Ingatkah kau awal pertemuan kita? Jika saat ini kita bertemu dan kutanyakan kepadamu secara langsung. Pasti berbagai jawaban akan kuterima. Mungkin akan kau perhalus jika kesan awalnya tak menyenangkan.

Awalnya ada yang malu-malu namun sekarang jadi... Ah, kamu pasti tau jawabnya. Ada juga yang dari awal ingin menunjukkan superioritasnya. Walau dengan gejolak jiwa yang ingin bebas, namun kita bisa melewati masa itu bersama dengan baik. Kekurangan, kesalahan disana sini itu biasa. Tinggal bagaimana kita menyikapi saja.

Layaknya setiap pertemuan, pada akhirnya akan ada perpisahan. Apapun bentuk rasa yang kita miliki selama tiga tahun ini, kita sempurnakan sekarang. Jangan ada benci dan amarah diantara kamu. Jika rasa itu pernah singgah sementara, hapuslah. Jadikan pelajaran berharga di masa depan. Bawalah yang indah saja untuk dikenang.

Jalanmu kedepan masih jauh. Berbagai pelajaran telah kau serap. Pelajaran sekolah pun pelajaran kehidupan. Semoga saja bekal yang kau kumpulkan selama ini cukup untuk menemanimu melangkah. Sehingga tak ada kata penyesalan yang terucap.

Banyak rencana yang sudah kita susun bersama. Banyak cerita yang ingin kita tuangkan bersama. Namun keadaan yang tak memungkinkan untuk mewujudkannya.

Kemanapun akhirnya kakimu melangkah, aku hanya bisa memberi doa untuk mengiring jalanmu selanjutnya. Jika suatu saat yang baik nanti kita bertemu. Lihat dan sapalah aku, ibu guruku.