DAMAI DI DESA (351)
DAMAI DI DESA
Benar, menjadi petani memang tidak menjanjikan kekayaan dan kemewahan. Namun, tidak juga kekurangan. Menyaksikan kehidupan mereka yang tenang, damai, bahagia, tidak banyak beban hidup. Rutinitas keseharian dihadapi dengan syukur dan ikhlas, meski dengan segala kesederhanaan. Kehidupan yang banyak diimpikan semua orang. Hidup Bahagia.
Sebagian kebutuhan hidup petani, mampu diusahakan sendiri. Menanam sendiri di pekarangan atau lahan pertanian. Resepnya, setiap hari bergerak dan berkeringat. Mungkin itu yang menjadikan kehidupan mereka sehat walafiat.
Saat tubuh bekeringat, akan keluar hormon endorphin. Hormone kebahagiaan. Di Kampung, nenek moyang kami usianya panjang-panjang. Bisa jadi karena hidup selalu bahagia.
Hari ini saya mengunjungi orang tua di daerah Arso Sebelas. Kira-kira dua jam dari tempat tinggal. Saya rutin mengunjunginya. Arso merupakan kawasan pertanian yang luas. Bapak dan Umi terlihat masih sehat dan segar. Mereka setiap hari selalu bergerak dan berkeringat. Tidak bisa berdiam diri.
“Kalau Bapak cuma diam-diam saja, badan Bapak malah sakit,” begitu Bapak memberi alasan, saat kami ingin memintanya istirahat.
Kalau kita adopsi dalam kehidupan di perkotaan, mungkin setiap orang perlu refresing dan rutin berolah raga. Metode yang telah lama di praktekan orang-orang tua kita. Sejak dulu kala.
Arso Sebelas, 12 Januari 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar