Buku Kapur & Papan, kumpulan kisah pengalaman guru yang jujur dan menggugah..

Penerbit : Lingkarantarnusa

ANTOLOGI Pertamaku

Gelisah kutebar pandangan, dua kursi penumpang di sebelahku masih kosong, tidak seperti biasanya aku pulang seperti ini, tubuhku terasa lemas sekali. Kupandangi tulisan di badan pesawat di luar jendelaku, entahlah sepertinya mataku menatap tak berkedip dan tak terasa mataku mulai basah, tak kuasa kubendung air mataku, dalam hitungan detik, air mataku menetes dan terus mengalir tanpa bisa kuhentikan, secepat inikah aku harus pergi, kupejam mataku, berharap butiran-buturan air mata ini tak lagi tumpah. Aku dikagetkan oleh suara lembut pramugari yang menawariku permen dari nampan yang disodorkan kepadaku. Sambil menyeka air mataku, aku ambil dua buah permen dan tak lupa kuucapkan terimakash yang dibalas dengan senyuman si pramugari.

Kueratkan sabuk pengamanku, kuambil majalah dari saku belakang kursi penumpang di depanku. Tak kuhiraukan dua orang penumpang di sampingku yang sedang asyik bercerita. Sekali lagi , meski mataku tertuju pada tulisan di majalah, tapi pikiranku melayang menyusuri perjalanan hidupku. BELU, sebuah kabupaten di propinsi Nusa Tenggara Timur, pertama kali kuinjakkan kakiku di bumi Flobamora ini.

,,,,, perjuanganku belum usai, hati kecilku berbisik bahwa sebenarnya aku masih ingin berkarya di sana, ingin mendedikasikan diriku dengan cinta terbesarku di batas negara. Namun demikian, batas negara sudah mengajari aku cinta dan kepedulian yang besar terhadap nasib pendidikan bangsa ini... Temukan kisahku dalam CINTA DI BATAS NEGARA halaman 92