Tips Membantu Si Kecil Fokus Menghadapi Ujian (Tagur-75)
*Tips Membantu Si Kecil Fokus Menghadapi Ujian*
Minggu pertama di bulan Maret beberapa sekolah di Indonesia mulai melakukan penilaian tengah semester atau terkadang disebut juga ujian tengah semester.
Bagi mereka yang usia sekolah kelas tinggi misalnya kelas tiga SD dan seterusnya kesadaran belajar mungkin sudah mulai tumbuh. Lantas bagaimana dengan siswa kelas rendah misalnya baru kelas 1 atau kelas 2 SD? Jangankan fokus belajar, terkadang baru disuruh membaca soal-soal saja mereka sudah mulai mengantuk. Maklumlah usia kelas 1 SD masih merasa membaca maupun menulis dengan rapih adalah sebuah masalah besar. Terlebih-lebih jika anak laki-laki, siap-siap saja melihat mereka lebih malas jika dibandingkan dengan anak perempuan.
Menurut para pakar hal ini wajar karena laki-laki baru mulai sadar akan belajar ketika salah satu organ di bagian otak sudah cukup matang. Kondisi paling optimal untuk anak laki-laki adalah saat usia mahasiswa. Begitu kata seorang psikolog Aisyah Dahlan.
Kembali kepada masalah bagaimana cara membuat anak kelas 1 atau 2 SD fokus dalam menghadapi berbagai ujian, baik ujian tengah semester maupun ujian-ujian lainnya. Berikut ini adalah beberapa tindakan yang bisa kita lakukan sebagai orang tua.
Langkah penting yang perlu kita lakukan adalah mencari informasi terkait batasan materi atau kisi-kisi yang akan diujikan. Hal ini bertujuan agar kita sebagai orang tua bisa fokus dalam membimbing si kecil dalam mengingat materi.
Mintalah kisi-kisi materi yang akan diujikan. Biasanya guru sebelum ujian seringkali memberikan kisi-kisi agar siswa fokus untuk mempelajari materi yang akan diujikan. Bahkan sebelum soal ujian diserahkan kepada panitia ujian sekolah, guru biasanya diharapkan membuat kisi-kisi soal terlebih dahulu. Tentu format kisi-kisi yang diberikan kepada panitia ujian sekolah lebih detil dan lengkap.
Jika kita sebagai orang tua sudah memperoleh kisi-kisi yang akan diujikan, cobalah kita susun sebuah pertanyaan yang kira-kira relevan dengan kisi-kisi tersebut.
Misalnya jika bunyi kisi-kisi sebagai berikut:
1. Macam-macam alat musik ritmis.
2. Cara memainkan alat musik ritmis.
3. Gerakan sehari-hari yang dapat dijadikan sebuah tarian.
Dengan informasi tersebut, jika di rumah ada sarana mengetik dan printer akan lebih baik ditulis pertanyaan dengan huruf yang besar-besar lalu diprint. Bunyi soal yang akan kita tanyakan sebisa mungkin mendekati dengan kisi-kisi, misalnya dari kisi-kisi di atas menjadi:
1. Sayang, kamu tahu tidak, apa arti alat musik ritmis? Coba kamu sebutkan beberapa macam alat musik ritmis. Nah, betul, coba tulis jawabannya di samping pertanyaan yang sudah ibu buat ini.
Jika tidak ada laptop dan printer, pertanyaan bisa ditulis di kertas HVS dengan tulisan yang cukup besar.
2. Kamu tahu rebana? Kalau belum tahu ayo kita lihat gambarnya di google. Nah, rebana ini adalah salah satu alat musik ritmis. Coba kamu jelaskan bagaimana cara memainkan alat musik tersebut?
3. Coba kamu bayangkan, gerakan apa yang sehari-hari bisa kita lakukan dan hal itu bisa dijadikan tarian. Coba kamu peragakan.
Jadi semua obrolan kita dengan si kecil kita fokuskan kepada obrolan yang mengarah kepada kisi-kisi.
Tulisan pertanyaan yang kita buat besar-besar tadi bertujuan agar anak mudah untuk membacanya. Tempat menjawab soal juga kita sediakan agar anak belajar menulis.
Tidak perlu butir soal yang sempurna atau harus capek-capek kita membuat soal multiple choice atau pilihan ganda, cukup pertanyaan-pertanyaan essay dengan bantuan kata-kata pengantar yang kita tambahkan secara lisan agar si kecil seolah-olah ngobrol santai dengan kita.
Dengan pola belajar seperti itu, si kecil tidak merasa belajar adalah suasana yang menakutkan, tapi santai karena sambil ngobrol-ngobrol dengan sang ibu atau sang ayah. Cukup salah satu saja yang mengajak ngobrol karena kalau banyak yang ngobrol malah obrolan tidak fokus ke kisi-kisi.
Rata-rata untuk kelas 1 SD soal ulangan sekitar 15-20 soal. Satu hari biasanya hanya terdiri dari satu mata pelajaran yang diujikan.
Manfaat yang kita peroleh dari aktivitas ini antara lain:
Pertama, Quality time antara orang tua dan anak dalam mengobrol yang bermanfaat dan fokus obrolan untuk persiapan ujian.
Kedua, anak kelas 1 SD perlu sering-sering latihan membaca dan menulis. Dengan kita sediakan selembar kertas HVS dengan tulisan yang cukup besar dan titik-titik yang harus diisi, minimal kita alokasikan waktu 1 jam untuk membimbing si kecil belajar membaca dan menulis.
Ingatlah, kemampuan literasi membaca dan menulis sangat penting di masa depan. Jangan sampai sudah menginjak kelas tinggi, tapi kemampuan literasi masih jauh tertinggal.
Ketiga, jaga kondisi belajar si kecil senyaman mungkin. Usahakan setelah pulang sekolah dia istirahat siang yang cukup sehingga pada malam hari cukup energi untuk mulai belajar.
Esok hari ketika dia melihat soal-soal yang ada sudah akrab dengan yang pernah dia pelajari bersama-sama dengan orang tuanya, maka yakinlah si kecil tidak terlalu kesulitan untuk menjawabnya karena masih "hangat" termemori saat ia belajar semalam.
Pernah suatu hari saya bertanya kepada si kecil bagaimana tadi ujiannya? Maka jawaban polosnya berbunyi : soal dari Bu guru sama seperti yang ditanyakan oleh ayah semalam. Dalam hati saya tertawa karena yang ditanyakan oleh ayahnya memang sesuai dengan kisi-kisi dari Bu Guru.
Nah begitulah kira-kira tips dan strategi mendampingi anak kelas rendah menghadapi ujian. Mungkin masih banyak cara-cara lain dari setiap orang tua, tapi cara yang saya lakukan adalah membuat instrumen soal sederhana berbasis kisi-kisi ditambah dengan bumbu-bumbu obrolan dengan si kecil sambil melatih kemampuan membaca dan menulisnya.
Saya yakin hasil tidak pernah mengkhianati proses. Dengan proses yang terencana seperti itu, mudah-mudahan hasil ujian si kecil bisa sesuai harapan. Paling tidak sudah ada 3 hal yang kita dapatkan yakni Quality time, belajar membaca dan belajar menulis.
Tidak pernah ada hal yang sia-sia ketika kita sudah merencanakannya dengan matang dan penuh dengan keikhlasan sebagai orang tua.
Ditulis oleh seorang bunda yang selalu mendampingi si kecil belajar bersama-sama.
Bu Vera
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Salam literasi
Salam ibu Risma . Ibu Mentri kita nih cuma beda nama belakang nya saja
Luar biasa tulisannya bunda Verawati, sehat dan sukses selalu
Terimakasih ibuku yang cantik. Sekedar Berbagi pengalaman ini lagi belajar persiapan uts besok bunda..