MENULIS PUISI
Resume pertemuan ke-18 Belajar Menulis angkatan ke 27 bersama PGRI
Oleh : Verawati
Pertemuan ke delapan belas malam ini saya belajar menulis puisi bersama narasumber dan moderator yang sama-sama pakar dalam menulis puisi. Mereka adalah Ibu Hasanah dan Pak Dail atau yang biasa dipanggil pak ustad.
Pertama-tama Ibu Hasanah menjelaskan apa yang dimaksud dengan puisi.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yang mana pengertian puisi tersebut menurut seorang sastrawan bernama HB Yassin.
Puisi adalah karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan/pikiran serta tanggapan terhadap sesuatu. Karya sastra puisi terikat oleh rima-irama-matra-larik dan bait.
Selanjutnya narasumber memberikan satu puisi karya seorang pujangga bernama Dr. Nastain.
Dalam remang senja aku teringat
Ketika rasa itu menjelma
Aku terbuai dengan merdu suaramu
Termenung menyaksikan senyum terindah
Sampai menuju suatu arah
Yang membawaku larut dalam resah
Resah memikirkanmu aku terperangah
Pandangan itu membuatku melayang
Hingga pada titik dimana aku sedang tidak mengerti
Mengapa aku seperti ini
Bahwa cinta masih menguasaiku
Rasa ini mengalir tiada henti
Tatapan itu selalu menjadi candu untukku
Tatapan yang menyiratkan sebuah rasa yang tak aku tau
Tapi aku dapat merasakan rasa yang sedang ia rasakan
Semoga ini bukan hanya feeling
Tapi ini nyata dan segera terjadi.
Dulu aku kira kau hanya akan aku jadikan pelampiasan
Tapi sekarang, perasaan itu tumbuh tanpa aku sadari
Dan semoga kau bahagia mendengarnya
Karena saat ini kau…
“Rima” dalam puisi.
Rima adalah bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata untuk memperindah puisi dan menggambarkan perasaan penulisnya.
“Bait” dalam Puisi.
Bait adalah bagian dari teks berirama yang terdiri dari beberapa baris yang tersusun harmonis, menyerupai pengertian paragraf dalam sastra atau tulisan bebas. Bait puisi pujanga Nastain juga kadang 4-5 bahkan 6.
“Irama” dalam puisi.
Irama adalah pengulangan bunyi yang biasanya tersusun rapih dalam sebuah puisi.
“Matra” dalam sebuah puisi.
Matra adalah ukuran banyaknya tekanan irama.
“Larik” dalam puisi.
Larik adalah baris dalam puisi, bisa satu kata, bisa frase, bisa pula sebuah kalimat.
Moderator malam ini selalu berusaha untuk memotivasi para penulis di gelombang 27 ini agar dapat seperti para penulis di gelombang 25-26 yang mampu menyusun sebuah buku antologi dalam satu malam.
Para alumni tersebut kini mendominasi kolom puisi di kompasiana. Mereka adalah Ibu Elmi safridati yang mampu membuat 5-7 puisi dalam satu hari. Ada juga Ibu There yang puisinya slalu pilihan dan nilai tertinggi. Ada juga Pak Sim dan masih banyak lagi para penulis di Kompasiana yang lahir dari alumni BM (Belajar Menulis) asuhan Pak Wijaya Kusuma atau yang biasa dipanggil “Om Jay” ini.
Ibu Hasanah sendiri bukan seorang penulis puisi kaleng-kaleng. Beliau adalah seorang penulis sekaligus seorang pengawas. Bahkan beliau juga merupakan nominator pengawas berprestasi di tingkat nasional.
Ada seorang peserta bernama Ahmad Fathudin dari Bekasi yang menanyakan apakah ada ketentuannya tentang bait-bait puisi, berapa jumlah minimalnya. Selain itu, beliau juga bertanya tentang Apakah dibolehkan ketika membuat puisi huruf terakhir sama semua dari awal sampai akhir.
Terkait dengan pertanyaan tersebut, nara sumber mengatakan bahwa Untuk puisi bebas tidak ada ketentuan tentang bait, Jadi silahkan boleh berapa bait saja. Untuk huruf terakhir yang sama semua hal tersebut dibolehkan karena hal itu akan membuat puisi jadi semakin indah.
Setelah beberapa pertanyaan narasumber memberikan tantangan untuk mulaimembuat puisi dan berikut ini adalah beberapa puisi yang langsung tercipta saat proses belajar semalam.
Langit senja menguning
Sebentar lagi malam menuju ke peraduan
Hari ini tepat tanggal 30 September
Terkenang malam di masa silam
Hari ini semua aktifitas tersusun rapi
Tadi pagi ku titipkan cerita untuk anak bangsa
Sebuah pesan perjuangan dan pengorbanan
Kukobarkan dan kusematkan dalam sebuah cerita
Harusnya kuredupkan mataku di atas pembaringan
Sambil menikmati empuknya kasur di peraduan
Namun..sebuah flyer membuat tersadar
Kalau malam ini aku harus belajar
Menulis puisi indah
Bersama nara sumber ibu Hasanah
Semoga jiwaku yang hampir lelah
Kembali segar dan bergairah.
Salahsatu trik yang diberikan oleh Ibu Hasanah dalam menciptakan puisi adalah adanya rasa suka dulu terhadap puisi. Baru setelah itu kita melihat tips membuat puisi seperti : menentukan tema dan judul, merangkai kata dengan diksi dan rima yg tepat, memakai majas, menentukan bait dan menggunakan imajinasi untk mengembangkannya.
Berikut ini beberapa karya puisi yang tercipta dari para peserta yang hadir :
Perjalanan
Senja temaram torehkan kejinggaan
Syahdu bersujud dalam rintihan
Berharap dosa dosa berguguran
Munajatku kepada sang Maha Esa
Menjadi manusia berakhlak mulia
Manfaat untuk sesama
Beramal ilmiah berilmu amaliyah
Perjalanan ini tidak lah panjang
Tiada yang tahu kapan dia datang
Bak tamu tiada diundang
Pagi malam entah siang
Kau tetap akan bertandang
Laku lampah jauh butuhkan bekal
Sudahkah persiapkan amal ?
Untuk dikeabadian yang kekal
Atau nanti kembali ke asal
Dalam balutan dosa penuh sesal
--------------------------------------------------------
Rasa duka mendorongku bermuhasabah
Dan tidak menyalahkan keadaan
Cinta tak beranjak dari sisimu
Ketika yang lain meninggalkan
Tak ada kebaikan yang sis-sia
Sering ia menjadi cahaya
Yang menarik seseorang dari sumur kegelapan
Dengan namaMu segala yang sulit menjadi mudah
Jangan berpegang pada kenangan yang menyakitkan
Segala luka tak terasa
Semoga ujian cinta bernilai ibadah
Sabar dan keikhlasan itu jalan surge
--------------------------------------------------------------
Om Jay
Aku mengenalmu…
Di persimpangan rindu dan waktu
Darimu aku bisa…
Darimu aku bersuara…
Darimu aku berkaca…
Darimu aku mengerti makna…
Aku adalah butiran pasir yang selalu diterbangkan angin
Yang terkucil diantara bebatuan …
Terinjak waktu dan jaman..
Di hempaskan gelombang dan batu karang..
Kini …
Aku berada di sini ..
Di bawah naunganmu…
Om Jay yang menginspirasi
Kini diri merasa berarti
Jiwa kerdilku kini bangkit kembali
Dengan uluran tangan lembutmu
Yang mengasuh pendidik penjuru negri.
Batam,30 September 22
Astukah Resti Dirindari
Ibu Hasanah memberikan saran bahwa sebaiknya judul diberi tanda tebal sebelum memulai baris pertama puisi. Setelah itu tuliskan nama pengarang tepat di bawah judul puisi.
--------------------------------------------------------
Malam semakin larut
Semangatku tak kunjung surut
Walau kondisi tak menurut
Badan pun butuh diurut
Mataku hampir terpejam
Tuk melepas lelah terpendam
Nikmati suasana malam
Terlelap tak berucap salam
Kurebahkan badan ke kasur
Hempaskan peluh tersungkur
Namun diriku tetap bersyukur
Harapan pun selalu mujur
Buah karya ini kutuliskan
Walaupun tak tahu kan tersampaikan
Pada siapa yang terpahamkan
Dengan apa yang kurasakan
Cianjur, 30 September 2022
Gina Dwi Septiani
-------------------------------------------------
MALAM 30 SEPTEMBER 1965
Malam itu terjadi huruhara di Negara kita
Para Jendral diculik gerakan bersenjata
Mereka gerakan 30 September katanya
Dalam barisan Partai komunis Indonesia
Mereka bergerak tengah malam bagai setan
Mencekam dan membuat siapa saja ketakutan
Yang melawan ditembak dan dimatikan
Diseret bagaikan membawa hewan
Sungguh manusia yang tak punya prikemanusiaan
Disiksa, disilet dan dimasukan ke lobang buaya
Diatasnya ditanami pohon pisang untuk tipuan
Dengan anjing pelacak akhirnya ditemukan
PKI dilarang di NKRI berdasarkan TAP MPR No 25
Namun bahaya latinnya menyebar ke pelosok negeri
Waspada dan jangan lupakan sejarah
Bahwa bangsa ini pernah bersimbah darah
-----------------------------------------------------------
Berikut ini contoh penulisan judul dan nama pengarang yang benar.
Buah Lelah
Karya Gina Dwi Septiani
Malam semakin larut
Semangatku tak kunjung surut
Walau kondisi tak menurut
Badan pun butuh diurut
Mataku hampir terpejam
Tuk melepas lelah terpendam
Nikmati suasana malam
Terlelap tak berucap salam
Kurebahkan badan ke kasur
Hempaskan peluh tersungkur
Namun diriku tetap bersyukur
Harapan pun selalu mujur
Buah karya ini kutuliskan
Walaupun tak tahu kan tersampaikan
Pada siapa yang terpahamkan
Dengan apa yang kurasakan
Cianjur, 30 September 2022
---------------------------------------------------------------
Melepasmu
Karya: Nur Azizah
Rasanya hanya sekejap kita bersama
Bersama dalam lautan sejuta rasa
Rasa yang rekat oleh jalinan cinta
Cinta suci yang tak akan pernah terjeda
Akhirnya tibalah suatu masa
Masa dimana kau harus pergi
Pergi menjauh demi sebuah asa
Asa indah untuk meraih cita-cita
Tak pernah terbayangkan kau akan begitu jauh
Jauh dari jangkauan, mata dan dekapku
Dekapku yang mesti akan kau rindu
Rindu yang kian hari kian menggunung
Terus ku mencoba menata hati
Hati yang tenang dan selalu ikhlas
Ikhlas merapalkan namamu di setiap do’a
Do’a yang takkan putus hingga kita bersama di syurganya
Mataram, 30 September 2022
-----------------------------------------------------------------
Rasa yang Pernah Pudar
Oleh: Rubiana Dewi
Semakin hari semakin mengerti
Bahwa ada satu rasa yang harus terpatri
Satu rasa yang tak seharusnya pudar
Satu rasa yang harus di pagar
Dengan benteng bernama motivasi dan tujuan pasti
Rasa itu lah yang membangkitkan ku
Dari kegelapan
Menuju cahaya gemilangku
Raga boleh lelah
Rasa boleh resah
Tapi semangat harus terasah
Lewati alur juang mesti lemah jangan menyerah
Tapi kita harus menolak kalah
Maju dan melangkah
Gapai mimpi indah
Tapin, 30 September 2022
------------------------------------------------------------
Panggilan Jiwa
Karya: Astukah Resti Dirindari
Langit senja menguning
Sebentar lagi malam menuju ke peraduan
Hari ini tepat tanggal 30 September
Terkenang malam di masa silam
Hari ini semua aktifitas tersusun rapi
Tadi pagi ku titipkan cerita untuk anak bangsa
Sebuah pesan perjuangan dan pengorbanan
Kukobarkan dan kusematkan dalam sebuah cerita
Harusnya kuredupkan mataku di atas pembaringan
Sambil menikmati empuknya kasur di peraduan
Namun..sebuah flyer membuat tersadar
Kalau malam ini aku harus belajar
Menulis puisi indah
Bersama nara sumber ibu Hasanah
Semoga jiwaku yang hampir lelah
Kembali segar dan bergairah.
------------------------------------------------------
Dasar Simbol Wujud
Oleh : Ahmad Kamara, S. Ag
Dimana kita mendengar,
Dimana kita melihat
Disitu suara bunyi
disitu pula suara kenyataan
Nyata zahir kejadian makhluknya
Karena terwujud dari asalnya
Sungguh besar karuniaNya
untuk hambaNya
Kejadian demi kejadian
sudah pasti senangnya
dalam zahir sebagai tubuhnya
tapi makhluk hanya lah perbuatanNya
Firaun dan Qarun tamsilnya
dalam dunia sebagai simbolnya
dalam kenyataan contohnya
dalam hati kehancuranNya.
-----------------------------------------------------------
Separah Apa Dukamu
Oleh : Ummu Syadza
Sanggupkah kita jika harus menjalani seperti Sang Nabi?
Membayangkan perihmya tiada terperi.
Membayangkan sakitnya yang tiada bisa terobati.
Anak serta hartanya tak bisa menemani.
Separah apa luka yang telah kita rasakan?
Bukan tebasan pedang yang menggores badan.
Bukan cacian yang menyayat perasaan.
Tapi mengapa seolah diri yang paling merana dalam kehidupan.
Mari kita bersyukur agar menjadi pribadi yang jauh dari ghuhur
Ujian dan cobaan yang Allah berikan tak lain agar iman kita terukur.
Maka hendaklah kita senantiasa bertafakur.
Tak tergelisahkan oleh pedih yang membuat kita futur.
Duka kita tak sebanding dengan karunia berupa rasa bahagia.
Seberapa lama rasa bahagia menyelimuti hati kita kadang kita bisa lupa.
----------------------------------------------------------------------
Malam tanggal 30 kelas belajar menulis.
Oleh : Ahmad Fatch
Matahari mulai gelap
Aku pun mulai bersiap-siap
Dimulai membuka grup WA
Aku pun harus siap segera
Detik demi detik perasaan riang gembira menyelimuti dalam dada
Karena sebentar lagi lautan ilmu yang dalam seperti Samudra
Aku segera berkemas niatkan semua yang aku punya
Tanpa terasa Jam menunjukkan 18.45
Malam ini tanggal 30 September 2022
Terngiang di telinga saat itu peristiwa 65
Tapi tidak mengapa fokus ku tetap belajar menulis di grup WA
Sedikitpun aku tidak ingin belajar ku terganggu karenanya
Ditemani sang kekasih Kesayangan yang sekarang sudah menjadi istri tercinta
Aku tidak akan terganggu olehnya
Karena Istriku memang tetap mendukung agar aku bisa menyelesaikannya
-------------------------------------------------
Tantangan Guru Zaman Now
Karya : Siti Fatimah
Dunia kini semakin tua
Waktu semakin tak bermakna
Rasanya semua sirna tanpa bekas
Dunia menyatu tak mengenal batas
Teknologi telah menguasai dunia
Hingga siswa tak tahu bagaiman harus beretika
Youtube dan tiktok menjadi panutan
Bacaan kitab suci tersingkirkan
Lalu siapa yang akan meneruskan perjuangan para pahlawan
Jika generasi muda hanya sibuk rebahan
Scroll HP tanpa kenal waktu dan batasan
Saatnya kita bangkit
Wujudkan generasi yang solid
Cerdas berkarekter itu kita
Mengamalkan karakter Pancasila
Semangatlah para guru
Perjuanganmu menentukan nasib bangsamu
Jakarta, 30 September 2022
-------------------------------------------------
Berpisah
Oleh : Ummu Syadza
Rasa duka mendorongku bermuhasabah
Dan tidak menyalahkan keadaan
Cinta tak beranjak dari sisimu
Ketika yang lain meninggalkan
Tak ada kebaikan yang sis-sia
Sering ia menjadi cahaya
Yang menarik seseorang dari sumur kegelapan
Dengan namaMu segala yang sulit menjadi mudah
Jangan berpegang pada kenangan yang menyakitkan
Segala luka tak terasa
Semoga ujian cinta bernilai ibadah
Sabar dan keikhlasan itu jalan surga
-----------------------------------------------------
Sepotong Kertas
By : Rahayu
Sepotong kertas kini menjadi saksi
Ikatan suci tanda perjanjian hidup dan mati
Antara aku dan dia mengikat janji
Dalam mahligai pernikahan yang abadi
Kini genap sudah 15 tahun lamanya saling mengisi
Hidup bersama menjalin kasih
Banyak cobaan dan rintangan terjadi
Tetap setia apapun terjadi
---------------------------------------------------------------
Purnabakti mu
Karya: Fitria Chairiyati
Satu dekade terlewati
Rasanya hanya sekejap hari
Senda gurau mu kini milik diri
Kita takkan bersua lagi
Usia purnabakti mu hari ini
Usia produktif mu terhenti
Dengan sejuta cinta dan cita terselip di sanubari
Para siswa dan alumni yg tak terbilang lagi
Tangis haru dari rekan sejati
Bukti cinta dan kasih terpatri
Dari kami yg kau tinggal pergi
Mengisi purnabakti mu dengan bakti pada Illahi Rabbi
Bekasi, 30 September 2022
----------------------------------------------------------
Waktu Subuh
Karya : Abu Dzakira
Malam itu merdunya suara seruan.
Di malam yang dingin menusuk sampai ke tulang.
Apa itu kidung?...Bukan....
Yang tersentuh hanya orang beriman.
Nikmati senja kala matahari kembali ke tempat peraduan.
Bagiku subuh itu lebih indah karena tenangnya syahdu, dan menawan
Irama kokok ayam saling bersahutan.
Ada apa gerangan?....
Lalu suara panggilan Tuhan pun bersenandung.
Apa itu nyanyian? Bukan....
Banyak manusia tertidur tidak menghiraukan.
Setan berbisik, ayo tidur lagi, tidur lagi, itu bukan suara azan....
Kata hatinya mau bangun.
Setan menepisnya, rayunya lagi.
Ah...itu cuma bunyi pentungan
Kembali ia rebahkan badan di ranjang sendirian.
Si Fulan kesiangan.
Jumat, 30 September 2022
-------------------------------------------------------------------
Aku melangkah tanpa arah tujuan
Hingga impian menjadi suram
Aku berimajinasi seperti elang
Hingga tantangan terlihat ringan
Aku membuang waktu untuk tujuan Hingga pengetahuan tempat luas jaditerang
Aku berhasil menuntut ilmu
Hingga pekerjaan terasa kesenangan
-------------------------------------------------------------
PADA SEBUAH DIAM
Agus Suprayitno
Ruang ini menyimpan sejuta sepi
Menggiring opini pada malam ini
Diam terbekap selimut ketidak pastian
Meski mata memilih terjaga
Namun pikiran tak serta merta lena
Melayang menerbangkan angan
Menyintas kelam untuk rengkuhan impian
; dan diam ini menjadi sumbang
Masihkah ruang ini mengeja sunyi
Sementara serak suara menagih janji
Lumpuhlah harapan diterjang kecewa
Tanpa daya hilang upaya
Tersimbah kehilangan bersama diam sang malam
Pada sebuah kesunyian bias ini tak mampu tertitipkan
Bondowoso, 30 September 2022
Itulah hasil kegiatan belajar puisi yang dapat saya rangkum beserta hasil-hasil karya para penulis yang luar biasa hebat dan penih semangat. Memang belum ada karya saya diantara mereka karena saya sedang kurang bersemangat untuk menciptakan sebuah puisi malam ini. Saya lebih senang untuk membaca puisi-puisi yang bagus dari rekan-rekan lain sambil mencari ide model yang seperti apa yang kelak akan saya pilih.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar