Ada rasa penasaran ketika pertama kali melihat postingan mbak Tashya dari Maxima di salah satu grup wa tentang pelatihan Coaching for Teacher. Timbul pertanyaan dalam diri saya. Apakah coaching itu? Sebenarnya coaching itu untuk siapa? Apakah coaching hanya diperuntukkan untuk guru? Apa hubungannya kreatifitas siswa dengan coaching?

Rasa penasaran itu akhirnya membawa saya melangkah ke daerah tebet Jakarta tepatnya ke Roemah Djawa tempat pelaksanaan pelatihan coaching pada hari Sabtu, 28 Januari 2017. Pelatihan yang sangat menarik sekali yang sarat dengan teori dan praktik coaching antar sesama peserta. Pelatihan ini diselenggarakan oleh Maxima dengan narasumber bu Iis Susilawati.

Coaching itu apa sih ya? Berdasarkan penjelasan bu Iis Susilawati, coaching adalah proses memfasilitasi coachee/klien/audience untuk mencapai tujuannya dan bisa mengendalikan hidupnya dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang memberdayakan.

Kok sepertinya mirip-mirip dengan consulting yang sama-sama yang menggunakan pertanyaan-pertanyaan? Lalu apa bedanya coaching dengan consulting?

Consulting menitikberatkan pada pemberian nasehat, saran atau rekomendasi yang cukup rinci berdasarkan keahliah seseorang pada bidang tertentu untuk menginformasikan klien apa yang seharusnya dilakukan sementara coaching lebih menitikberatkan pada penemuan jawaban dari dalam diri coachee/klien itu sendiri.

Seorang guru dapat melakukan coaching pada siswanya di sekolah. Dengan melakukan coaching kepada siswa diharapkan nantinya siswa dapat mengatur kehidupannya agar lebih tertata dengan baik dan dapat tercapai apa yang dicita-citakannya. Coaching juga dapat dilakukan kepada teman sejawat. Coaching juga bisa dilakukan kepada diri sendiri (self-coaching).

Demikianlah sekelumit sharing dari saya tentang coaching yang saya ikuti pada pelatihan Coaching for Teacher.