Vonny Olivia Djumadi

*I stoped explains myself when i realize people only understand from their level of perception* Belajar, belajar, belajar.. Hidup adalah pembelajaran dan kita ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Anakmu, Syurga Nerakamu?!

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

“Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar” [An Nisaa’ 40].

Ayah bunda yang dirahmati Allah, saya ingat betul dulu mama saya adalah role mode saya dan hingga kini pun, beliau selalu berkata "Untuk menjadi sebuah keramik yang cantik harus melewati proses pembentukan yang luar biasa, dimulai dari pemilihan tanah yang baik, dipukul pukul untuk dibentuk menjadi mahakarya yang diinginkan, dipanaskan disuhu yang sangat panas, lantas ditempa lagi, diukir, dan dihias sedemikian rupa. Hingga jadilah ia keramik cantik bermutu tinggi dengan harga yang sangat mahal!".

Dulu saya hanya mencatat perkataan mama dalam buku jurnal harian saya saja tanpa mengerti apa sebenarnya maksud perkataan beliau. Masa berlalu, ketika saya telah menjadi ibu dari seorang putri kecil saya yang masyaAllah luar biasa hebat dan shalihah, juga seorang ibu bagi anak anak saya yang Allah titipkan pada saya walau bukan terlahir dari rahim saya. Saat menemukan tulisan itu kembali ketika sedang melihat lihat lagi catatan catatan saya dimasa lalu, Lebih terasa meresap direlung hati ini hingga meneteskan air mata kebanggaan saya pada beliau, beliau hanya seorang ibu sederhana, beliau bukanlah ibu dengan pendidikan tinggi, atau terlahir dari keluarga yang tinggi ilmu agamanya, namun mama dengan segala petualangan dalam perjalanan hidupnya adalah seorang bijak yang mampu dengan sukses mencetak kami anak anaknya sebagai anak berketahanan terhadap semua konflik konflik kehidupan dengan selalu saling menguatkan satu sama lain bahwa hidup kami jalani adalah cuma titipan Allah untuk dijalani sebaik baiknya hingga tiba masa bagi kami kembali membawa bekal yang telah kami kumpulkan semasa hidup kami, juga menjadi anak anak yang siap menghadapi semua uji dengan mental baja anti kerapuhan. Dan semua itu berkat mama dibelakang kami, dengan doanya, ridhoNYA, juga ajaran ajarannya yang menjadikan kami anak anak dengan karakter yang boleh diuji kekuatannya.

Barulah saya mengerti dan faham dengan maksud perkataan mama dalam kalimat bijaknya yang sering beliau ulang ulang pada kami anaknya, bahwa untuk menjadi sebuah keramik yang indah dan cantik juga mahal haruslah ditempa terlebih dahulu, maka untuk berhasil menjadi hambaNYA yang tidak merugi didunia akhirat perlulah sejak awal kita memilih partner kehidupan yang baik bukan hanya sekedar satu secara aqidah, namun apakah juga seseorang yang menjadi partner hidup kita juga adalah orang yang menjalankan kewajibannya sebagai seorang hamba dengan sesungguh sungguhnya? Karena sungguh merugikan seseorang yang apabila mendapatkan pasangan kehidupan namun tidak membawanya dalam ketaatan padaNYA.

Ketika partner hidup kita sudah seiring sejalan dalam menjalani kewajiban sebagai hambaNYA, maka bisa dipastikan dia juga adalah insan yang mampu mencetak generasi yang berketahanan mental dan karakternya. Maka beruntunglah ketika ayah dan bunda dapat bersinergi dalam membangun pondasi dan pilar pilar kehidupan dijiwa anak anak atas dasar keimanan dan rasa kasih sayang sebagaimana sifat Allah yang maha pengasih dan penyayang.

Membangun pondasi karakter pada anak atas dasar kasih sayang juga bukanlah selalu menuruti semua ingin dan kehendak anak atas nama cinta dan kasih, yang justru akan menjerumuskan anak pada kelemahan mental dan jiwanya pribadi dimasa mendatang. Tempalah sebaik baiknya sebagaimana tanah liat terbaik ditangan sang maestro yang ditempa, dibentuk sedemikian rupa agar menjadi sesuatu yang bermanfaat, seperti itupun kita pada anak anak, ajari mereka berempati kepada sesama disaat banyak orang orang diluar kita yang memiliki kesusahan jauh dibanding kehidupan kita, ajarkan mereka menjadi pendengar yang membuka hati dan fikiran tanpa memandang rendah siapapun yang menjadi sumber pembelajaran dalam keseharian mereka. Ajari mereka berbagi pada sesama agar tumbuh rasa kasih dan sayang juga menumbuhkan mental anti meminta minta ketika mereka dewasa kelak.

Sesekali ajak mereka berziarah kemakam makam agar mereka rendah dan tunduk pada sang pencipta, bahwa kehidupan hanyalah sesaat dan tidak selalu tergoda untuk hura hura, karena dengan mengingat kematian maka tumbuhlah kepekaan dalam jiwa untuk lebih bermahabbah pada illahi Robbi, menghaluskan kekerasan hati dan melembutkan jiwa.

Bagai tanah liat yang akan bermetamorfosa menjadi keramik yang cantik dan indah, dan memerlukan pembakaran agar lebih kuat material tanah tersebut maka seperti itupun biarkanlah sesekali mereka merasakan kerasnya lantai sebagai alas tidur, biarkan sesekali mereka makan seadanya dan menyiapkan semua sendiri ketika mereka lapar, jangan selalu melayani agar mereka mampu menjalani kehidupan mereka kelak dengan mandiri. Biarkan pula mereka bermain dibawah terik matahari, bermandikan guyuran hujan, berjalan tanpa alas kaki, merasakan sakitnya terjatuh ketika bermain. Agar paripurna segala ketahanan mereka dalam beradaptasi dengan alam dan kehidupan. Biarkan mereka mencari solusi atas masalah yang mereka jalani tanpa kita perlu menggurui, biarkan mereka berkembang dengan sendirinya menjadi apapun mereka yang baik baik nantinya. Sebab Allah hanya menitipkan mereka padamu bukan sepenuhnya hak milikmu.

Biarkan mereka mengembangkan minat dan potensi mereka menjadi apapun kelak, arahkan agar mereka senantiasa meraih ridhoNYA, menuju pada cintaNYA, dengan kasih dan tauladan sebagai orangtua yang berlandaskan pada keimanan dalam diri kita sebagaimana kita menginginkan mereka menjadi insan beriman dan bertaqwa pula.

Ayah dan bunda yang dirahmati Allah, banyak dari kita yang acap kali melupakan pendidikan dasar dalam kehidupan ini pada jiwa anak anak kita, dan akhirnya kitalah yang berkontribusi pada rapuhnya mental dan jiwa anak anak kita dimasa mendatang.

Dimana kita lebih bangga saat anak kita bisa mahir bernyanyi lagu lagu barat, meniru tari tarian eksotis yang dianggap lucu, bicara dengan bahasa asing, mengikuti berbagai macam les juga private tambahan guna menunjang kemampuan akademis dan menaikkan eksistensi kita sebagai orangtua muda dilingkungan pergaulan kita. Tanpa kita hiraukan anak kita yang sudahkah mengenal Tuhannya?! Karena ketika kita mengenalkan anak anak dan dan menumbuhkan kecintaan anak anak pada Tuhannya, saat itulah kita sedang menabung kebaikan bagi syurga atau neraka kita kelak. Karena pada saat nanti kita berpulang keharibaanNYA, bukanlah nilai A+ yang berjajar rapi disebuah kertas bernama ijazah, bukan pula bermacam bahasa asing yang diucapkan untuk mengenang kepergian kita, bukan pula tarian atau lagu lagu yang bisa menyelamatkan siksa kubur kita, namun... Doa anak anak kita yang Sholeh Sholehah kelak yang akan membantu kita dari pedihnya siksa kubur nanti. Sungguh telah purna tugas kita sebagai orangtua kelak ketika telah mampu menjadikan anak anak kita insan beriman yang berketahanan dalam menghadapi segala coba dan ujiNYA, karena untuk menjadi hamba Allah yang terpuji seorang hamba haruslah telah teruji kecintaan terhadapNYA, Maka niscaya saat itu akan kau dapatkan bukan hanya kebanggaan dalam dirimu juga keselamatan yang Allah janjikan untukmu kelak dari anak anakmu. Lantas sudahkah kita menjadikan Anakmu, syurga atau Nerakamu?!

Bojonggede, 26 September 2017

Teruntuk Cahaya Mataku : Tata sunshine

Vonny Olivia Djumadi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post