BERJUANG MELAWAN VIRUS

Ijinkan saya kilas balik ke belakang beberapa hari yang lalu. Bermula pada 30 Desember 2020, saya melakukan pemeriksaan wajib swab rapid antigen massal seluruh pegawai yang dibiayai Balai kami, hasilnya saya dinyatakan positif covid-19. Lalu pada 31 Desember 2020 dilanjutkan pemeriksaan swab tes PCR di salah satu Rumah Sakit Swasta. Hasilnya tetap positif.

Pada 1 Januari 2021 saya melakukan isolasi di salah satu RS milik Pemdak Kabupaten Jayapura atas keinginan sendiri. Seminggu kemudian, 8 Januari 2021 dilakukan pemeriksaan swab tes PCR pertama. Namun, hasilnya masih positif. 11 Januari 2021, kembali dilakukan swab tes yang kedua, hasilnya masih tetap dinyatakan positif. Terakhir pada 18 Januari 2021 dilakukan swab tes PCR yang ketiga, kali ini hasilnya negatif. Semua hasil pemeriksaan dikeluarkan Labkesda Provinsi Papua

Gejala yang saya rasakan saat didiagnosa covid-19: Demam, panas, tenggorokan sakit dan hilangnya daya penciuman. Gejalanya mirip dengan penyakit malaria. Namun, malaria jauh lebih berat (yang pernah menderita malaria pasti merasakan pusing, demam, mual, muntah-muntah, mulut pahit dsb).

Pengobatan yang diberikan pihak RS, setumpuk vitamin, pereda nyeri, penurun panas dan antibiotik (sebanyak 5 tablet, diminum sehari satu buah). Jadi tidak ada obat khusus untuk mengobati covid

Kira-kira tiga hari di ruang isolasi RS isolasi, saya sudah kembali sehat. Semua keluhan sudah tidak ada, kecuali tenggorokan sakit. Rupanya virus menyerang tenggorokan

Selain minum obat yang disediakan RS, saya selalu minum air hangat, terutama di pagi hari. Minum herbal, madu, makan bawang putih mentah satu siung setiap hari, kumur-kumur dan gargle (masuk sampai tenggorokan, tapi jangan di telan) dengan povidone iodine (betadine kumur) atau yang sejenisnya. Terakhir berfikir positif (huznudzon kepada Allah) dan banyak Berdoa.

Covid ini sebenarnya tidak berbahaya selama tidak ada penyakit penyertanya. Data statistik Kementerian Kesehatan, yang wafat rata-rata usia di atas 45 tahun.

Oh, ya setelah saya Googling jurnal laman WHO dan mencari informasi lewat Youtube, definisi sembuh dari Covid-19, yaitu setelah sepuluh hari diisolasi sejak timbulnya gejala, kemudian tidak ada keluhan lagi, maka pasien bisa dinyatakan sembuh.

Adapun hasil swab dan lain-lain, hanya dibutuhkan untuk urusan administrasi. Misalnya saya diijinkan beraktifitas kembali ke kantor, jika mampu menunjukan hasil negatif swab PCR. Atau jika bepergian dengan transportasi pesawat terbang, kapal laut, kereta api, maka wajib menyertakan surat keterangan bebas covid.

Terlepas dari semunya, saya merasa bersyukur atas anugerah terindah ini, yang merupakan teguran keras sekaligus nasihat dalam diam, bahwa saya harus banyak berbenah dan instrospeksi diri dalam menghadapi kehidupan yang singkat ini. Memperbanyak bekal dan selalu ingat masa-masa yang dinantikan seluruh mahluk bernyawa, kematian. Sejatinya sakit itu nasihat terbaik dari Yang Maha Kuasa.

Moga Tuhan Yang Maha Pencipta, Maha Pemelihara dan Maha Pemberi rezeki senantiasa melindungi kita semua, wabil khusus keluarga besar MediaGuru Indonesia dimana saja berada. Amin Ya Robbal Alamin.

Salam sehat.

Jayapura, 22 Januari 2021

Referensi: https://www.who.int/news-room/commentaries/detail/criteria-for-releasing-covid-19-patients-from-isolation