Terimakasih kuucapkan yang sebesar-besarnya kepada kalian. Tak ada yang mampu kami beri kecuali doa dan penghargaan. Semoga kalian selalu sehat, tegar dan sabar. Para tenaga medis di seluruh dunia yang rela berdiri di garis terdepan dalam peperangan kita melawan Covid 19.

Garda tersepan inilah yang paling rawan terinfeksi. Sama seperti kami, kalian juga memiliki keluarga yang dicintai dan mencintai kalian. Demi panggilan tugas dan kemanusiaan merawat yang terinfeksi kalian rela meninggalkan keluarga. Bahkan ada banyak calon dokter yang ikut terjun ke lapangan, sementara sesungguhnya sebagai mahasiswa mereka mendapatkan kemewahan libur. Namun mereka memilih menjadi relawan. Dan masih banyak yang lainnya.

Hidup memang selalu memiliki dua sisinya. Selain mereka, ada juga orang yang bukan manusia. Walau tak dapat membantu mereka, setidaknya jangan memperumit keadaan. Manusia-manusia yang sudah kehilangan hati nurani. Memikirkan diri sendiri dengan keegoisan tingkat dewa. Seperti yang telah saya bahas kemarin.

Kali ini baru saja viral D****l mampu membunuh virus. Eh ada cerita teman barangnya sudah tak ada lagi. Apa guna kamu sehat dan hidup sendirian? Tak perlukah kamu akan orang lain? Bukankah kamu mahkluk sosial?

Ah, aku lupa mungkin hanya wujud saja yang seperti manusia. Baru aku memahami ternyata lebih sulit memanusiakan manusia daripada menjinakkan hewan buas.

Jika kamu memang benar manusia, setidaknya berlakulah seperti manusia. Pada dasarnya semua mahkluk yang bernyawa berhak untuk hidup.