Alkisah di dunia persabunan, lahirlah Handi yang jelek rupa. Dari kalangan yang tidak terkenal.

Banyak para sabun merendahkan beliau. Mencemooh kan ,bahkan tidak dianggap sebagai sabun.

Pada suatu hari sabun LAX sedang melengak lenggok dicatwalk dalam rangka promosi baju baru. Dia begitu angkuhnya berjalan melintasi semua penonton. Tepuk tangan yang meriah diberikan buat seorang LAX.

Begitu pula dengan sabun - sabun lain, berlomba - lomba untuk menampilkan yang terbaik. Semua penonton dilkalangan sabun merasa iri dengan kehadiran sang dive LAX yang sudah melegenda.

Handi yang menonton merasa sedih karena tidak diperbolehkan tampil di catwalk . Padahal dia sudah berdandan sedemikian rupa. Namun panitia melarang karena Handi sudah dicap sebagai sabun kalangan bawah. Tidak selevel dengan LAX, Beauty, Cantik , dll.

Handi tersingkir. Handi tersudut, Handi dengan berurai air mata duduk disudut panggung menyadari penolakan panitia terhadap dirinya.

Maka keluarlah handi dengan penuh kesedihan. Dia merasa menyesal dilahirkan ke dunia persabunan. Dia mengutuk pada ibu yang melahirkannya. Dia berjalan tak tentu tujuan dengan hasrat meleburkan kesedihannya atas penolakan kehadirannya.

Tak terasa, sampailah Handi didaerah kumuh. Dimana daerah itu penuh dengan debu dan kotoran. Bau!. Handi terpana, kenapa ada dunia seperti itu. Sementara ditempat dia tinggal semuanya serba harum dan bersih.

Tak terduga, ditempat kumuh itu dia bertemu dengan seorang manusia. Manusia yang penuh dengan luka. Tak satupun teman yang mau membantu, sehingga manusia itu kehilangan akal untuk mengatasi luka yang dia derita.

Handi yang merasa kasihan mendekati manusia tersebut. Manusia itu heran. Dari sejak dia terluka sampai darahnya mulai mengering, tak satupun yang mau mendekati beliau. Namun Handi berbeda. Dia dengan berani mendekati manusia tersebut.