Vonny Olivia Djumadi

*I stoped explains myself when i realize people only understand from their level of perception* Belajar, belajar, belajar.. Hidup adalah pembelajaran dan kita ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Gaun Pengantin Kuning Gading Untuk Calon Istri Suamiku
Dok.pribadi

Gaun Pengantin Kuning Gading Untuk Calon Istri Suamiku

Rei menatap gaun pengantin dihadapannya, warnanya kuning gading sesuai dengan jilbab yang telah di neci olehnya dan disulam dengan benang emas sebagai pemanis dibagian pinggiran jilbab itu. Rei menarik nafasnya dan menggunting sisa benang yang masih ada disisi lengan gaun tersebut lantas tersenyum.

Gaun itu pasti cantik dipakai oleh calon pengantin yang shalihah, dia adalah seorang perempuan beranak satu yang ditinggal wafat oleh suaminya lantaran meninggal pada konflik di jalur Gaza waktu suaminya menjadi relawan kemanusiaan dan saat itu wanita tersebut sedang dalam kepayahannya mengandung dalam usia kandungan sudah bulannya. Rei kenal betul dengan perempuan tersebut yang biasa mengajar di taman Qur'an milik mamanya, mengajarkan Alif hingga ya juga hafalan doa doa dan hadits hadits dengan penuh cinta dan kasih sayang. Rei tidak pernah menemukan wanita selembut dan memiliki akhlak yang sangat bagus luar biasa, selain mama tentunya. Senyumnya teduh, jarang berkata kata bila tidak perlu, dan senantiasa menjaga Izzah dan muru'ah nya sebagai muslimah. Bahkan beberapa tahun terakhir dia pula yang menemani Rei menjalani kemoterapi juga terapi akibat kanker rahim yang dideritanya. Menjadi sahabat yang selalu menguatkan Rei.

Mba Aisyah nama perempuan shalihah tersebut, yang senantiasa menguatkan Rei dan menyemangati Rei untuk hijrah dan akhirnya komitmen menutup auratnya disaat Rei terpuruk akibat tubuh cantiknya lambat laun mengalami penurunan dan rambutnya rontok "Allah menyayangimu Rei, dia mengingatkanmu untuk kembali padaNYA. Sakit adalah zikrullah sayang... Karena saat sakit kita senantiasa mengingatNYA dalam tangis doa dan pengharapan kita atas kesembuhan kita!". Mba Aisyah dengan tangan lembutnya menutupi rambut Rei dengan pashmina yang dihadiahkannya kepada Rei saat dia menjalani kemoterapi ke enamnya. "Aku malu mba... Kembali padaNYA dengan keadaan seperti ini! Ketika tubuhku lemah tak berdaya dan kecantikan telah sirna dari diriku". Rei terisak dalam pelukan Aisyah dan mengalun lah ayat ayat Allah yang menguatkan Rei disenandungkan dengan indahnya oleh mba Aisyah

رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.(albaqoroh-128)

Rei terisak isak dalam pelukan hangat mba Aisyah, disaksikan suaminya juga mama Rei yang pilu bersujud syukur atas keputusan Rei hijrah ditengah perjuangannya melawan sakit. Suami Rei menatap penuh syukur wanita yang dicintai dan telah menemani 12tahun perjalanan rumah tangga mereka selama ini, sejak awal menikahi Rei dulu Nayaka tahu keadaan kesehatan Rei, Rei didiagnosa menderita kista saat mereka berpacaran dulu, namun Nayaka tidak mau berhenti memperjuangkan cintanya, setelah meyakinkan Rei yang luluh atas keteguhan cintanya akhirnya mereka menikah dan memutuskan menjalani pengobatan untuk kista tersebut, namun badai rupanya langsung menerpa rumahtangga mereka di awal pernikahan, Rei mengalami pendarahan setelah satu tahun pernikahannya disaat dia sedang mengandung anak pertamanya ketika justru kistanya dinyatakan bersih setelah operasi. Pendarahan hebat yang dialami Rei ternyata diketahui setelahnya bahwa Rei mengidap penyakit kanker rahim dan menjadikan pil pahit bagi mereka yang baru meneguk manis madu percintaan disela rumahtangga mereka karena dokter memvonis Rei tidak akan mungkin memiliki anak dengan kondisi kesehatan seperti ini.

Nayaka senantiasa setia dan tabah mendampingi Rei yang dicintai sejak masa mereka bersekolah SMU dulu. Tidak ada sedikitpun Nayaka mengeluh atau menampakkan kesedihannya mendapati rumah mereka tidak terdengar suara tangis dan tawa bayi yang mustahil mereka miliki. Nayaka lebih memilih banyak menghabiskan waktu menghibur dan merawat Rei yang seringkali mengalami pendarahan dan sakit yang amat sangat diperutnya, bahkan Nayaka lebih memilih untuk tidak meneruskan kontrak kerjanya ketika dipromosikan mendapat beasiswa S2 dari tempatnya bekerja juga berarti terbukanya peluang promosi jabatan baginya, namun dalam keadaan Rei yang sakit tidak memungkinkan baginya mendampingi, padahal Rei tahu sekali impian suami terkasihnya sejak menikah yaitu meneruskan kembali kuliah S2 nya di negeri kanguru tersebut. Atas nama cinta dan kesetiaannya pada Rei maka Nayaka mengubur impiannya demi menjaga dan merawat Rei, dia bilang mana mungkin menggapai impian bila dia sendiri terjaga dari mimpi tersebut karena hanya bersama Rei sajalah Nayaka ingin menggapai impian dunia masa depannya. Rei ingat malam itu dia menangis paling panjang selama hidupnya dalam sujud di sepertiga malam membisikkan keluhannya pada ilahi Robbi.

Seringkali mba Aisyah mengajak putrinya Syahidah kerumah untuk menghibur Rei, celotehan syahidah membuat Rei bersemangat menjalani hari, Syahidah berumur 4 tahun dan fasih membaca ayat ayat Qur'an dengan suara lantangnya. Dia selalu bilang akan menjadi Hafizoh yang akan memakaikan mahkota surga untuk ummi nya dan Rei selalu bangga dengan kefasihan Syahidah mengaji, sering Rei meminta Syahidah bertilawah sambil duduk didekatnya sambil memainkan bonekanya dan membuat Rei menjadi seperti mendapatkan tenaga baru layaknya baterai yang penuh diisi daya.

Nayaka juga suka mengajak Syahidah bercanda dan menyayangi Syahidah, pernah sekali Rei berkata " Andai saja yaa mas, Syahidah itu putri kita. Pasti kita bahagia yaa mas". Nayaka menatap Rei lembut lalu mengusap air yang menetes disudut mata Rei

"Allah tahu apa yang baik bagi kita sayang, jangan pernah menyesal dengan takdir yang digariskannya bagi kita. Kamu tahu sayang? Kita beruntung memiliki tabungan akhirat yang akan menantimu dipintu surga kelak". Dan Nayaka memeluk Rei sambil mengusap usap punggungnya lembut menenangkan.

Mama membungkus kan gaun pengantin yang dibuat oleh Rei, gaun itu dijahitnya sendiri dengan mesin jahit portabel miliknya, sejak Rei sakit mba Aisyah menyemangati Rei agar tetap memanfaatkan waktu dengan hal hal berguna, mengisi kekosongan dengan zikir, mengaji atau mengerjakan hobi agar fikiran tidak stres. Dan Nayaka yang tahu hobi istrinya langsung membawakan mesin jahit portabel yang bisa digunakan untuk membuat kreasi mengisi waktu luang. Entah mengapa ketika salah satu teman mama ditaklim datang menawarkan bahan berwarna kuning gading itu, Rei ingin sekali membuatkan gaun bagi mba Aisyah, saat sedang melihat lihat majalah saat itu Syahidah bilang bahwa gaun syar'i itu cantik sekali dan Syahidah juga uminya tidak punya baju seperti putri layaknya baju digambar itu. "Syahidah mau kalau ammah buatkan gaun seperti putri kayak gini?" Rei terkekeh " Memang ammah bisa?". Rei menjawil hidung Bangir Syahidah "Asal Syahidah janji lekas hafal yaa hafalan juz 13 nya, kaya ummi Syahidah malas malasan menghafalnya?". Syahidah menutup wajahnya malu "Iyaa ammah, Sya janji ammah!". Rei memeluk Syahidah "Tapi janji yaa ini jadi rahasia kita, nanti kita akan kasih ummi kejutan hadiah gaun cantik seperti putri". Syahidah mencium Rei "Gaun putri yang menikah yaa ammah... Gaun pengantin, kalau ummi jadi pengantin jadi cantik ammah!". Rei memeluk Syahidah erat.

Gaun itu telah dimasukkan oleh mama beserta dengan jilbabnya pula kedalam kotak berwarna gold sesuai permintaan Rei, besok adalah hari ulangtahun Syahidah dan Rei ingin memberikan hadiah bagi Syahidah juga umminya. Rei ingin sekali mba Aisyah memakai gaun itu dihari pernikahannya lagi. "Rei istirahat sayang, mama sudah lama sekali tidak lihat Rei bersemangat seperti hari ini. Banyak senyum, ketawa dan bikin wajah Rei jadi merona". Mama menyimpan kotak gold tersebut diatas lemari. "Ah mama, Rei senang aja ma. Besok Sya ulangtahun ke 5 tahun dan hafalannya bertambah semakin baik. Andai Rei tidak keguguran dulu,mungkin usia putri Rei seusia dengan Sya yaa ma?". Mama mematung menatap Rei dan menahan tangisnya "Rei ga boleh berandai andai,, apa yang sudah terjadi adalah Qodarullah dariNYA, kita harus tawakal dan tabah menjalani". Rei memeluk mamanya dan mengecup tangan mamanya yang semakin menua "Maafin Rei ya mama, Rei sayang sama mama. Rei mau mama juga bisa sayang sama mba Aisyah dan Sya seperti mama menyayangi Rei. Mereka gak punya siapa siapa ma. Tidak seperti Rei yang dikaruniai mama juga suami yang sangat mengasihi Rei anak semata wayang mama". Mama Rei membelainya dengan sangat penuh kasih sayang.

Pagi itu Rei kembali pendarahan dan dilarikan kerumah sakit, Rei terlihat lebih lemah dari biasanya dan terus mengulang zikirnya sambil meremas jemari suami yang dicintainya sambil menahan sakit yang sangat "Kamu kuat sayang, kita akan melawannya seperti yang lalu lalu Rei!". Nayaka berbisik ditelinga Rei yang mulai tidak sadar dirumah sakit. Dokter mengambil tindakan dan Rei dipindah ke ruang ICU karena keadaannya yang semakin melemah, hingga akhirnya dokter memanggil mama dan Nayaka keruangannya.

"Kita tidak bisa berharap banyak kali ini mas, Bu! Hanya doa terbaik saja yang saat ini bisa kita lakukan bagi Reinara!".

"Rei telah berjuang selama ini dok, saya ikhlas bila telah tiba waktunya!". Mama menggenggam tangan Nayaka yang menangis disisi mama mertuanya.

"Kamu harus ikhlas melepas Reinara, Ka... Kita harus ikhlas, Rei sudah bertarung dan berjuang selama ini dan sudah tiba saat baginya kembali". Mama Rei menyusut air matanya.

"Bagaimana mungkin mama? Nayaka gak bisa hidup tanpa Rei, bagaimana mungkin mama sendiri sebagai ibu justru malah melepaskannya?" Nayaka meremas kepalanya menggeram menahan tangisnya sesak.

"Tidak ada kehancuran yang meluluh lantakkan perasaan seorang ibu daripada kematian putrinya disaat kehidupan masih menemaninya, tapi kita harus ikhlas dan melepaskan Reinara agar dia tidak merasakan kesakitan lagi". Nayaka menangis sejadi jadinya dan mama memeluknya. Dokter mempersilahkan Nayaka dan Mama menemani didalam ruangan Rei. Rei tampak kurus dan pucat sekali, rambutnya telah habis dan botak. Tangannya bergerak gerak ingin menggapai mamanya "ini mama sayang, Rei.. mama ingin Rein tahu bahwa mama ikhlas bila Rei ingin pulang. Agar rasa sakit itu tidak lagi Rei rasakan... Mama ikhlas Reinara binti Abdul Muis!". Rei terlihat meneteskan air matanya menatap wajah mamanya yang telah mengandung dan membesarkannya, bahkan kembali mengurusnya disaat dia telah dewasa dan sakit keras.

"Maaaa,,affkan Rrrreei ma" air mata mengalir dipipinya yang cekung dan pucat pasi. Nayaka menegarkan dirinya mencium kening Rei "Maaaas...tiitiip ma,,maa, jaaa..ga mama!"

"Aku akan jaga mama Rei, aku akan mengasihi mama seperti mengasihi ibuku sendiri sayang!". Rei tersenyum dan meremas jemari suaminya "Meee,,,nikahilah dengan mbaaa,,,aaa,isssyaah agar mas Bii,,,sssaaa jaagaa Syaaa untukku,agar Syaa biisaa meenng,,,haadiiaaahkan mmmaaahkotta syuuurgaaa itttuuhhh uhntuukmu maaas!". Nayaka memeluk tangan istrinya sambil menangis. Dan Rei memanggil manggil mba Aisyah serta merta mama menyuruh Aisyah segera masuk kedalam pada saat Aisyah masih mengaji diluar ruangan ICU menunggu kabar Rei

"Rei mau kamu masuk Syah!". Mama menangis memeluk Aisyah, Aisyah menutup mushaf nya dan memakai baju rumah sakit.

"Aakuuu ppuuunyaa hhaaadiiaah untuuukmuu dan Syaaa diiruumaaah, aaakuuu mauuu kamu menikaaahi massss Nnnayaaa mmbbbaa seeebeeluum aakuuu pulaaang!".

Aisyah menangis menciumi Rei sahabat yang telah bagaikan adiknya itu "Rei... Ikuti aku Rei.. Laailaha ilallah...Muhammad Rasulullah...!"

"Laaah illlllaaha illaaallllah.. Muuuuhhaaammaad raaasssulallah". Aisyah sesenggukan mentalqinkan Rei yang menggenggam tangannya dan tangan mamanya itu

"Rei... Allah..Allah... Sebut Rei!!". Mama Rei menangis disisi Aisyah, mata Rei mencari cari suaminya yang langsung menghampiri dan seketika Rei menyatukan tangan suaminya dan Aisyah, mamanya semakin pilu menangis.

"Allah.. allah.. Allah!" Aisyah terus menyebut nyebut nama Allah ditelinga Rei yang mengikuti lantas menghembuskan nafas terakhirnya sambil masih menggenggam tangan sahabatnya juga suaminya.

"Allaaaaaahhhh ya kariiiiim". Mama Rei menjerit dan menangis lantas Nayaka memeluk mama mertuanya dan mereka menangis bersama dihadapan jenazah Reinara yang dengan tenang pulang keharibaan ilahi Robbi. Aisyah mengusap wajah Rei sambil membacakan doa. Dokter dan perawat mencopot semua alat alat bantu yang menempel ditubuh Rei, sesuai dengan surat yang ditandatangani bahwa keluarga menolak tindakan intensif dan melepas kematian pasien dengan ikhlas.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Duhai calon istri bagi suamiku,,,

Entah mengapa hati ini begitu mantapnya memilih engkau untuk menggantikan ku menemani perjalanan rumahtangga bersama mas Nayaka, mba... Aku menyayangimu karena Allah, Allah memilihmu menjadi bagian dari episode perjalanan hidupku, menjadi wasilah atas perjalanan hijrahku sebelum terlambat dan tak pernah ada kata terlambat katamu.

Aku menyayangi Syahidah putrimu mba, yang telah Allah karunia padamu dan ia telah kuanggap juga adalah putriku yang walaupun buka terlahir dari rahimku. Syahidah selalu bertanya bagaimana rasanya memiliki ayah dan kukatakan padanya bahwa Mas Nayaka boleh dia anggap sebagai ayahnya sendiri. Aku merasakan kehangatan dan kebahagiaan mba,,, saat melihat senyum bahagianya dikala memanggil mas Nayaka dengan sebutan Ayah Ammih Nayaka. Ya Allah bagaikan mendapat karunia saat kulihat mas Nayaka berkaca kaca mendengar seorang putri cantik nan Sholehah menyebutnya ayah, dan aku membetulkan ucapan Syahidah untuk memanggil ayah tanpa kata Ammih lagi pada mas Nayaka.

Memiliki kalian dalam kehidupanku adalah hadiah terindah yang Allah titipkan disaat saat terakhir kehidupanku dan tiada rasa syukur yang amat sempurna selain syukurku menjalin pertalian saudara denganmu mba, wanita yang masyaAllah tegar dan menyayangi mamaku seperti kau memperlakukan ibumu sendiri.

Aku titip mama dan mas Nayaka yaa mba,,, aku ingat hatiku tergetar saat Syahidah bilang ingin menjadi Hafizoh dan menghadiahkan mahkota surga padamu, dan aku ingin sekali hadiah mahkota itu pun dihadiahkan untuk suamiku yang merindukan seorang anak dan aku tak pernah bisa mempersembahkan seorang anakpun yang mampu menganugerahkan padanya mahkota surga itu mba.

Aku menyayangimu dan Syahidah karena Allah,

Tolong sampaikan bila kau telah membaca surat ini itu berarti aku telah tiada dan aku ingin Syahidah tahu bahwa ammah Rei tidak kesakitan lagi, katakan pada Sya bahwa aku menunggu ayat ayat ilahi yang telah dia hafalkan untuk dia kirimkan padaku sebagai surat cinta kerinduannya atasku.

Penuh cinta,

Reinara Abd,Muis

Aisyah menangis membaca surat yang berada didalam kotak berwarna gold yang berisikan gaun pengantin layaknya putri yang dipersembahkan sebagai hadiah terakhir Reinara padanya dan putrinya, telah dia sampaikan pula isi pesan Ammah Rei pada Syahidah putri kesayangannya. Hari itu dihadapan jenazah Reinara disaksikan oleh Mama Rei dan keluarga Nayaka, Aisyah yang memakai gaun pengantin kuning gading buatan istri dari calon suami yang akan menikahinya akhirnya dinikahi sesuai wasiat yang dipesankan sebelum Reinara menghembuskan nafas terakhirnya.

Dihadapan jenazah Reinara mereka melangsungkan akad itu disertai tangis melepas kepergian Rei yang telah meninggalkan dunia ini. Syahidah menatap Rei dengan pilu namun tanpa airmata, karena Syahidah tahu Bunda Rei telah bahagia menuju SyurgaNYA tanpa kesakitan lagi dan dia berjanji akan mempersembahkan ayat ayat ilahi itu sebagai surat yang dikirimkannya dalam tiap doa kerinduan pada bunda Reinara yang dikasihinya itu dan mempersembahkan mahkota SyurgaNYA bagi ketiga orangtuanya tersebut di Jannahnya nanti.

Bojonggede, 21 Oktober 2017

Vonny Olivia Djumadi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Jazakillah Khoir atas atensinya bu, salam kenal yaa

21 Nov
Balas

MasyaAllah Alhamdulillah

21 Nov
Balas

Barakallah terimakasih

21 Nov
Balas

Cerita yang luar biasa kisahnya, dan sangat mengharukan. Is it true story of you.

21 Nov
Balas

Subhanallah. Kisah yang luar biasa.

21 Nov
Balas

sangat menyentuh, semoga barokah

21 Nov
Balas



search

New Post