Tradisi Sapu Pinggir Jalan di Indramayu

Sebelum dan sesudah lebaran, sudah tradisi di Indramayu dekat sebuah jembatan, warganya berbaris di sisi kiri kanan jalan dengan mengepak-ngepakkan sapu ke sisi jalan. Pemudik biasanya melempar uang recehan atau uang kertas ke arah warga. Warga berebut untuk mengambil uang yang terserak di sisi jalan.

Fenomena tersebut menjadi fenomena umum bagi pemudik yang sering melintas di jalan pantura.

Timbul pertanyaan, apakah warga di sekitar jembatan tidak punya pekerjaan, sehingga harus 'mengemis secara berjamaah' di pinggir jalan ? Apakah perangkat desa tidak malu dengan banyaknya warga yang jadi pengemis? Pertanyaan pertanyaan lain pasti juga bermunculan.

Tapi dilihat dari potensi alamnya, Indramayu memiliki tanah persawahan yang membentang luas. Sawah tadah hujan, karena airnya susah. Menurut penulis, potensi alam yang luas, tidak mesti harus untuk sawah, bisa juga untuk peternakan atau perikanan. Daerah Cirebon marak dengan perikanan atau tambaknya. Daerahnya juga terlihat lebih sejahtera.

Bertahun tahun sudah daerah Indramayu menjadi daerah yang gersang seperti tak terurus. Pilkada yang dilakukan dengan permainan uang yang besar besaran, menjadikan kepala desa yang terpilih menjadi pejabat yang korup.

Solusinya ? Harus ada sekelompok warga yang sadar dan berani pasang badan untuk memajukan potensi daerah Indramayu. Jika daerah Indramayu sudah maju, maka pengemis sapu di pinggir jembatan pasti akan hilang dengan sendirinya.