tulisan saja. Biarkan. Biarkan dia beraktivitas sesuai dengan kemampuan maksimal fisiknya. Jika sudah bosan silahkan berhenti. Nanti ketika sedang mood bisa kita arahkan untuk melanjutkan lagi.

Berbeda dengan anak yang sudah cukup dewasa, kita berikan tantangan untuk ikut-ikutan lomba. Kita coba buatkan blog, ikuti pelatihan menulis untuk usia anak-anak, berikan pujian, saran dan masukan atas koleksi tulisan-tulisan yang telah berhasil dia buat.

Setelah produk tulisan sudah cukup banyak, bawa kumpulan tulisan kepada percetakan dan kita keluarkan sedikit biaya khusus untuk mencetak karya anak menjadi buku sederhana. Bisa juga dengan cara kita print dan jilid sendiri. Tapi ke percetakan indi akan lebih membooster semangat anak untuk terus berkarya. Hal ini karena dia akan melihat nama dirinya terukir di halaman depan buku tersebut. Dia bisa menawarkan kepada teman-teman di kelasnya, atau bisa juga memberikannya kepada orang-orang tersayang sebagai sebuah kenang-kenangan.

Bagi anak yang memang sudah punya kemampuan menulis, upaya orang tua untuk terus memotivasi dan menghargai setiap hasil karyanya adalah dorongan luar biasa untuk melahirkan karya-karya selanjutnya.

Anak-anak pada dasarnya adalah sama seperti manusia dewasa, mereka memerlukan motivasi,sarana, dukungan biaya dan berbagai fasilitas menuju ke arah pengembangan dalam hal menulis.

Hal yang paling penting adalah orang tua harus memberikan suri tauladan yang kongkrit dan tidak sekedar menyuruh tanpa memberikan contoh.

Contoh yang paling efektif adalah bertindak sesuai dengan apa yang kita perintahkan.

Dalam Al-Qur'an Allah telah mengatakan bahwa : amat besar kebencian di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.

Kita ingin anak rajin belajar, tapi kita sebagai orang tua tidak rajin untuk belajar.

Membaca tentang bagaimana cara mendidik anak adalah salah satu bentuk kongkrit orang tua mau banyak belajar.

Izinkanlah saya merekomendasikan sebuah buku karya Jamaal Abdur Rahman yang berjudul "Tahapan Mendidik Anak".

Kembali kepada tema cara memotivasi anak untuk menulis, saya sangat percaya bahwa motivasi orang tua untuk menumbuhkembangkan kemampuan menulis anak adalah pondasi kuat untuk memupuk kemampuan literasi.

Tidak perlu kita paksakan anak untuk menjadi seorang penulis, tapi dengan kemampuan menulis yang baik, mereka mau tidak mau akan memiliki kemampuan membaca pula.

Basic skill in our life is reading and writing.

Dua kemampuan ini akan menunjang skill yang lain di masa depan mereka nanti.

Tidak semua orang membaca dapat menulis, tetapi orang yang mampu menulis biasanya memiliki kemampuan membaca yang baik.

Itulah pengalaman yang dapat saya bagi sebagai seorang ibu yang senang menulis.

Hasil-hasil tulisan anak saya yang berumur 11 tahun dapat dilihat dalam tautan http://nazwafairuzzakiya.sasisabu.id/

Ditulis untuk berbagi kepada para Bunda-bunda yang ingin menulis bersama dengan buah hati tercinta.

Dari bunda Habibi dan bunda Nazwa Fairuz Zakiya

Vera

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasan yang luar biasa keren

20 Mar
Balas

Hatur nuhun Bu Mentri. Eh Bu Risma.

20 Mar



search

New Post