Vivit Eka Damayanti

Saya pernah jadi guru Bahasa Inggris di SMAN 1 Ketapang, Sampang. Hobi saya membaca, terutama novel bergenre romantis dan belajar menulis. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Niat Sadi

Niat Sadi

"Sini, No!" teriak Sadi. Dia melambaikan tangan meminta Sarno mendekat. Sarno penasaran karena enggak biasanya Sadi bertingkah seperti emak-emak yang ingin gibah tetangga mereka. Jadi meskipun belum ada yang dibelinya, dia tetap menghampiri Sadi."Kamu tahu enggak Ani?" tanya Sadi begitu jarak mereka sudah dekat. "Tahu enggak?" "Ani yang mana maksudmu?" Sarno garuk-garuk kepala sambil mencoba mengingat Ani."Itu lho yang baru cerai sebulan lalu. Ani, anaknya Sudi, kawan kita. Rumahnya kayaknya enggak jauh darimu." Cerocos Sadi. "Ooo dia. Kenapa memangnya, Di?". Sarno makin penasaran kenapa Sadi mengajaknya bicara tentang Ani yang sepantaran dengan anak mereka. "Gimana ya ngomongnya?" Wajah Sudi memerah. "Aneh kamu ini. Tadi nyerocos terus, sekarang enggak tahu ngomong apa. Jangan-jangan kamu tertarik sama Ani?" Tebak Sarno.Perubahan wajah Sadi seakan membenarkan ucapan Sarno. "Nyebut, Di! Kita pantesnya jadi Bapaknya!" Protes Sarno. "Apa kamu enggak malu sama gigimu yang ompong itu?" Tambahnya.Sadi terpojok dengan perkataan Sarno. Sebenarnya giginya hanya tanggal dua di bagian depan akibat kecelakaan beberapa waktu lalu, jadi bukan ompong seperti kata Sarno. "No, kira-kira dong kalau ngomong! Gini-gini aku masih sanggup beristri lagi!" Sadi ngotot."Terus istrimu mau kamu taruh di mana? Memang dia setuju kamu kawin lagi?" cecar Sarno."Gampang urusan itu! Istriku harus nurut, toh dia tetap jadi istri nomor satuku. Ani jadi nomor dua." Jawaban Sadi enteng sekali. Sambil dia mengajak Sarno mengopi di warung sebelah mereka bicara.Sarno akhirnya memilih diam dan menikmati kopi yang baru ditaruh di depannya. Sarno ingin tahu apa yang terjadi jika Sadi benar-benar menikahi Ani. Setahunya istri Sadi tergolong perempuan pemberani dan kasar.Sementara Sadi pantang mundur dengan rencananya. Dia melamar Ani dan memberinya mas kawin cincin berlian. Agar Sudi setuju, dia juga memberikan sebidang tanah sawah yang lumayan luas. Semua heboh karena Ani mau dinikahinya secara siri. Baru saja akad nikah dilakukan, ketika istri Sadi pertama merangsek masuk dan membuat ulah. Dia langsung menarik Sadi dan memukulinya. Sadi berteriak minta ampun. Tak seorang pun berani melerai mereka. Sadi babak belur di tangan istrinya."Hei! Ada apa kamu senyum-senyum? Tepukan tangan Sadi mengembalikan konsentrasi Sarno. Kopi di depannya telah dingin. Sadi terlihat baik-baik saja.

#keeplearning#positivevirus#Bismillahwriteeveryday

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ternyata

18 Jul
Balas

Hehe. Kok golek babak bundes, mas Sadi?

18 Jul
Balas

Keren Bun endingnya.

17 Jul
Balas



search

New Post