Program Takhasus Perlu Biaya Khusus (Tagur -47)
Penulis : Verawati
Bagi para orang tua yang menitipkan anaknya di pondok pesantren, istilah ini mungkin sudah tidak asing lagi. Program ini merupakan upaya percepatan menghafal Al-Qur'an bagi mereka yang dirasakan memiliki potensi menghafal cepat dan mampu mengejar ketertinggalan akademik.
Awalnya anak saya menangis saat kegiatan ini pertama kali dijalani. Dia yang selalu tidak ingin ketinggalan dalam bidang akademik merasa kesulitan jika harus berdiam lama di mesjid, sementara mayoritas siswa belajar di kelas.
Namun lama-kelamaan dia tahu bagaimana mencari solusi untuk mengejar ketertinggalannya tersebut. Dia bertanya kepada kawan-kawannya yang tidak ikut tahasus.
Ketika kami sebagai orang tua bertanya apa ada hal yang perlu kami kirimkan untuk mendukung kegiatan tersebut? jawabannya begitu sederhana yakni dia minta dikirimkan doa saja agar dimudahkan dalam proses menghafalnya.
Mungkin dia juga belum mengetahui jika sebagai orang tua kita diminta juga untuk membantu untuk mendukung kegiatan ini dalam rangka mendukung biaya konsumsi dan biaya pengajar. Terkesan seperti ada dobel biaya konsumsi karena pada dasarnya setiap hari santri telah mendapatkan jatah makan tersendiri.
Lalu hati kecil saya berkata lagi, oh mungkin supaya mereka fokus dalam menghafal dan otak bekerja lebih keras, maka makan juga harus dobel. Mungkin begitu logikanya.
Sebelumnya saya juga tidak tahu mengenai hal ini, karena secara logika, semua kegiatan yang diprogramkan oleh pesantren telah dihitung dalam budget rencana anggaran yang mereka susun. Jadi besaran yang mereka bebankan sudah mencakup kegiatan-kegiatan apa saja yang harus dibiayai.
Jika ada program di luar yang sudah mereka rencanakan dan berpotensi ada tambahan cost, seharusnya program tersebut sekalian saja dimasukkan dalam kegiatan reguler agar support finansialnya sudah teranggarkan dengan baik.
Tapi ya sudahlah, segala sesuatu memang perlu dievaluasi. Kita perlu membangun persepsi yang lebih rasional dan banyak berdiskusi dengan sesama wali santri agar image program takhasus ini memiliki "kebanggaan" tersendiri di hati para santri.
Selain program takhasus yang seperti program "eksklusif" ini (sebab tidak masuk dalam anggaran reguler), ada pula tawaran program lain bernama "bimbel", di program ini wali santri harus menambah biaya lebih banyak. Kontan saja adanya tambahan kegiatan ini berkonsekuensi logis terhadap semakin sibuknya para santri untuk membagi waktu.
Tanpa program tambahan saja kegiatan mereka sudah sedemikian padat, apalagi ditambah dengan tambahan program ini dan itu.
Terdengar juga informasi bahwa materi bimbel lebih tertinggal dibandingkan dengan materi di kelas. Berarti bukan pengayaan tapi malah kemunduran yang dibalut dengan tambahan biaya.
Setiap kemampuan finansial setiap orang tua berbeda-beda dan setiap orang tua punya caranya sendiri untuk mengungkapkan rasa keberatan mereka terhadap program yang ditawarkan.
Untuk type orang tua seperti saya yang biasanya merasa "tidak enak" jika harus menggunakan bahasa langsung, maka saya memilih jalur tulisan untuk mengungkapkan apa yang saya fikirkan.
Saya berharap penyampaian saran melalui tulisan ini akan memunculkan bahasa yang lebih santun dan tidak terkesan menggurui, karena saya yakin,. segala perbedaan pendapat akan dapat diselesaikan dengan baik jika kita sama-sama melakukan tindakan persuasif.
Ditulis setelah baru saja tahu maksud dan tujuan dari program tersebut, oleh salah seorang bunda peserta program takhasus di SMPIT Asyifa wanareja.
Bu Vera
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar