TIDAK TAKUT BATU (315)
TIDAK TAKUT BATU
Apa yang ada di benak kita saat nama Provinsi paling timur Indonesia, Papua, disebut? Tifa, Tari Yospan, Sepak bola, Burung Cenderawasih, Buah Matoa, Sagu, Papeda, Hutan luas dan sebagainya. Namun, banyak yang belum mengetahui, bahwa Papua punya budaya MOP. Yang kemudian dikenal dengan istilah Mop Papua.
Mop merupakan lawakan khas Papua, materinya berkisar sindiran mentertawakan tingkah polah berbagai etnis, usia, status sosial dan profesi. Di Papua memang berkumpul hampir semua etnis. Sehingga sering disebut miniaturnya Indonesia. Sama seperti DKI Jakarta.
Mop Papua mirip dengan Stand Up Comedy. Hanya saja format lawakannya disesuaikan dengan ciri khas logat asli Papua. Disitulah mungkin letak perbedaannya.
Tentu saja saya sering mendengar Mop Papua. Bahkan sering dilombakan. Biasanya, klimak lucunya Mop Papua berada di ujungnya. Ada daya kejut, kadang pendengar susah menebaknya. Sama dengan karakter Pentigraf (Cerpen Tiga Paragraf) yang popular di kalangan Gurusianer. Ada twist di endingnya. Namun, dalam pentigrat, twist-nya tidak mesti lucu. Kadang sedih termehek-mehek. Tidak jarang juga berakhir satire. Intinya ada kejutan di akhir cerita yang tidak mudah ditebak pembaca. Membuat Pentigraf memang susah-susah gampang.
Ternyata ada juga Mop Papua yang berkaitan dengan Kota Merauke. Salah satunya, jika anda dikejar anjing di sini, lebih baik lari saja. Jangan coba-coba menakuti dengan berjongkok, pura-pura mengambil batu. Sang anjing akan berkata “ko tipu,” maksudnya kamu penipu. Karena sejatinya di Merauke tidak ada batu.
Saking sulitnya mencari batu, sampai-sampai saat membangun ruas jalan di sekitar Merauke, Kementerian PUPR harus mendatangkannya dari luar Provinsi.
Selain rata dan datar, Merauke juga relatif jarang terjadi gempa. Berbeda dengan wilayah Papua pada umumnya.
Meski tergolong kota kecil. Namun, di Merauke sudah ada transportasi online. Milik Mas Menteri Dikbud. Saat berjunjung ke SPNF/SKB saya memakai jasanya. Lalu lintas kendaraan di Merauke belum sepadat di daerah lain. Setidak-tidaknya selama di sini saya tidak merasakan macet.
Di SPNF/SKB saya melakukan sosialisasi tentang Tutor Bantu. Dihadiri langsung Kepala SPNF/SKB beserta staf, Tutor Bantu, dan perwakilan Dinas Pendidikan yang saya undang langsung.
Saya juga meminta Tutor Bantu untuk melengkapi berkas persyaratan yang kurang, sebagai dasar untuk mendapatkan insentif.
Sebagaimana di daerah lain, di Kabupaten Merauke juga punya hajatan besar, Pilkada. Yang menarik, salah satu pasangan Wakil Bupatinya adalah Kepala SPNF/SKB yang mengundurkan diri karena maju sebagai kandidat.
“Semoga menang, Pak,” ujar peserta sosialisasi serempak. Saya mengaminkan, tetapi dalam hati.
Swiss Belhotel Merauke, 7 Desember 2020

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
mencerahkan, menambah wawasan dan pengetahuan....trims pak
Terima kasih alhamdulillah