DINAS LUAR LAGI (266)
Waktu semakin cepat berlalu. Tidak terasa bulan Oktober akan berakhir. Tidak terasa pula tahun anggaran hanya menyisakan beberapa bulan lagi. Lebih tepatnya beberapa hari kerja efektif. Setelah dikurangi hari libur.
Seluruh instansi khususnya vertikal, mulai hitung mundur menyelesaikan berbagai progam kerjanya dengan berdebar-debar.
Disisa akhir tahun, biasanya seluruh instansi akan memaksimalkan penuntasan berbagai rencana kerja yang tertuang dalam RKAKL. Seluruh target pekerjaan harus selesai bulan depan. November.
Banyak anggaran tidak dimaksimalkan, karena berbagai sasaran program terhambat, dampak adanya pandemi yang melanda sejak Maret lalu.
Dampak pandemi secara langsung memang telah menghambat upaya memaksimalkan daya serap. Pasalnya, banyak kegiatan yang seharusnya tatap muka langsung, dilakukan virtual. Akibatnya cost perjalanan dinas terbengkalai. Dan wajib dikembalikan ke kas Negara. prosedurnya memamg seperti itu.
Sejatinya pertemuan tatap muka jarak jauh yang kemudian disebut pertemuan daring, telah terselenggara dengan baik. Meski masih terjadi kekurangan disana-sini. Tapi Intinya terlaksana.
Namun, menjelang akhir-tahun anggaran ini, muncul persoalan baru. Mulai berdatangan undangan tatap muka langsung di hotel. Di luar daerah. Yang sebenarnya bisa dilakukan virtual.
Nah, yang mengkhawatirkan, kegiatan-kegiatan itu, biasanya akan bertabrakan dengan program kerja rutin yang telah terjadwal.
Salah satu tupoksi yang menjadi tugas rutin kami adalah pengembangan model. Tahap demi tahap telah dilewati. Tadi pagi, kami, Pokja Dikmas, melakukan tahapan berikutnya yang telah terjadwal, konsultasi akademik pasca FGD Revisi Naskah Draf Model Pendidikan Keaksaraan Dasar.
Menariknya setiap kali kami konsultasi, akademisi akan menjamu kami di rumah dinasnya yang asri. Diskusi pun dilaksanakan jauh dari kata formal. Kami berdiskusi gaya sersan (serius santai).
Saat memasuki halaman rumahnya, dari jauh terlihat tumpukan buku-buku tebal tentang penelitan. Buku-bukunya disimpan begitu saja di rak terbuka, di luar rumah.
Penelitian merupakan mata kuliah yang diampunya, selain antropogi. Selain peneliti, ia juga seorang antropolog.
“Di kampus tidak ada orang, perkuliahan dilakukan daring. Sehari-hari saya menghabiskan waktu, mengajar dari rumah.” Ujar pria nyentrik yang mendapat gelar doctor-nya dari salah satu Universitas di Australia, memberi alasan.
Dalam beberapa hari ke depan nampaknya saya akan semakin sibuk melaksanakan tupoksi wajib pengembangan model pembelajaran. Dan menghadiri undangan di luar kota sebagai tugas tambahan.
Semoga semuanya lancar, diberi kemudahan dan dilindungi dari berbagai marabahaya. Amin
Jayapura, 19 Oktober 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aamiin. Sukses selalu, Pak. Salam literasi
Salam sukses. Salam literasi
sukses selalu pak, semoga selalu dibrikan kemudahan melaksankan tugas
Amin ya robbal alamin
sukses selalu pak, semoga selalu dibrikan kemudahan melaksankan tugas
Amin ya robbal alamin
sukses selalu pak, semoga selalu dibrikan kemudahan melaksankan tugas
Amin Ya Robbal Alamin