Wahyu MH

BUKU ADALAH KARTU NAMA TERBAIK...

Selengkapnya
Navigasi Web
FGD LAGI (263)

FGD LAGI (263)

FGD LAGI

Apa itu FGD? Yes, Focus Group Discution, atau Diskusi Kelompok Terarah. Sebenarnya FGD, telah dialihbahasakan ke dalam Bahasa Indonesia baku. Kelompok Diskusi Terpumpun. KBBI, mengartikan “terpumpun” dengan padanan kata: Terkumpul, terhimpun, terpusat.

Nah, untuk kesekian kali saya mengikuti kegiatan yang sama. FGD. Kali ini, membahas Draf Naskah Model Pembelajaran dan Bahan Ajar Keaksaraan Dasar. Model Pembelajaran yang sedang dikembangkan Satker, tempat saya bernaung. BP Paud dan Dikmas Papua. Tujuannya, memperoleh masukan, informasi mengenai masalah lokal dan spesifik.

Diskusi terpumpun dilaksanakan disaat-saat semakin dekatnya akhir tahun anggaran 2020. Menyisakan beberapa bulan. Ups ..., hanya satu bulan lagi. November. Lebih tepat lagi beberapa hari saja.

Meski akhir tahun anggaran berakhir 31 Desember, tapi untuk target pekerjaan wajib tuntas sebelum akhir tahun. Tepatnya, ya, itu tadi, di November. Itu berarti untuk merealisasikan semua rencana program kerja, yang tertuang dalam RKAKL (Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga) mulai hitung mundur.

Pengembangan Model Pendidikan Keaksaraan yang sedang dikebut saat ini mulai memasuki puncaknya. Setelah FGD ini, dilanjutkan Ujicoba konseptual dan Operasional. Kegiatan ini sebenarnya cukup menegangkan. Karena dilaksanakan tatap muka langsung. Di ruangan berpendingin udara. Syukurlah pesertanya sedikit. Sedang ruangannya luas. Sehingga tidak berdesak-desakan.

Menariknya, Model Pembelajan yang sedang kami kembangkan saat ini, masih berhubungan dengan pandemi yang sedang berlangsung, yaitu: Peningkatan Kapasitas Pembelajaran Keaksaraan Dasar di Era Pademi Covid 19 Melalui Pendekatan Tutor Pendamping Warga Belajar.

Kegiatan dimaksudkan agar draf model yang sedang disusun dapat memperoleh masukan baik dari Direktorat terkait, Akademisi, Praktisi, maupun para penggiat Literasi Keaksaraan. Dan saya didaulat sebagai Narasumber bersama seorang rekan kerja.

Sejatinya, saya selalu berdebar-debar kala mengikuti pertemuan yang melibatkan banyak orang di ruang tertutup berpendingin udara. Pasalnya, santer ditemukan kluater baru virus di lingkungan perkantoran. Kabarnya ditemukan juga cluster gedung kesehatan.

Saya selalu menekankan pada diri sendiri, jangan lelah, jangan lengah, jangan letih menerapkan protokol kesehatan. Memaki masker. Situasi saat ini, menurut dr. Tirta, saat wawancara di Podcast DC, kita sedang menuju herd imunity. Itu berarti, siapa yang kuat, muda, sehat, akan menang. Yang lemah, tua dan sakit-sakitan, mampus.

Datanya memang valid. Dari lembaga terkemuka, usia dikisaran 45 tahun ke atas rentan terpapar. Saya telah 50 tahun. Ampuni hambanmu ya, Allah.

Jayapura, 16 Oktober 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Amin

16 Oct
Balas

amin ya, robbal alamin

17 Oct



search

New Post