“Baju baru, Alhamdulillah. ‘Tuk dipakai di hari raya, tak ada pun tak apa-apa, masih ada baju yang lama, Oh ya?”. Kita pasti familiar dengan lirik lagu anak-anak pada tahun sembilan puluhan itu. Dipopulerkan oleh salah satu anggota grup vocal Trio Kwek Kwek yaitu Dea Ananda yang sangat hits pada masanya. Lagu ini menceritakan tentang perayaan Hari Raya Idul Fitri di Indonesia yang dimeriahkan oleh baju baru, ketupat, opor ayam.

Hari raya Idul Fitri sebagai penanda berakhirnya bulan suci Ramadan. Pada hari ini diawali dengan pelaksanaan sholat Idul Fitri secara berjamaah di masjid atau di lapangan. Hal ini sebagai syiar hari raya muslim kepada masyarakat luas. Setelah itu biasanya dilanjutkan dengan saling mengunjungi keluarga dan kerabat. Saling meminta maaf atas segala kesalahan selama berinteraksi.

Berbagai tradisi perayaan Idul Fitri di negara kita ini pada umumnya dimeriahkan oleh beberapa hal berikut :

Fenomena membeli baju baru untuk dipakai saat hari raya inilah yang selalu menarik setiap tahunnya. Seperti sudah menjadi keharusan setiap setahun sekali saat akan lebaran kita harus membeli baju baru. Jika kita sih yang sudah dewasa mungkin saat ini sudah tidak terlalu memiliki keinginan untuk membeli baju baru. Namun berbeda dengan para bocah. Entah karena sudah dibiasakan oleh orang tuanya setiap lebaran membeli baju baru maka hal ini menjadi suatu kebiasaan. Jika tidak dilakukan maka akan terasa ada yang kurang, dan bahkan mereka akan meminta dibelikan baju baru untuk lebaran karena mendengar temannya yang lain sudah membeli baju lebaran.

Tak heran di setiap penghujung bulan Ramadan toko pakaian, supermarket, butik, dan pasar akan diramaikan oleh masyarakat yang beramai-ramai membeli baju baru untuk lebaran. Para pegiat fashion pun setiap tahunnya menyiapkan koleksi baju lebaran dengan tema yang berbeda. Ada yang tema kaftan, gamis, dress dan jenis pakaian muslim lainnya. Dan jika kita amati, pada saat bulan Ramadan memang bulan yang penuh berkah, di mana bagi para karyawan atau pekerja menjelang hari raya biasanya akan mendapatkan tunjangan hari raya. Biasanya kita sebut dengan THR. Nilai THR ini pada umumnya setara dengan satu kali gaji pokok yang kita dapatkan setiap bulannya. Di saat masyarakat mendapat keberkahan limpahan rejeki inilah dirasa saat yang tepat untuk memenuhi berbagai kebutuhan termasuk diantaranya kebutuhan sandang.

Ternyata tradisi membeli baju baru saat lebaran ini telah berlangsung di Indonesia ini sejak lama lho. Dilansir dari artikel Islam Kita, dalam buku Sejarah Nasional Indonesia karya Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto diceritakan kalau tradisi ini sudah dimulai sejak era kesultanan Banten. Pada saat itu, masyarakat kerajaan menyemarakan datangnya hari raya Idul Fitri dengan cara bersama-sama beli baju baru.

Lalu tak hanya di Banten, masyarakat di kerajaan Mataram Baru di Jogyakarta yang mayoritas beragama Islam juga punya tradisi yang sama. Saat Ramadhan berakhir, orang-orang bersiap menyambut datangnya bulan Syawal dengan baju baru. Selain memakai baju baru, masyarakat Mataram juga melakukan takbiran keliling sambil membawa obor. Sejak saat itu, muncul tradisi takbiran keliling yang mirip dengan sekarang.

Sebenarnya tidak ada keharusan atau kewajiban dari agama kita untuk memakai baju baru saat hari raya Idul Fitri. Namun, ada beberapa panduan dari Rasulullah SAW mengenai sunnah-sunnah pada saat hari raya.

"Diriwayatkan dari Al-Hasan bin Ali RA, ia berkata, ‘Rasulullah SAW telah memerintahkan kami pada dua hari raya agar memakai pakaian terbaik yang kami temukan."(HR Al-Baihaqi dan Al-Hakim).

Dari riwayat ini Rasulullah SAW menganjurkan kita untuk memakai pakaian terbaik yang kita miliki. Terbaik tidak harus selalu baru namun dapat kita artikan sebagai pakaian yang paling kita sukai, yang paling bagus diantara pakaian yang kita miliki. Lalu tidak harus baru yang penting bersih, menutup aurat, dan sesuai dengan nilai-nilai syar’i dalam berpakaian.

Namun jika dirasa mampu untuk membeli baju baru sebagai baju terbaiknya ya, tidak mengapa selama baju baru itu tidak berlebihan dan tidak dijadikannya sebagai ajang pamer (riya) untuk menunjukkan kesombongan. Hendaknya baju baru itu dijadikan sebagai simbol pribadi diri kita yang baru, pribadi yang lebih taat setelah selama satu bulan penuh dilatih untuk taat beribadah kepada Alloh SWT. Pribadi muslim yang baru yang lebih baik dari sebelum Ramadan.

Sejatinya memakai pakaian terbaik pada saat hari raya ini sangat dianjurkan, mubah hukumnya dan merupakan manifestasi rasa syukur kita kepada Alloh SWT karena telah melaksanakan ibadah puasa satu bulan penuh di bulan suci Ramadan. Serta sebagai upaya kita untuk memuliakan hari raya dan memuliakan sanak saudara keluarga dan kerabat yang kita temui. Jadi, anda tim baju baru atau tim baju terbaik yang ada dalam lemari saja?