Vonny Olivia Djumadi

*I stoped explains myself when i realize people only understand from their level of perception* Belajar, belajar, belajar.. Hidup adalah pembelajaran dan kita ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Broken Vow

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (Q.S.al-Nisa (4) : 34)

Menatap sepasang orangtua yang bergandengan tangan sambil sesekali tertawa berbincang membuat saya melayangkan fikiran, betapa kekuatan cinta mereka telah ditempa oleh beragam uji coba diperjalanan petualangan kisah hidup yang mereka jalani. Lantas saya berkaca diri dipetualangan kehidupan cinta kami yang masih seumur jagung begitu banyak hal hal kecil yang kadang menjadi onak duri yang membuat berdarah hati karena saling menyakiti.

Saya menghela nafas panjang, mencoba mengingat kembali tentang makna akad yang diucapkan dihadapan Allah juga disaksikan ribuan malaikat yang bertasbih mendoakan sepasang insan manusia berniat menjalankan ibadah demi menggenapkan separuh agamanya. Juga dihadiri banyak pasang mata yang menjadi saksi kebahagian disertai doa doa membaluri prosesi perjalanan dua anak manusia menuju gerbang kehidupan rumahtangga mereka. Cinta dan kasih sayang yang bermekaran bak taman bunga surgawi diawal pernikahan melahirkan kebahagiaan dengan kehadiran buah hati tercinta yang menjadi tumpuan doa dan pengharapan bagi dunia akhirat mereka. Lantas kebahagiaan mulai terusir dari istana mahligai cinta ketika rasa nafsu diperturuti demi sebuah ego bernama Pengkhianatan yang disebabkan menurunnya rasa percaya dan kurang terpeliharanya rasa cinta kasih dihati pasangan suami istri.

Neraka itu mulai tercipta ketika pertengkaran demi pertengkaran kerap menghiasi istana itu, dan buah hati menjadi korban atas arogansi manusia dewasa yang memperturutkan emosi diluar batas nalar logika.

Ketika sang suami yang diliputi perasaan lelah akibat membanting tulang, pulang kerumah dengan harapan sambutan manis dari istri tercinta seperti saat diawal pernikahan mereka namun malah mendapati istri yang tidak karuan karuan masih berantakan, bergelut dengan seabrek rutinitas harian, mengurus rumahtangga dan anak anak mereka. Maka muncullah perasaan jenuh dan bosan mendapati kebutuhan jiwanya tak terpenuhi dan kering dari sentuhan sentuhan yang diharapkan hadir dari sang istri.

Pun begitu dengan istri. Yang penat dan lelah dengan perannya sebagai ibu super bagi anak anak tanpa sadar telah meninggalkan kewajiban utamanya sebagai pasangan bagi kekasih yang dipilihnya sebagai ayah dari anak anak mereka.

Kekosongan dan kekeringan jiwa dan hati diperparah dengan pelarian yang menjerumuskan dan menghancurkan janji suci pernikahan mereka. Sumpah yang terlanggar.... Suami yang menanggalkan janji suci dihadapanNYA hanya karena godaan wanita yang lebih lemah gemulai dan siap mendengarkan segala hal yang diceritakan oleh lelaki beristri tersebut dengan penuh canda tawa melenakan hati, membuat terpikat dan lupa diri bagai candu yang melenakan jiwa raga, lupa bahwa ada hati perempuan dan anak yang tersakiti di istana muara kasih. Ada sebagian wanita yang menghadapi fase ini dengan tangis ditiap malamnya mendoakan kekasih hati kembali menyadari kesalahan juga memaafkan kekhilafan kekhilafan yang terjadi guna kembali merajut tali kasih.

Pun ada juga mereka yang malah membalas dengan perbuatan serupa, mematut diri, berhias rupa, bersolek hingga menabur naburkan bunga dipusara kematian jalinan cinta mereka sendiri yang terangkum dalam ikatan suci padaNYA.

Sumpah yang terlanggar... Dan pernikahan tidak lagi menjadi sebuah ikatan sakral karena dengan mudahnya di cerai beraikan oleh keangkuhan diri kita sendiri.

Kehilangan kasih sayang, batin yang kering kerontang sebab telaga asmara itu tidak dijaga dengan semestinya, mengalirkan luka yang menganak sungai di hati dan perasaan buah hati tercinta.

Teringat pula kisah beberapa teman yang hancur hancuran membangun kembali hidup mereka dari awal disebabkan rusaknya pernikahan disebabkan oleh salah satu dari pasangan memperturutkan hawa nafsu untuk melanggar sumpah pernikahan mereka, ditinggalkan setelah meraih semua keberhasilannya. Padahal dulu merintis semua bersama sama, namun prahara itu datang ketika ternyata wanita lain menjadi lebih menghangatkan gelora dan menenangkan mata dan jiwa ketika gundah melanda. Meninggalkan istri terkasih demi menjalin hubungan baru dengan wanita terpilih, sedangkan diri tidak menyadari hal itu akan kembali terulang terulang lagi bila bukan rasa syukur yang ditambahi.

Ada pula kisah berbalik yang justru dilakukan oleh perempuan sebagai istri, merasakan kering hati karena perhatian yang kurang dicurahkan sang suami yang bekerja membiayai rumah tangga mereka, karena minimnya sikap suami dalam mengungkapkanrasa kasih sayang maka mulailah mencari perhatian dengan cara yang salah, mencari kesibukan yang salah, bergaul tanpa arah di sosial media, tertawa sana sini dengan yang bukan pasangannya, mengumbar umbar kegalauan melalui status status menarik perhatian lelaki ajnabi. Menelantarkan kasih sayang pada anak anak demi mencari perlakuan haus kasih sayang. Tanpa sadar mengumbar dosa dosa disaat suami yang memang memiliki sikap datarnya dan hanya mengerti bahwa bentuk kasih sayang dan tanggung jawab itu sebagai lelaki dan suami hanya dengan menjaga anak istri aman dirumah mereka dan cukup kebutuhan sandang, pangan, papan, tanpa menyadari kebutuhan Ruhani istri yang butuh juga sesekali bermanja-manja manja berkasus sayang. Badai pun menghantam membuat perahu karam ditengah samudera luas. Mendapati istri yang dipercayai sepenuh hati membagi hati, menelantarkan buah hati mereka dan merusak sumpah pernikahan yang diyakini.

Suluh asmara itu tidak lagi hangat menggelora namun telah habis membakar dua jiwa yang terpaut didalamnya, cinta kasih yang tak dijaga keutuhannya, meninggalkan duka yang mematahkan hati dan menorehkan luka.

Genggamlah jemari itu selagi kau dapat menggenggamnya dengan erat, jagalah pertautan cinta kasih itu selagi kau bisa menguatkan satu sama lain, jagalah ritme nya,rasakan getaran dan sensasi- sensasi yang menggelora jiwa raga dan berupayalah menumbuhkan perasaan saling menyayangi dan mengasihi satu sama lain setiap hari.

Mulailah menguatkan satu sama lain, membenahi segala yang rapuh didalam perjalanan petualangan cinta hidup berumah tangga, perbanyak sentuhan sentuhan yang akan mempererat dan menguatkan cinta satu sama lain. Dan mulailah menjaga pandangan kita atas godaan godaan yang menghampiri.

Cinta tanpa sentuhan akan hampa terasa, maka mulailah sering menyentuh, memeluk dan mencium pasangan kita ketika sedang bersama tanpa perasaan sungkan. Dia milikmu yang telah diizinkan Allah untuk kau baik baik memperlakukannya sepenuh cinta kasih. Rajutlah kembali asmara yang mulai memudar dan sering sering mendengarkan pasangan kita, karena kadang seseorang hanya butuh didengarkan dan dipeluk dengan perasaan kasih sayang agar tegar dan tabah melanjutkan ujian yang menghadang.

Aaah.... Betapa ingin segera pulang, rindu bertemu kekasih belahan jiwa yang selama ini senantiasa menemani perjalanan berpetualang mengarungi biduk mahligai rumah tangga dalam pahit getir dan manisnya kehidupan yang berjalan.

Maka mari mulailah hari ini,,, agar semakin kuat pertalian cinta yang telah di bangun diatas Sumpah yang bahkan Takan sanggup kalian langgar dihadapan Allah Azza Wa Jalla diistana cinta itu bersama pasangan kalian dan anak cucu kelak.

Ditemani gemericik air hujan,

Mencintaimu lebih dari hari kemarin.

BojongGede-Bogor

Medio November 2017

Vonny Olivia Djumadi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post