Vivit Eka Damayanti

Saya pernah jadi guru Bahasa Inggris di SMAN 1 Ketapang, Sampang. Hobi saya membaca, terutama novel bergenre romantis dan belajar menulis. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Malaikat Pelindung

Malaikat Pelindung

Malam makin larut, Mbah Sarno belum bisa tidur. Sedari tadi mata tuanya memandangi istrinya yang sedang sakit. Mbah Sarni sudah tiga hari demam tinggi tapi dia belum dibawa ke dokter. Penyebabnya Mbah Sarno tidak memiliki uang sama sekali.Suara batuk Mbah Sarni membuat Mbah Sarno makin kuatir. "Ayo ke Pak Mantri saja, Mbok," ajaknya."Gak usah, Pak. Nanti juga aku sehat lagi. Maklum tubuhku makin tua, jadi makin sering begini." Sesekali suara batuk Mbah Sarni terdengar."Maafkan aku, Mbok. Seharusnya dari kemarin aku mengajakmu periksa. Panasmu masih naik turun." Mbah Sarno mengambil kain untuk mengompres istrinya dan memasukkannya ke dalam air. Setelah diperasnya, kain itu kembali diletakkan di kening istrinya.Mereka tinggal berdua di rumah reyot itu. Anak-anak telah lama tak ada kabar. Para tetangga yang selama ini membantu keduanya . "Assalamualaikum." Suara laki-laki terdengar."Siapa itu, Pak?" Mbah Sarni cemas. Dia takut yang datang penagih Bank titil. Hutang mereka telah menggunung.Mbah Sarno bergegas keluar. "Anak mencari siapa?" Dia heran karena lelaki yang berdiri di hadapannya sama sekali tidak dikenalnya."Maaf, Mbah. Saya Ridwan, dokter muda yang sedang melakukan pengabdian masyarakat di desa ini. Kata orang-orang, istri Mbah sakit jadi saya ke sini. Boleh saya masuk, Mbah?""Maaf, mari silakan, Nak Ridwan. " Mbah Sarno memberi jalan dan mempersilakan Ridean duduk.Ridwan segera memeriksa Mbah Sarni dengan teliti. "Mbah, sudah berapa lama Mbah sakit?" Tanyanya."Tiga harian, " Mbah Sarno yang menjawab."Mbah ini membutuhkan perawatan di Rumah Sakit, Mbah. Jika boleh, saya yang akan mengantarkan." Mbah Sarno terdiam. Dia hanya enggan berterus terang jika dia tidak memiliki uang. Namun dia sangat takut kondisi istrinya tidak kembali pulih."Mbah, maaf, jangan pikirkan biaya. Ada donatur untuk kegiatan kami. Jadi Mbah tenang ya." Ridwan seakan bisa membaca pikiran Mbah Sarno.Akhirnya Mbah Sarni pun dibawa ke Rumah Sakit dan mendapat perawatan intensif. Mbah Sarno lega luar biasa melihat istrinya ditangani dokter. "Terima kasih, Nak Ridwan. Mbah enggak bisa membalas apa -apa selain mendoakan agar Nak Ridwan dan donatur itu selalu sehat, aamiin.""Aamiin. Terima kasih, Mbah. Mbah tenang, semua biaya sudah ada yang bayar jadi sampai sembuh.""Alhamdulillah. Terima kasih sekali lagi. Tolong sampaikan terima kasih juga buat Pak dan Ibu donatur."Mbah Sarno dan istrinya tersenyum. Hampir dini hari dan mereka memanjatkan doa buat Ridwan dan si donatur itu. Satu hal yang mereka tidak ketahui, Ridwanlah donaturnya. Dia adalah dokter muda putra pejabat yang sangat peduli orang miskin. Mbah Sarno juga tidak tahu jika rumahnya mulai direnovasi meskipun sederhana. Itu juga dari Ridwan. Seseorang bak malaikat yang tiba-tiba datang membantu. Mbah Sarno mungkin lupa, dahulu dia menyelamatkan anak laki-laki yang hampir tenggelam di empang di tanah juragan yang kosong. Anak itu adalah Ridwan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post