Setelah Generasi Z, Anak memasuki Generasi 'A' (Tagur-81)
Setelah Generasi Z, Anak memasuki Generasi "A"
Perkembangan situasi pembelajaran di sekolah, dinamis dari belajar online, PTMT (Pertemuan Tatap Muka Terbatas), sampai ke KBM 100 persen.
Pihak sekolah dengan sekuat tenaga memaksimalkan potensi yang ada. Ada guru yang memakai zoom meeting, ada yang link YouTube, ada yg video pembelajaran, sampai ada pula yang pakai kertas difoto.
Sementara dari sisi siswa beraneka macam respon tugas yang masuk ke guru. Ada yg Perfect, ada yang biasa, ada juga yg cuma asal kirim. Termasuk ada juga yang tidak menginginkan tugas sama sekali.
Tulisan ini bukan untuk melihat guru memberikan tugas dan siswa mengumpulkan tugas. Tapi melihat dari sisi lain tentang orientasi siswa terhadap sekolah dan masa depannya.
Sebagai pengajar, penulis mencoba menanyakan secara random tentang orientasi siswa terhadap sekolah dan masa depannya. Pertanyaan cukup sederhana, " Apa tujuan kamu sekolah dan apa rencana kamu setelah lulus sekolah?" Dari beberapa jawaban siswa, rata rata menjawab pertanyaan di atas dg jawaban yg cukup pragmatis. " Tujuan ke sekolah biar ketemu guru, mengerjakan tugas, dan ngumpulin". " Setelah lulus SMK mau kerja sbil kuliah malam".
Mendengarkan jawaban rata rata siswa semacam itu, penulis kasih gambaran jumlah lulusan SMK yg masih waiting list kerja dan karyawan yg pada di PHK karena perampingan. Penulis juga lanjut dengan pertanyaan, "Skill apa yang mau kau jual? Ngetik lemot, kompetensi kurang, bahasa Inggris ngga bisa." Ada yg nyeletuk "Ya pa, siapa tahu rejeki, yang ngetes ngga teliti, yang ngelamar cuma 1".
Penulis cuma jawab "Bisa. Mungkin bisa". Sambil mengajar penulis mencari info hal yg terkait dengan mode, Isyu terkini, Drakor, tiktok, dll, dan hasilnya, mayoritas nyambung semua.
Jadi kesimpulannya, generasi sekarang banyak tahu nya.Tapi meskipun semua isyu serba tahu, potensi diri dan mau kemana setelah sekolah pada bingung. Makanya dengan nada bercanda penulis menggambarkan generasi sekarang sudah maju ke depan dibanding generasi sebelumnya.
Jika generasi sebelumnya generasi Z, maka generasi sekarang masuk ke generasi A, yaitu Ambyar. Ambyar dalam bahasa Jawa tumpah dan berserakan ke mana mana.
Semangat rendah, instan minded, daya fokus kurang, cepat menyerah, dan suka buang buang waktu. Itu gambaran generasi A. Akar penyebabnya bukan dari belajar online, tapi dari ilmu yg tidak masuk ke otak dan tidak diamalkan. Bahasa lainnya, literasi rendah.
Belajar an sih hanya menggugurkan kewajiban. Ini kolonialisme modern, dan sudah berhasil. Nah, siapkah kita mengubah generasi Ambyar menjadi generasi Mandiri?
Wallahu A'lam bishowab.
Bekasi, 22 Maret 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren buk ulasannya, generasi Ambyar, sangat miris buk generasi sekarang. Belajarnya instan, fokusnya kurang. Ditempat saya juga begitu. Mudah-mudahan ada solusi