
Bule Cinta mati Indonesia ( tantangan gurusiana ke 54 )
Tak terasa Indonesia sudah merdeka selama lebih kurang 75 tahun. Merdeka dari penjajah yang menguasai negara kita selama 3,5 abad oleh Hindia Belanda dan 4,5 tahun oleh Jepang. Selama itu pulalah Indonesia mengalami penderitaan lahir dan bathin. Banyak derai air mata yang dikeluarkan oleh ibu pertiwi disamping harta kekayaan yang melimpah ruah dibawa oleh penjajah untuk membangun negaranya. Kita menjadi budak dinegara kita sendiri.
Namun, seiring berjalannya waktu, ditengah tengah penderitaan kita yang dijajah oleh para penjajah, tidak sedikit ternyata simpati dari masyarakat bule itu sendiri. Mereka bahkan rela menentag keluarga dan negaranya demi membela negara kita. Sebut saja mulai dari R.A Kartini yang dibantu oleh teman - teman dari negara Belandanya sehingga mengeluarkan sebuah buku yang sangat terkenal " Habislah gelap timbullah terang". Duo Douwes Dekker, lelaki yang merupakan salah satu tokoh tiga serangkai dan yang satunya lagi yang menuliskan buku “Max Havelaar. Kamu tahu ada dua Douwes Dekker di Indonesia ?
Ya benar. Tokoh Douwes Dekker yang pertama ini memiliki nama asli Eduard Douwes Dekker. Dia lahir di Amsterdam (Belanda), pada 2 Maret 1820 dan meninggal dunia di Ingelheim am Rhein, Jerman, tanggal 19 Februari 1887. Eduard Douwes Dekker ini, adalah orang asli Belanda. Ia sebenarnya masuk dalam golongan yang berkecukupan dan berpendidikan, namun bosan dengan kehidupannya dan ayahnya memutuskan untuk menjadikannya karyawan di perusahaan. Ayahnya yang melihat perubahan dalam diri Eduard, membawanya ke Hindia Belanda (Indonesia).
Douwes Dekker inilah yang dikenal dengan nama Multatuli. Nama ini diambil dari bahasa Latin yang memiliki arti “banyak yang sudah aku derita”. Ia menggunakan nama samaran Multatuli dalam menuliskan buku “Max Havelaar” yang berisi tentang kritik terhadap perilaku buruk yang dilakukan oleh Belanda kepada rakyat Indonesia. Buku yang ditulisnya itu diterbitkan tahun 1860 dan menyebabkan kegemparan, khususnya di kalangan masyarakat dari negaranya, yaitu Belanda.
Tokoh Douwes Dekker yang kedua, memiliki nama asli Dr. Ernest François Eugène Douwes Dekker. Umumnya, ia dikenal dengan nama Ernest Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi. Dia lahir di Pasuruan (Jawa Timur) pada 8 Oktober 1879 dan meninggal dunia di Bandung tanggal 28 Agustus 1950.
Ayah Danudirja memiliki darah Belanda, sedangkan ibunya keturunan dari pasangan antara Jerman-Jawa. Ia bersekolah di Pasuruan, Surabaya, dan Batavia. Selepas kuliah, Danudirja bekerja di Malang. Di tempat bekerjanya inilah, dia sering menyaksikan perlakuan semena – mena terhadap masyarakat pribumi. Dia sering kali berusaha membela hingga akhirnya dikeluarkan dari tempat bekerjanya.
Selain itu, dizaman Indonesia merdeka, ada Bastian, Hobi traveling membawa bule tampan asal Prancis ini ke Indonesia. Pesona Indonesia dan keramahan masyarakatnya, rupanya membuat Bastien jatuh hati dan betah tinggal di tanah air. Bule berusia 29 tahun ini pun mengaku begitu menyukai kuliner Indonesia. Tak cuma itu, sejak tinggal di Indonesia ia punya panggilan baru lho, yakni Mas Bas. Ya, bule tampan ini sangat suka dipanggil Mas Bas. Mas Bas kini aktif mempromosikan Indonesia lewat vlognya yang sudah punya puluhan ribu subscriber.
Kemudian Michael Ruppert, Bule tampan asal Belanda ini pun begitu jatuh hati dengan Indonesia. Hobi traveling membawanya berkeliling 60 negara. Dan salah satu yang ia datangi adalah Indonesia.a pun kagum dengan kebiasaan keluarga muslim di Indonesia yang kerap sholat dan membaca Alquran. Itu pula yang akhirnya membuat Michael tertarik untuk mempelajari Islam hingga memutuskan menjadi mualaf.di Indonesia pula Michael bertemu dengan hijaber cantik asal Medan yang kini telah menjadi istrinya.
Gabriel Bierwith , Bule kocak satu ini juga sangat mencintai Indonesia lho. Hal itu ia buktikan lewat kefasihannya dalam berbahasa Indonesia dan Jawa. Ya, bule asal Amerika Serikat ini sudah sangat lancar berbahasa Indonesia dan Jawa karena sudah tinggal di sini selama 10 tahun.
Kecintaan Gabriel pada Indonesia juga bisa kamu lihat langsung di channel Youtube-nya yang ia beri nama Gondrong Ndeso. Lewat Youtube-nya ia sering membagikan video belajar bahasa Jawa dan Indonesia. Ia juga kerap meng-cover lagu menggunakan bahasa Jawa.
Satu hal unik dilakukan oleh turis asal Norwegia bernama Audun Kvitland. Bule Norway ini begitu mencintai Indonesia semenjak pertama kali ia menginjakkan kakinya di bumi pertiwi ini. Kvitland bahkan sampai mengelilingi hampir seluruh wilayah di Indonesia. Saking cintanya dengan Indonesia yang begitu kaya akan budaya, dan alam yang indah, Kvitland membuat lagu yang berhubungan dengan khas Indonesia. Lagu pertama berjudul “Nasi Padang” yang ia ciptakan karena alasan ia begitu menyukai Nasi Padang yang tentunya kita semua tahu bahwa makanan ini begitu nikmat dan gurih. Dan lagu yang kedua berjudul “Komodo Ping Pong” yang mengangkat tentang Komodo yang merupakan hewan khas Indonesia yang hanya dapat ditemukan di Indonesia.
Matthew Isaac Cohen, warga negara Inggris yang menjadi dalang wayang kulit, bersama putrinya,
Hannah Sita yang akan mengembangkan wayang lewat media digital, karena kecintaannya terhadap wayang.Dan masih banyak lagi sebenarnya pahlawan - pahlawan bule yang mau berkorban utuk kemajuan Indonesia. Tinggal kita para pribumi, apakah kita sudah mencintai Indonesia tempat kita besar sekarang, tempat kita mengenyam pendidikan, dan bumi tempat kita mengembangkan karir dan mencari nafkah ? Mari kita menghargai para pejuang dan pahlawan - pahlawan yang telah berperang dan menjaga negara kita dan melestarikan kebudayaan dan kekayaan negeri kita.
copas dari:https://jabar.tribunnews.com/2018/07/22/cinta-seni-wayang-indonesia-wanita-bule-ini-segera-kembangkan-wayang-lewat-media-digital?page=2
https://travel.dream.co.id/news/5-traveler-bule-ini-jatuh-cinta-berkali-kali-pada-indonesia-1709208.html https://www.liputan1.com/2017/04/25/cinta-indonesia-pria-bule-ini-buat-lagu-nasi-padang-dan-komodo/https://muda.kompas.id/baca/2019/05/17/dua-douwes-dekker-indonesia-tahukah-kamu/
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren ulasannya. Semoga anak Indonesia juga lebih mencintai negerinya sendiri.
Iya bu. Sekarang generasi muda kita agak cenderung mencintai negara lain daripada negara sendiri..
Mantul buk Vera
Thanks pak..