Saya selalu antusias jika ada yang mengajak belajar bersama. Jadi ketika ada guru yang menghubungi untuk maksud itu, saya setujui walaupun sebenarnya kegiatan saya sedang padat.Kami menyepakati bertemu secara virtual melalui Google Meet. Kurang lebih pukul 7 ruangan sudah saya buka. Tak lama Bu Ituk pun masuk. Disusul Bu Rihana, Pak Arfandi dan Bu Mamik.Saya salut dengan Pak Arfandi dan Bu Mamik yang sampai ke sekolah demi jaringan stabil. Ini malam Jumat padahal. Membayangkan hal-hal mistis membuat saya gagal fokus.Satu persatu berlatih dan saling mengomentari. Awalnya mereka tampak enggan untuk memberikan masukan pada temannya. Mungkin karena pengaruh budaya yang membuat mereka sungkan berbicara yang 'tidak mengenakkan '. Namun saya mendorong mereka untuk mau terbuka dan saling belajar. Saya mengibaratkan bercermin. Pasti ada bagian tubuh kita tidak tampak di cermin. Kita butuh orang lain untuk melihat bagian tersebut. Hal itu terjadi juga dalam kehidupan profesional. Guru yang sudah memiliki jam terbang cukup bukan berarti dia telah sempurna sebagai guru. Dia kudu tetap belajar agar mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan teknologi. Selalu ada yang baru di sekitar kita.Agar bekal membimbing siswa cukup, para guru tidak boleh berhenti di satu titik. Terus bergerak dan membuka diri dan ruang kelas untuk perbaikan. Dengan cara itu, saya yakin guru lebih mampu memfasilitasi pembelajaran sesuai kebutuhan siswanya.Sesi belajar kami berlangsung seru. Tak terasa dua jam lebih kami berdiskusi secara virtual. Saya banyak belajar dari mereka. Semoga semangat itu terus menyala.

#keeplearning#positivevirus#Bismillahwriteeveryday