Verawati

Verawati, lahir di Bekasi pada tanggal 25 Desember 1977 adalah salah seorang guru Akuntansi di Kabupaten Bekasi yang tidak hanya aktif dalam membina murid-murid...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENULIS BUKU DARI KARYA UMUM

MENULIS BUKU DARI KARYA UMUM

Resume ke-5

MENULIS BUKU DARI KARYA UMUM

Oleh : Verawati, S.Pd, M.Ed

Guru menulis saya malam ini bernama Noraliya Purwa Yunita, M.Pd. Beliau adalah seorang pengajar di SMP Negeri 8 Semarang yang prestasinya tidak kaleng-kaleng.

Sudah 17 buku solo berhasil ditulisnya dan malam ini beliau mengajarkan kepada saya bagaimana mengubah sebuah karya umum yang notabene lebih ilmiah ke dalam naskah buku dengan bahasa yang lebih menarik dan gaya yang lebih popular.

Menulis buku tidak sama seperti halnya menulis KTI, PTK, Tesis dan sederet karya-karya ilmiah lainnya. Bahasa yang kaku dan deretan data yang membuat karya-karya tersebut menjadi kaku adalah sebab musabab mengapa orang kurang tertarik membaca karya-karya ilmiah tersebut.

Karya yang ditulis dengan usaha yang berdarah-darah akhirnya hanya menjadi penghuni di pojokan perpustakaan dan hanya sedikit orang yang membacanya.

Dengan mengubah karya ilmiah ke dalam bentuk buku, tentu akan lebih bermanfaat dan akan semakin banyak pembaca yang akan mengetahui riset yang benar-benar sudah pernah kita lakukan sebelumnya.

Tanpa memperpenjang waktu berikut ini beberapa kutipan yang dapat saya salin mengenai bagaimana cara megubah sebuah tuisan ilmiah menjadi sebuah buku yang lebih menarik :

1. Mengubah Judul.

Biasanya judul karya ilmiah versi buku hanya berfokus pada objek penelitian saja. Oleh karena itu, sebaiknya kita hilangkan materi, subjek, tempat penelitian.

Contohnya:

Judul Tesis: “Pengembangan modul berbasis riset pada materi reaksi redoks untuk meningkatkan keterampilan generik sains siswa kelas X SMA”.

Ketika diubah menjadi judul buku menjadi : “Kiat Menulis Modul Berbasis Riset”.

Coba perhatikan dari contoh judul di atas, objek/fokus penelitian Tesis tersebut terletak pada pengembangan / pembuatan modul.

Oleh karena itu, apabila kita ingin ubah menjadi judul buku, sesuaikan dengan fokus penelitian itu.

Kita tinggal menambahkan kata seperti KIAT, JURUS, STRATEGI, CARA SUKSES atau yang lainnya agar menjadi judul popular.

2. Mengubah Daftar Isi.

Untuk beberapa karya ilmiah, daftar isi biasanya berupa :

BAB 1 Pendahuluan berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah

BAB 2 Landasan teori

Bab 3 Metode penelitian yang berisi rumus-rumus statistika

Bab 4 Hasil dan pembahasan

Bab 5 Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Namun ketika akan diubah menjadi BUKU, daftar isi menjadi : (ikuti pedoman 2W+1H)

Bab 1 (Why) menjelaskan pentingnya modul BERBASIS RISET

Bab 2 ( APA) menjelaskan apa itu modul berbasis riset

Bab 3,4,5, dan seterusnya ( How ) menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, bagaimana hasil pembuatan, bagaimana penerapannya.

Kita boleh juga mengembangkan materi dari bab 2 di KTI.

Misalnya pada bab 2 KTI yang merupakan landasan teori berisi

2.1. Hasil belajar

2.2. Media pembelajaran

2.3. Modul

2.4. Metode pembelajaran

2.5 Pembelajaran berbasis riset

ketika kita akan ubah untuk menjadi buku maka dapat dibuat menjadi beberapa bab yaitu :

Sub bab 2.1. hasil belajar menjadi bab 2 buku misalnya

Bab 2 tentang : TEORI BELAJAR

2.1. Belajar

2.2. Permasalahan dalam pembelajaran

2.3. Hasil belajar dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya

Sub bab 2.2. pada KTI yang masih berbicara tentang kajian pustaka maka dalam buku kita fokuskan bicara tentang media pembelajaran menjadi bab 3 buku

Bab 3 MEDIA PEMBELAJARAN

3.1. Pengertian media

3.2. Jenis media

3.3. Manfaat media

Sub bab 2.3. yang masih bicara tentang kajian pustaka mengenai modul, kita akan ubah menjadi bab 4 buku

Bab 4 MENGENAL MODUL

4.1.Pengertian modul

4.2. Karakteristik modul

4.3.Sistematika modul

4.4. Kelebihan modul

dan seterusnya hingga sub bab dalam bab 2 selesai.

Artinya, jika dalam bab II kajian ilmiah kita mengupas mengenai 5 teori, maka kita akan ubah ke dalam 5 bab tersendiri yang menitikberatkan pada pembicaraan satu persatu teori yang ada di bab II karya ilmiah. Artinya kajian teori yang semula kita gabung ke dalam satu bab yakni bab 2, dalam buku kita pecah-pecah menjadi bab-bab tersendiri.

3. Mengubah Sedikit isi.

Menurut Ibu Noralia yang merupakan nara sumber pada malam ini, dalam mengubah karya ilmiah menjadi buku, penting sekali memperbanyak isi materi variabel bebas.

Kita dapat menentukan perluasan materi tersebut berdasarkan kata kunci judul buku kita.

Dengan kata lain, karya ilmiah yang diubah menjadi buku berarti lebih memperluas isi bacaannya berdasarkan sumber yang relevan.

Misalkan judul : “Implementasi Media stereofoam pembelajaran Organisasi kehidupan untuk meningkatkan kreativitas”, maka yang harus dikembangkan adalah tentang Media (Pengertian, manfaat, jenis), Pembelajaran (materi tentang belajar mengajar), Kreativitas (diberi pengertian dan lainnya).

4. Mengubah Gaya Bahasa Dan Penyajian.

Penting sekali untuk mengubah gaya bahasa karya ilmiah ke dalam gaya bahasa buku.

Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan.

Susunan dan gaya tulisan bebas terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide dan kreativitas masing-masing sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya.

Semakin literatnya penulis maka akan semakin bagus buku yang dia tulis.

Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan.

Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku.

5. Teknik Pengambilan Daftar Pustaka.

Dalam penjelasan narasumber mengenai daftar pustaka dikatakan bahwa : Kita boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e book, atau karya ilmiah lainnya.

Namun sebaiknya kita hindari menggunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dan lain sebagainya

6. Kelemahan dan Kelebihan dari Riset yang telah kita lakukan.

Penting juga dalam buku yang kita tulis tersebut memberikan ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang anda lakukan. Hal ini dimaksudkan agar pembaca yakin bahwa anda benar-benar telah melakukan penelitian tersebut

7. Aturan teknis agar layak terbit.

Agar sebuah karya ilmiah dapat diterbitkan menjadi sebuah buku, maka karya ilmiah yang akan diubah ke dalam versi buku minimal harus terdiri dari 70 halaman format A5, dengan huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan dengan aturan penerbit.

Jadi kesimpulannya :

Membuat buku dari karya ilmiah bukan sekedar hanya mengubah cover dan judul saja sementara isi sama persis dengan KTI yang sudah kita punya.

Jika hanya mengubah cover dan judul saja maka hal tersebut merupakan suatu kesalahan karena akan menjadi self plagiarisme untuk karya kita.

Kita harus mengubahnya sesuai dengan aturan yang ada sehingga KTI versi buku tidak akan sama struktur dan isinya dengan KTI aslinya.

Jadi jangan biarkan tulisan ilmiah yang sudah kita susun dengan perjuangan berdarah -darah itu hanya menjadi jin penunggu di perpustakaan. Mari kita kemas ulang tulisan tersebut agar lebih menarik untuk dibaca.

Mari kita coba.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa ulasannya, informatif bun. Sukses selalu

31 Aug
Balas

Terimakasih banyak ya pak sebelumnya...

01 Sep

Semangat dan lanjutkan.

01 Sep
Balas

Terimakasih banyak ya Bu Lely sebelumnya...

01 Sep



search

New Post