Assalamualaikum Ibu Ustazah yang saya hormati...

Hari ini waktu telpon hanya penuh dengan Isak tangis anak saya..

Tidak banyak yang bisa saya lakukan ketika mendengarkan keluh kesahnya..

Mendengarkan betapa sulitnya dia membagi waktu dan ingin sekali dia memiliki sedikit waktu luang yang sepi untuk memfokuskan hafalan-hafalannya..

Dia sulit menghafal dengan waktu yang sempit dan kondisi ramai..

Tapi dia memerlukan waktu yang cukup dengan tempat yang sepi..

Ibu ustazah yang saya hormati...

Seandainya saya boleh meminta tolong,

Jadilah pengganti diri saya untuk mendengarkan tangisan anak saya selanjutnya, sebab tadi tangisnya terpotong akibat waktu telpon telah habis.

Izinkanlah saya meminjam fisik ibu ustazah agar bisa memeluknya sesaat dan mendengarkan segala keluhannya.

Biar.. biarkan dia menangis agar segala rasa yang membuatnya berat bisa lega barang sesaat.

Ibu ustazah yang terhormat..

Ibu adalah pengganti orang tua di asrama bukan?

Sebagai orang tua kedua, tentu penting untuk mengetahui apa permasalahan utama yang menjadi kendala anak-anak kita.

Saya mohon bantuannya..

Untuk menampung segala keluh kesah anak-anak dan menyampaikannya ke pihak yang lebih berwenang.

Agar tangisan para santri di masa yang akan datang dapat dikurangi...

Agar yayasan ini bisa melakukan evaluasi.

Tentang apa yang seharusnya mereka lakukan.

Ketika  orang tua memberikan masukan.

Terimakasih karena sudah sudi untuk membaca isi hati saya.

Dari orang tua pertama nazwa Fairuz Zakiya.

Yang mempercayakan anaknya kepada ustazah sebagai orang tua kedua di asrama.

Ibu  Vera