Vivit Eka Damayanti

Saya pernah jadi guru Bahasa Inggris di SMAN 1 Ketapang, Sampang. Hobi saya membaca, terutama novel bergenre romantis dan belajar menulis. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sandiwara

Sandiwara

Malam-malam, Kardi bertamu ke rumah Karno. Tak biasanya dia begitu. Karno menduga pasti ada hal darurat yang ingin Kardi sampaikan. Wajah Kardi terlihat sangat tegang.

"Boleh gak aku minta tolong, No." Kardi menangkupkan kedua tangannya.

"Selama aku bisa, insyaallah. Ada apa, Di?"

"Istrimu kan penyabar sepertinya ya?" Kardi menjawab pertanyaan Karno dengan pertanyaan.

"Aneh kamu, Di. Apa hubungannya dengan permintaan tolongmu?"

"Gini ceritanya. Kamu kenal Sani? Dia tinggal di sebelah rumahku, jika kamu lupa. Selama ini istriku sering menyuruhnya melakukan ini itu untuk sekadar membantunya bertahan hidup."

Kardi terdiam. Dia seperti berusaha mengingat awal mula masalahnya dimulai.

"Terus?" Karno tidak sabar.

"Sani kan masih muda dan cantik. Lama-lama aku jatuh hati padanya. Dia pun menyambut perasaanku. Kami sepakat menikah siri tanpa sepengetahuan istriku. Semua lancar sampai sore ini. Entah siapa yang membocorkan informasi ini pada istriku. Dia ngamuk dan mengancam Sani dan aku. Jika aku tidak menalak Sani, maka istriku yang akan menggugat cerai. Aku bingung, No." Kardi lemas.

"Terus, maksudmu minta tolong ke aku apa?" Karno tidak menangkap maksud kedatangan Kardi.

"Intinya aku minta tolong agar kamu yang mengakui jika Sani itu istri sirimu, sekadar siasat saja. Istriku akan kubujuk agar mau menerima Sani. Bagaimana?"

"Enak aja! Kamu pikir semudah itu menyelesaikan masalah ini. Memintaku berbohong itu gak akan menyelesaikan kemarahan istrimu. Belum lagi jika istriku tahu. Bisa perang dunia ketiga!" Karno mendelik.

"Kan hanya sandiwara. Jika perlu aku yang minta izin ke Sinta, istrimu." Kardi belum menyerah.

"Gak! Enak aja!" Karno akhirnya menyuruh Kardi pulang.

Setelah larut malam, Karno mengendap-endap keluar. Dia sudah memastikan istri dan anaknya nyenyak. Sambil menoleh kanan kiri, Karno terus berjalan menghindari petugas ronda.

Di ujung jalan, dia mengetuk pintu belakang rumah seseorang. "Yang, buka pintu," bisiknya.

Segera pintu terbuka. Sani menyambutnya dengan mesra, "Sayang, aku sudah menunggumu dari tadi. Gimana rencana kita, berhasil?"

Senyum Karno mengembang. Akhirnya semua rencananya berjalan sukses. Sani tetap jadi selingkuhannya. Kardi, sahabatnya yang tolol, menjadi kambing hitam. Istrinya juga percaya seratus persen padanya. Indahnya dunia Karno.

#keeplearning#positivevirus#Bismillahwriteeveryday

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Waahhh... kok bisa-bisanyaa???

03 Jul
Balas

Lanjut

03 Jul
Balas

Wuih Karno...kok gitu ya. Hmm...lanjut Bunda.

02 Jul
Balas

Kenapa bisa begitu?

05 Jul
Balas



search

New Post