Verawati

Verawati, lahir di Bekasi pada tanggal 25 Desember 1977 adalah salah seorang guru Akuntansi di Kabupaten Bekasi yang tidak hanya aktif dalam membina murid-murid...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENULIS PUISI

MENULIS PUISI

Resume pertemuan ke-18 Belajar Menulis angkatan ke 27 bersama PGRI

Oleh : Verawati

Pertemuan ke delapan belas malam ini saya belajar menulis puisi bersama narasumber dan moderator yang sama-sama pakar dalam menulis puisi. Mereka adalah Ibu Hasanah dan Pak Dail atau yang biasa dipanggil pak ustad.

Pertama-tama Ibu Hasanah menjelaskan apa yang dimaksud dengan puisi.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yang mana pengertian puisi tersebut menurut seorang sastrawan bernama HB Yassin.

Puisi adalah karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan/pikiran serta tanggapan terhadap sesuatu. Karya sastra puisi terikat oleh rima-irama-matra-larik dan bait.

Selanjutnya narasumber memberikan satu puisi karya seorang pujangga bernama Dr. Nastain.

Dalam remang senja aku teringat

Ketika rasa itu menjelma

Aku terbuai dengan merdu suaramu

Termenung menyaksikan senyum terindah

Sampai menuju suatu arah

Yang membawaku larut dalam resah

Resah memikirkanmu aku terperangah

Pandangan itu membuatku melayang

Hingga pada titik dimana aku sedang tidak mengerti

Mengapa aku seperti ini

Bahwa cinta masih menguasaiku

Rasa ini mengalir tiada henti

Tatapan itu selalu menjadi candu untukku

Tatapan yang menyiratkan sebuah rasa yang tak aku tau

Tapi aku dapat merasakan rasa yang sedang ia rasakan

Semoga ini bukan hanya feeling

Tapi ini nyata dan segera terjadi.

Dulu aku kira kau hanya akan aku jadikan pelampiasan

Tapi sekarang, perasaan itu tumbuh tanpa aku sadari

Dan semoga kau bahagia mendengarnya

Karena saat ini kau…

“Rima” dalam puisi.

Rima adalah bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata untuk memperindah puisi dan menggambarkan perasaan penulisnya.

“Bait” dalam Puisi.

Bait adalah bagian dari teks berirama yang terdiri dari beberapa baris yang tersusun harmonis, menyerupai pengertian paragraf dalam sastra atau tulisan bebas. Bait puisi pujanga Nastain juga kadang 4-5 bahkan 6.

“Irama” dalam puisi.

Irama adalah pengulangan bunyi yang biasanya tersusun rapih dalam sebuah puisi.

“Matra” dalam sebuah puisi.

Matra adalah ukuran banyaknya tekanan irama.

“Larik” dalam puisi.

Larik adalah baris dalam puisi, bisa satu kata, bisa frase, bisa pula sebuah kalimat.

Moderator malam ini selalu berusaha untuk memotivasi para penulis di gelombang 27 ini agar dapat seperti para penulis di gelombang 25-26 yang mampu menyusun sebuah buku antologi dalam satu malam.

Para alumni tersebut kini mendominasi kolom puisi di kompasiana. Mereka adalah Ibu Elmi safridati yang mampu membuat 5-7 puisi dalam satu hari. Ada juga Ibu There yang puisinya slalu pilihan dan nilai tertinggi. Ada juga Pak Sim dan masih banyak lagi para penulis di Kompasiana yang lahir dari alumni BM (Belajar Menulis) asuhan Pak Wijaya Kusuma atau yang biasa dipanggil “Om Jay” ini.

Ibu Hasanah sendiri bukan seorang penulis puisi kaleng-kaleng. Beliau adalah seorang penulis sekaligus seorang pengawas. Bahkan beliau juga merupakan nominator pengawas berprestasi di tingkat nasional.

Ada seorang peserta bernama Ahmad Fathudin dari Bekasi yang menanyakan apakah ada ketentuannya tentang bait-bait puisi, berapa jumlah minimalnya. Selain itu, beliau juga bertanya tentang Apakah dibolehkan ketika membuat puisi huruf terakhir sama semua dari awal sampai akhir.

Terkait dengan pertanyaan tersebut, nara sumber mengatakan bahwa Untuk puisi bebas tidak ada ketentuan tentang bait, Jadi silahkan boleh berapa bait saja. Untuk huruf terakhir yang sama semua hal tersebut dibolehkan karena hal itu akan membuat puisi jadi semakin indah.

Setelah beberapa pertanyaan narasumber memberikan tantangan untuk mulaimembuat puisi dan berikut ini adalah beberapa puisi yang langsung tercipta saat proses belajar semalam.

Langit senja menguning

Sebentar lagi malam menuju ke peraduan

Hari ini tepat tanggal 30 September

Terkenang malam di masa silam

Hari ini semua aktifitas tersusun rapi

Tadi pagi ku titipkan cerita untuk anak bangsa

Sebuah pesan perjuangan dan pengorbanan

Kukobarkan dan kusematkan dalam sebuah cerita

Harusnya kuredupkan mataku di atas pembaringan

Sambil menikmati empuknya kasur di peraduan

Namun..sebuah flyer membuat tersadar

Kalau malam ini aku harus belajar

Menulis puisi indah

Bersama nara sumber ibu Hasanah

Semoga jiwaku yang hampir lelah

Kembali segar dan bergairah.

Salahsatu trik yang diberikan oleh Ibu Hasanah dalam menciptakan puisi adalah adanya rasa suka dulu terhadap puisi. Baru setelah itu kita melihat tips membuat puisi seperti : menentukan tema dan judul, merangkai kata dengan diksi dan rima yg tepat, memakai majas, menentukan bait dan menggunakan imajinasi untk mengembangkannya.

Berikut ini beberapa karya puisi yang tercipta dari para peserta yang hadir :

Perjalanan

Senja temaram torehkan kejinggaan

Syahdu bersujud dalam rintihan

Berharap dosa dosa berguguran

Munajatku kepada sang Maha Esa

Menjadi manusia berakhlak mulia

Manfaat untuk sesama

Beramal ilmiah berilmu amaliyah

Perjalanan ini tidak lah panjang

Tiada yang tahu kapan dia datang

Bak tamu tiada diundang

Pagi malam entah siang

Kau tetap akan bertandang

Laku lampah jauh butuhkan bekal

Sudahkah persiapkan amal ?

Untuk dikeabadian yang kekal

Atau nanti kembali ke asal

Dalam balutan dosa penuh sesal

--------------------------------------------------------

Rasa duka mendorongku bermuhasabah

Dan tidak menyalahkan keadaan

Cinta tak beranjak dari sisimu

Ketika yang lain meninggalkan

Tak ada kebaikan yang sis-sia

Sering ia menjadi cahaya

Yang menarik seseorang dari sumur kegelapan

Dengan namaMu segala yang sulit menjadi mudah

Jangan berpegang pada kenangan yang menyakitkan

Segala luka tak terasa

Semoga ujian cinta bernilai ibadah

Sabar dan keikhlasan itu jalan surge

--------------------------------------------------------------

Om Jay

Aku mengenalmu…

Di persimpangan rindu dan waktu

Darimu aku bisa…

Darimu aku bersuara…

Darimu aku berkaca…

Darimu aku mengerti makna…

Aku adalah butiran pasir yang selalu diterbangkan angin

Yang terkucil diantara bebatuan …

Terinjak waktu dan jaman..

Di hempaskan gelombang dan batu karang..

Kini …

Aku berada di sini ..

Di bawah naunganmu…

Om Jay yang menginspirasi

Kini diri merasa berarti

Jiwa kerdilku kini bangkit kembali

Dengan uluran tangan lembutmu

Yang mengasuh pendidik penjuru negri.

Batam,30 September 22

Astukah Resti Dirindari

Ibu Hasanah memberikan saran bahwa sebaiknya judul diberi tanda tebal sebelum memulai baris pertama puisi. Setelah itu tuliskan nama pengarang tepat di bawah judul puisi.

--------------------------------------------------------

Malam semakin larut

Semangatku tak kunjung surut

Walau kondisi tak menurut

Badan pun butuh diurut

Mataku hampir terpejam

Tuk melepas lelah terpendam

Nikmati suasana malam

Terlelap tak berucap salam

Kurebahkan badan ke kasur

Hempaskan peluh tersungkur

Namun diriku tetap bersyukur

Harapan pun selalu mujur

Buah karya ini kutuliskan

Walaupun tak tahu kan tersampaikan

Pada siapa yang terpahamkan

Dengan apa yang kurasakan

Cianjur, 30 September 2022

Gina Dwi Septiani

-------------------------------------------------

MALAM 30 SEPTEMBER 1965

Malam itu terjadi huruhara di Negara kita

Para Jendral diculik gerakan bersenjata

Mereka gerakan 30 September katanya

Dalam barisan Partai komunis Indonesia

Mereka bergerak tengah malam bagai setan

Mencekam dan membuat siapa saja ketakutan

Yang melawan ditembak dan dimatikan

Diseret bagaikan membawa hewan

Sungguh manusia yang tak punya prikemanusiaan

Disiksa, disilet dan dimasukan ke lobang buaya

Diatasnya ditanami pohon pisang untuk tipuan

Dengan anjing pelacak akhirnya ditemukan

PKI dilarang di NKRI berdasarkan TAP MPR No 25

Namun bahaya latinnya menyebar ke pelosok negeri

Waspada dan jangan lupakan sejarah

Bahwa bangsa ini pernah bersimbah darah

-----------------------------------------------------------

Berikut ini contoh penulisan judul dan nama pengarang yang benar.

Buah Lelah

Karya Gina Dwi Septiani

Malam semakin larut

Semangatku tak kunjung surut

Walau kondisi tak menurut

Badan pun butuh diurut

Mataku hampir terpejam

Tuk melepas lelah terpendam

Nikmati suasana malam

Terlelap tak berucap salam

Kurebahkan badan ke kasur

Hempaskan peluh tersungkur

Namun diriku tetap bersyukur

Harapan pun selalu mujur

Buah karya ini kutuliskan

Walaupun tak tahu kan tersampaikan

Pada siapa yang terpahamkan

Dengan apa yang kurasakan

Cianjur, 30 September 2022

---------------------------------------------------------------

Melepasmu

Karya: Nur Azizah

Rasanya hanya sekejap kita bersama

Bersama dalam lautan sejuta rasa

Rasa yang rekat oleh jalinan cinta

Cinta suci yang tak akan pernah terjeda

Akhirnya tibalah suatu masa

Masa dimana kau harus pergi

Pergi menjauh demi sebuah asa

Asa indah untuk meraih cita-cita

Tak pernah terbayangkan kau akan begitu jauh

Jauh dari jangkauan, mata dan dekapku

Dekapku yang mesti akan kau rindu

Rindu yang kian hari kian menggunung

Terus ku mencoba menata hati

Hati yang tenang dan selalu ikhlas

Ikhlas merapalkan namamu di setiap do’a

Do’a yang takkan putus hingga kita bersama di syurganya

Mataram, 30 September 2022

-----------------------------------------------------------------

Rasa yang Pernah Pudar

Oleh: Rubiana Dewi

Semakin hari semakin mengerti

Bahwa ada satu rasa yang harus terpatri

Satu rasa yang tak seharusnya pudar

Satu rasa yang harus di pagar

Dengan benteng bernama motivasi dan tujuan pasti

Rasa itu lah yang membangkitkan ku

Dari kegelapan

Menuju cahaya gemilangku

Raga boleh lelah

Rasa boleh resah

Tapi semangat harus terasah

Lewati alur juang mesti lemah jangan menyerah

Tapi kita harus menolak kalah

Maju dan melangkah

Gapai mimpi indah

Tapin, 30 September 2022

------------------------------------------------------------

Panggilan Jiwa

Karya: Astukah Resti Dirindari

Langit senja menguning

Sebentar lagi malam menuju ke peraduan

Hari ini tepat tanggal 30 September

Terkenang malam di masa silam

Hari ini semua aktifitas tersusun rapi

Tadi pagi ku titipkan cerita untuk anak bangsa

Sebuah pesan perjuangan dan pengorbanan

Kukobarkan dan kusematkan dalam sebuah cerita

Harusnya kuredupkan mataku di atas pembaringan

Sambil menikmati empuknya kasur di peraduan

Namun..sebuah flyer membuat tersadar

Kalau malam ini aku harus belajar

Menulis puisi indah

Bersama nara sumber ibu Hasanah

Semoga jiwaku yang hampir lelah

Kembali segar dan bergairah.

------------------------------------------------------

Dasar Simbol Wujud

Oleh : Ahmad Kamara, S. Ag

Dimana kita mendengar,

Dimana kita melihat

Disitu suara bunyi

disitu pula suara kenyataan

Nyata zahir kejadian makhluknya

Karena terwujud dari asalnya

Sungguh besar karuniaNya

untuk hambaNya

Kejadian demi kejadian

sudah pasti senangnya

dalam zahir sebagai tubuhnya

tapi makhluk hanya lah perbuatanNya

Firaun dan Qarun tamsilnya

dalam dunia sebagai simbolnya

dalam kenyataan contohnya

dalam hati kehancuranNya.

-----------------------------------------------------------

Separah Apa Dukamu

Oleh : Ummu Syadza

Sanggupkah kita jika harus menjalani seperti Sang Nabi?

Membayangkan perihmya tiada terperi.

Membayangkan sakitnya yang tiada bisa terobati.

Anak serta hartanya tak bisa menemani.

Separah apa luka yang telah kita rasakan?

Bukan tebasan pedang yang menggores badan.

Bukan cacian yang menyayat perasaan.

Tapi mengapa seolah diri yang paling merana dalam kehidupan.

Mari kita bersyukur agar menjadi pribadi yang jauh dari ghuhur

Ujian dan cobaan yang Allah berikan tak lain agar iman kita terukur.

Maka hendaklah kita senantiasa bertafakur.

Tak tergelisahkan oleh pedih yang membuat kita futur.

Duka kita tak sebanding dengan karunia berupa rasa bahagia.

Seberapa lama rasa bahagia menyelimuti hati kita kadang kita bisa lupa.

----------------------------------------------------------------------

Malam tanggal 30 kelas belajar menulis.

Oleh : Ahmad Fatch

Matahari mulai gelap

Aku pun mulai bersiap-siap

Dimulai membuka grup WA

Aku pun harus siap segera

Detik demi detik perasaan riang gembira menyelimuti dalam dada

Karena sebentar lagi lautan ilmu yang dalam seperti Samudra

Aku segera berkemas niatkan semua yang aku punya

Tanpa terasa Jam menunjukkan 18.45

Malam ini tanggal 30 September 2022

Terngiang di telinga saat itu peristiwa 65

Tapi tidak mengapa fokus ku tetap belajar menulis di grup WA

Sedikitpun aku tidak ingin belajar ku terganggu karenanya

Ditemani sang kekasih Kesayangan yang sekarang sudah menjadi istri tercinta

Aku tidak akan terganggu olehnya

Karena Istriku memang tetap mendukung agar aku bisa menyelesaikannya

-------------------------------------------------

Tantangan Guru Zaman Now

Karya : Siti Fatimah

Dunia kini semakin tua

Waktu semakin tak bermakna

Rasanya semua sirna tanpa bekas

Dunia menyatu tak mengenal batas

Teknologi telah menguasai dunia

Hingga siswa tak tahu bagaiman harus beretika

Youtube dan tiktok menjadi panutan

Bacaan kitab suci tersingkirkan

Lalu siapa yang akan meneruskan perjuangan para pahlawan

Jika generasi muda hanya sibuk rebahan

Scroll HP tanpa kenal waktu dan batasan

Saatnya kita bangkit

Wujudkan generasi yang solid

Cerdas berkarekter itu kita

Mengamalkan karakter Pancasila

Semangatlah para guru

Perjuanganmu menentukan nasib bangsamu

Jakarta, 30 September 2022

-------------------------------------------------

Berpisah

Oleh : Ummu Syadza

Rasa duka mendorongku bermuhasabah

Dan tidak menyalahkan keadaan

Cinta tak beranjak dari sisimu

Ketika yang lain meninggalkan

Tak ada kebaikan yang sis-sia

Sering ia menjadi cahaya

Yang menarik seseorang dari sumur kegelapan

Dengan namaMu segala yang sulit menjadi mudah

Jangan berpegang pada kenangan yang menyakitkan

Segala luka tak terasa

Semoga ujian cinta bernilai ibadah

Sabar dan keikhlasan itu jalan surga

-----------------------------------------------------

Sepotong Kertas

By : Rahayu

Sepotong kertas kini menjadi saksi

Ikatan suci tanda perjanjian hidup dan mati

Antara aku dan dia mengikat janji

Dalam mahligai pernikahan yang abadi

Kini genap sudah 15 tahun lamanya saling mengisi

Hidup bersama menjalin kasih

Banyak cobaan dan rintangan terjadi

Tetap setia apapun terjadi

---------------------------------------------------------------

Purnabakti mu

Karya: Fitria Chairiyati

Satu dekade terlewati

Rasanya hanya sekejap hari

Senda gurau mu kini milik diri

Kita takkan bersua lagi

Usia purnabakti mu hari ini

Usia produktif mu terhenti

Dengan sejuta cinta dan cita terselip di sanubari

Para siswa dan alumni yg tak terbilang lagi

Tangis haru dari rekan sejati

Bukti cinta dan kasih terpatri

Dari kami yg kau tinggal pergi

Mengisi purnabakti mu dengan bakti pada Illahi Rabbi

Bekasi, 30 September 2022

----------------------------------------------------------

Waktu Subuh

Karya : Abu Dzakira

Malam itu merdunya suara seruan.

Di malam yang dingin menusuk sampai ke tulang.

Apa itu kidung?...Bukan....

Yang tersentuh hanya orang beriman.

Nikmati senja kala matahari kembali ke tempat peraduan.

Bagiku subuh itu lebih indah karena tenangnya syahdu, dan menawan

Irama kokok ayam saling bersahutan.

Ada apa gerangan?....

Lalu suara panggilan Tuhan pun bersenandung.

Apa itu nyanyian? Bukan....

Banyak manusia tertidur tidak menghiraukan.

Setan berbisik, ayo tidur lagi, tidur lagi, itu bukan suara azan....

Kata hatinya mau bangun.

Setan menepisnya, rayunya lagi.

Ah...itu cuma bunyi pentungan

Kembali ia rebahkan badan di ranjang sendirian.

Si Fulan kesiangan.

Jumat, 30 September 2022

-------------------------------------------------------------------

Aku melangkah tanpa arah tujuan

Hingga impian menjadi suram

Aku berimajinasi seperti elang

Hingga tantangan terlihat ringan

Aku membuang waktu untuk tujuan Hingga pengetahuan tempat luas jaditerang

Aku berhasil menuntut ilmu

Hingga pekerjaan terasa kesenangan

-------------------------------------------------------------

PADA SEBUAH DIAM

Agus Suprayitno

Ruang ini menyimpan sejuta sepi

Menggiring opini pada malam ini

Diam terbekap selimut ketidak pastian

Meski mata memilih terjaga

Namun pikiran tak serta merta lena

Melayang menerbangkan angan

Menyintas kelam untuk rengkuhan impian

; dan diam ini menjadi sumbang

Masihkah ruang ini mengeja sunyi

Sementara serak suara menagih janji

Lumpuhlah harapan diterjang kecewa

Tanpa daya hilang upaya

Tersimbah kehilangan bersama diam sang malam

Pada sebuah kesunyian bias ini tak mampu tertitipkan

Bondowoso, 30 September 2022

Itulah hasil kegiatan belajar puisi yang dapat saya rangkum beserta hasil-hasil karya para penulis yang luar biasa hebat dan penih semangat. Memang belum ada karya saya diantara mereka karena saya sedang kurang bersemangat untuk menciptakan sebuah puisi malam ini. Saya lebih senang untuk membaca puisi-puisi yang bagus dari rekan-rekan lain sambil mencari ide model yang seperti apa yang kelak akan saya pilih.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post