Koneksi Antar Materi - Modul 3.1 (Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan)
Tujuan Pembelajaran Khusus:
1. CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.
2. CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.
Panduan Pertanyaan untuk membuat Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antar Materi):
1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin. Pratap triloka terdiri dari tiga semboyan yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Ing Ngarso Sung Tulodo yaitu seorang guru di depan harus menjadi contoh yang baik untuk murid-muridnya. Ing Madyo Mangun Karsa yaitu guru ketika di tengah murid dapat membangun motivasi dan semangat. Tut Wuri Handayani yaitu guru dapat memberi dukungan dari belakang.
Kaitannya filosofi Ki Hajar Dewantara, Pratap Triloka, dan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin yaitu seorang guru sebagai pemimpin harus dapat mengambil sebuah keputusan yang tepat dan bijaksana dengan memperhatikan 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab. Jadi, seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan harus memperhatikan kembali dasar keputusannya yang berpihak pada murid.
Seorang pemimpin perlu menghayati dan memaknai prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara sebelum membuat sebuah keputusan sehingga dapat menjadi teladan yang baik bagi anggota di lingkungan sekitarnya, memberi motivasi maupun solusi ketika berada di tengah anggotanya, dan memberi dukungan kepada anggotanya untuk mencapai hal yang diinginkan.
2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang diambil dalam pengambilan suatu keputusan. Nilai-nilai inilah yang mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika atau permasalahan benar lawan benar. Ada tiga prinsip pengambilan keputusan yaitu berpikir berbasis hasil akhir (ends-based thinking), berpikir berbasis peraturan (rule-based thinking), dan berpikir berbasis rasa peduli (care-based thinking). Seorang pemimpin yang hanya memikirkan hasil akademik akan memilih prinsip berpikir berbasis hasil akhir. Bagi seorang pemimpin yang tegas dan disiplin akan memilih prinsip berpikir berbasis peraturan. Lain halnya pemimpin yang lebih mementingkan empati pada orang lain akan memilih prinsip berbasis rasa peduli. Sebuah keputusan yang diambil berdasarkan salah satu nilai atau prinsip yang dianut seorang pemimpin harus memperhatikan unsur seperti berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.
3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran saya sangat relevan dengan pengujian pengambilan keputusan yang telah diambil. Keterkaitan pengambilan keputusan dengan kegiatan coaching adalah keterampilan dimana membuat kita menggali suatu masalah dengan pertanyaan berbobot. Dengan alur percakapan TIRTA akan membuat seorang pemimpin memiliki paradigma berpikir dan keterampilan coaching dalam memfasilitasi rekan sejawat agar dapat membuat keputusan-keputusan bijaksana saat memikirkan solusi dari masalah yang dihadapinya.
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Seorang guru yang memiliki kompetensi sosial emosional yang baik akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika atau permasalahan di antara benar lawan benar. Kompetensi sosial emosional yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Dengan kesadaran penuh (mindfulness) seorang guru dapat mengambil keputusan secara bijaksana dan tepat.
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Bujukan moral adalah sebuah masalah di antara benar lawan salah sedangkan dilema etika adalah masalah di antara benar lawan benar. Sebuah studi kasus termasuk bujukan moral atau dilema etika maka guru dapat menggunakan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik. Seorang guru dapat meyakini nilai-nilai kebajikan universal antara lain keadilan, keselamatan, tanggung jawab, kejujuran, rasa syukur, lurus hati, berprinsip, integritas, kasih sayang, rajin, berkomitmen, percaya diri, kesabaran, keamanan, dan lain-lain. Seorang guru yang menganut nilai-nilai kebajikan tersebut akan mengambil keputusan yang bijaksana dan memikirkan dampaknya bagi orang lain dari keputusan tersebut.
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Seorang pemimpin dalam mengidentifikasi suatu masalah dapat menggunakan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Pengambilan keputusan harus efektif terhadap suatu permasalahan yang ada agar masalah tersebut tidak melebar dan sesegera mungkin dapat terselesaikan dengan baik.
7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan-tantangan di lingkungan saya untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika adalah ketika seorang pemimpin mengambil keputusan terkadang tidak dapat memuaskan semua pihak. Kondisi ini pasti akan menimbulkan ketidaknyamanan satu sama lain. Walaupun ada rasa tidak enak, keputusan tetap harus diambil untuk kepentingan bersama. Tetapi sebuah keputusan harus kembali berpihak pada murid. Seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan yang tepat dapat menggunakan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengambilan keputusan yang diambil akan berpengaruh dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid. Sebuah keputusan yang bijak dari guru yang kompeten akan menciptakan ruang belajar yang menyenangkan dan kebebasan murid dalam memunculkan ide-ide maupun kreativitasnya.
Seorang guru dapat membuat pembelajaran berdiferensiasi untuk potensi murid yang berbeda-beda. Pembelajaran berdiferensiasi dilakukan dengan memetakan kebutuhan belajar berdasarkan profil belajar murid terlebih dahulu. Profil belajar murid diantaranya lingkungan belajar, pengaruh budaya, gaya belajar, dan kecerdasan majemuk (multiple intelligences).
9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan tentu dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Pemimpin pembelajaran yang memegang teguh salah satu prinsip pengambilan keputusan saat terjadi dilema etika di antara pemasalahan yang sama-sama benar maka akan kembali pada hati nuraninya akan memilih sebuah keputusan yang tepat dan bijaksana yang nantinya mempengaruhi masa depan murid. Seorang pemimpin sebisa mungkin memilih keputusan yang memiliki dampak terkecil serta memperhatikan nilai-nilai kebijakan universal dan berpihak pada murid.
10.Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan akhir yang dapat saya tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya adalah seorang pemimpin dalam mengambil keputusan harus berpihak pada murid sesuai filosofi Ki Hadjar Dewantara. Seorang guru berperan sebagai pemimpin pembelajaran yang mempunyai nilai-nilai seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid demi mewujudkan budaya positif di sekolah. Dalam memenuhi kebutuhan belajar murid yang berbeda-beda dapat melalui pembelajaran berdiferensiasi dan mengintegrasikan 5 kompetensi sosial emosional di kelas untuk menciptakan well-being. Melalui alur percakapan TIRTA akan membuat seorang pemimpin sebagai supervisor memiliki paradigma berpikir dan keterampilan coaching dalam memfasilitasi rekan sejawat agar dapat membuat keputusan yang tepat serta bijaksana saat memikirkan solusi dari masalah yang dihadapinya.
11.Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Pemahaman saya mengenai modul 3.1 yaitu ketika menghadapi suatu masalah saya jadi dapat mengidentifikasi kasus ini termasuk dilema etika atau bujukan moral. Dilema etika yaitu permasalahan benar lawan benar sedangkan bujukan moral permasalahan benar lawan salah. Keputusan yang diambil dalam kasus dilema etika apabila mengambil salah satu pilihan adalah benar. Untuk kasus bujukan moral ini sudah jelas yang salah dan yang benar, sehingga kita tidak perlu ragu memilih keputusan. Ada 4 paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan yaitu individu lawan kelompok (individual vs community), rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), dan jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term). Dalam 3 prinsip yang mendasari pemikiran seseorang untuk mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika yaitu berpikir berbasis hasil akhir (ends-based thinking), berpikir berbasis peraturan (rule-based thinking), dan berpikir berbasis rasa peduli (care-based thinking). Dalam situasi kasus dilema etika atau bujukan moral yang membingungkan dapat menggunakan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang berisi nilai-nilai yang saling bertentangan, orang-orang yang terlibat, fakta-fakta, uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi, uji panutan, paradigma situasi dilema etika, prinsip penyelesaian dilema, investigasi opsi trilemma, keputusan yang diambil, dan refleksi. Dengan demikian seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan harus memperhatikan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
12.Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Sebelum mempelajari modul 3.1, saya pernah berada dalam situasi dilema etika dan bujukan moral. Saya pun pernah menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema. Bedanya saya sebelum mempelajari modul ini saya bersikap lebih rasional dan berdasarkan peraturan. Setelah memahami modul ini ada kasus yang permasalahannya sama-sama benar. Ternyata seorang pemimpin harus bisa mengidentifikasi sebuah masalah termasuk dilema etika atau bujukan moral. Dalam menyelesaikan masalah dapat menggunakan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
13.Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampak mempelajari konsep ini buat saya, maka terjadi perubahan pada cara saya dalam mengambil keputusan. Sebelum saya mengikuti pembelajaran modul ini, saya mengambil keputusan lebih berbasis pada peraturan karena mempertimbangkan integritas guru untuk tidak menyalahi aturan. Adakalanya saya merasa bingung apabila terjadi situasi dilema etika sehingga dalam mengambil keputusan saya akan meminta saran pada rekan sejawat dan berkonsultasi dengan kepala sekolah. Setelah saya mengikuti pembelajaran modul ini, saya jadi belajar mengambil keputusan yang tepat dengan memperhatikan 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab. Saya pun menggunakan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dalam menyelesaikan masalah.
14.Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Topik pada modul 3.1 sangat penting untuk dipelajari bagi saya seorang individu dan sebagai seorang pemimpin. Modul ini membuat saya dapat memahami dalam mengambil keputusan harus memperhatikan 3 unsur dan 9 langkah pengambilan keputusan agar menghasilkan keputusan yang tepat sehingga tercipta lingkungan yang nyaman dan kondusif.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
super sekali Bu Voni. Sangat menginspirasi. Mengingatkan kepada kita para guru untuk berhati-hati dalm mengambil keputusan karena keputusan yang kita ambil sangat berdampak pada lingkungan yang kondusif. Kadang keputusan yang kita ambil terasa kurang enak tapi keputusan tetap harus diambil.
Sangat bagus sekali dan dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada semua guru agar untk berhati-hati dalam menggambil keputusan yg dapat berdampak pada lingkungan
Sangat bagus sekali dan dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada semua guru agar untk berhati-hati dalam menggambil keputusan yg dapat berdampak pada lingkungan
Sangat bagus sekali dan dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada semua guru agar untk berhati-hati dalam menggambil keputusan yg dapat berdampak pada lingkungan
Sangat bagus sekali dan dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada semua guru agar untk berhati-hati dalam menggambil keputusan yg dapat berdampak pada lingkungan
Sangat bagus sekali dan dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada semua guru agar untk berhati-hati dalam menggambil keputusan yg dapat berdampak pada lingkungan