Vonny Olivia Djumadi

*I stoped explains myself when i realize people only understand from their level of perception* Belajar, belajar, belajar.. Hidup adalah pembelajaran dan kita ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mungkin disana, Letak syurga milikku.
Dok.pribadi

Mungkin disana, Letak syurga milikku.

Jilbab krem menghiasi wajah teduhnya, senyum senantiasa tersungging saat dia dengan telaten menanggapi celotehan murid murid taman kanak-kanak tempatnya mengajar, ada yang bergelayutan dipunggungnya sambil menggoda teman lainnya, juga ada yang merengek rengek meminta perhatiannya diujung ayunan dibawah pohon akasia yang rimbun dipekarangan sekolah. Namanya umi Shulaim beliau sudah 5tahun menjadi pengajar disekolah tersebut. Taman kanak-kanak independen yang berdiri atas prakarsa masyarakat dilingkungan tersebut sebab minimnya lembaga pendidikan bagi anak usia dini dilingkungan mereka. Umi Shulaim seorang yang tegar ditengah ujian kehidupannya. Suaminya hanyalah pekerja serabutan dan lebih banyak tidak bekerja sebab minimnya pergaulan dan kurangnya percaya diri sehingga membuatnya sedikit bergaul yang membuat agak kesulitan mencari selah mencari pekerjaan, sifatnya yang temperamental dan penyendiri membuat banyak orang enggan dekat dengannya. Hal berbeda dengan sang istri, umi Shulaim seorang yang supel dan mudah bergaul. Rajin mengikuti banyak kajian disekitar rumah juga ringan tangan dalam kegiatan sosial dan periang. Banyak hal dalam rumah tangga mereka yang akhirnya menjadi berbalik dipegang kendali oleh umi Shulaim, sebab suaminya lebih sering bergantung dengan istrinya tersebut ditambah dua anak mereka juga orangtua dari suami yang tinggal tidak jauh dari rumah tempat tinggal umi Shulaim. Banyak hal yang kukagumi darinya, disaat banyak yang meragukan suaminya dia tetap setia mendampingi,di saat keluarga besar suaminya memandang sebelah mata sikap temperamen suaminya, umi Shulaim yang senantiasa menyeimbangkan dengan bersilaturahmi dan mengambil hati karib kerabat agar tidak memutus persaudaraan. Kecilnya honor mengajar yang didapatkan umi Shulaim tidak membuat beliau merasa putus rahmat keberkahan dari sang pemberi rejeki yaitu Allah Robbul Izzati, dan tetap dengan lapang memberi sedekah pada orang terdekat yang membutuhkan pun menafkahi keluarga suami juga suaminya yang beberapa tahun belakangan tidak bekerja. Menyekolahkan dua Mujahidah kecilnya, juga mengurus semua keperluan rumahtangga.

Aku sempat bertanya padanya "Bagaimana memiliki hati yang tak sedikitpun merasa lelah,dan mampu bertahan dengan keadaan yang demikian, ditambah kekasaran sang suami yang seperti tidak pernah menganggap jerih payahnya ?". Lembut dan bersahaja dia tersenyum memegang kedua tanganku, "Mungkin... Allah sengaja mengutus suami ana sebagai pasangan sedemikian perannya, untuk menjadi ladang pahala bagi ana mba,, bila airmata ana yang tercurah saat mendoakan kebaikan baginya, memohon Allah memperkenankan hidayah baginya, memohon Allah melembutkan hatinya, dan memohon Allah melapangkan rejekinya adalah jalan ana menuju keridhoanNya maka ana ikhlas mba,, mendoakan beliau sepanjang usia ana dan menafkahinya sebagai bentuk sedekah dijalanNya asalkan Allah ridho, semua menjadi hak bagiNya mba, bila Allah memanjangkan jodoh kami hingga saat ini itu sebab Allah mau ana terus menuai pahala darinya, tidakkah ana merasa tersanjung? Sebab ketika ana berdoa baginya lantas Allah malah membukakan pintu pintu rejeki untuk suami ana melalui perantaraan jalan rejeki ana mba, bagaimana mungkin ana merasa kecewa bila melalui perantaraan beliau pula Allah menunggu ana tiap di sepertiga heningnya malam untuk senantiasa berkhalwat denganNya, mendoakan kebaikan bagi beliau?? Ana bukan siapa siapa mba... Mungkin kualitas ibadah ana juga ga sempurna dimataNya,biarlah apa yang Allah berikan saat ini menjadi sebaik baik pilihan dariNya bagi ana, karena Mungkin disana, Letak syurga bagiku".

Kutatap wajah teduhnya yang penuh dengan guratan perjuangan, tangannya hangat mengalirkan energi positif yang membuka aura kebahagiaan siapapun yang berada dekat dengannya. Tubuhku terasa ringan dan lega udara kuhirup masuk kedalam paru paru ku. Rupanya kita para istri harus banyak belajar bersabar dan arti syukur dengan sesungguhnya.

Waringin jaya - Bogor

Vonny Olivia Djumadi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post