HAMPIR MENYERAH (321)
HAMPIR MENYERAH
Melalui pesan panjang yang dibagikan di kelompok WA, Komisi Pelaksanaan Akreditasi (KPA) BAN Paud PNF Provinsi Papua memberi apresiasi kepada seluruh Asesor yang terlibat dan telah bekerja keras menyukseskan pelaksanaan visitasi Akreditasi yang tahun ini dilaksanakan virtual. Target 65 satuan pendidikan yang menjadi sasaran piloting akhirnya tercapai.
Pesan WA dari KPA, juga menjadi kabar usainya seluruh rangkaian kegiatan, mulai dari pembimbingan EDS PA, Penilaian KPA, Visitasi dan Validasi.
Untuk sementara pertunjukan telah purna, layar pentas segera dilipat. Sampai jumpa lagi pada iven berikutnya. Tahun depan.
“Sampai jumpa lagi tahun depan, dalam kegiatan yang sama. Namun, bukan sebatas piloting, melainkan WELCOME SIPENA 3.0!!” tulisan tersebut mengakhiri pesan panjang KPA.
Namun, ada yang ingin saya tuturkan, selama mengikuti PUKA hingga pelaksanaan Visitasi Akreditasi. Cerita pilu. Namun, saya lebih suka menyebutnya sebagai tantangan. Saat itu, saya HAMPIR MENYERAH. Saya hampir kalah.
Kisah ini bermula saat saya mengikuti PUKA pada 16 s.d. 19 November. Dua hari sebelumnya saya mendapat surat tugas untuk mengikuti ujicoba operasional model pengembangan pembelajaran selama lima hari. Di Kabupaten Keerom.
Saat mengikuti PUKA dihari pertama sampai hari kedua, saya masih berada di Kabupaten Keerom. Khawatir dan ragu tetiba melintas dalam benak. Mungkinkah dapat mengikuti kegiatan sampai tuntas.
Hari pertama benar-benar menguras energi. Bagaimana tidak, Saya pontang-panting mencari lokasi terbaik signal internet.
Pada saat yang bersamaan saya harus menunaikan tanggung jawab tupoksi. Mengimbangi ritme kegiatan teman-teman sesama Pokja Dikmas. Pada bagian ini benar-benar sangat mengenaskan. Namun, saya tidak akan menceritakannya di sini.
Pada hari pertama itu, Kemunculan saya di layar zoom hanya berlangsung sampai siang hari. Itupun harus berbagi dengan tupoksi yang sedang berlangsung. Saya harus segera kembali ke home base. Celakanya signal internet di hotel padat merayap.
“Di lobby, pojok sebelah kiri, dekat tangga menuju lantai dua, biasanya sinyal internet di sana lumayan bagus, Pak” ujar recepsionis menunjuk pojok yang dimaksud, saat saya minta penjelasan jaringan internet.
“Hanya di situ yang sinyalnya bagus, Pak” ia mengulang kembali jawaban atas pertanyaan tadi. Saya tidak berkomentar lebih lanjut, mengapa ada tempat misterius di hotel ini.
Secepat kilat saya menuju kursi yang ditunjukan recepsionis. Khawatir kursi di pojok itu akan diduduki tamu yang saat itu membludak.
Ajaib, jaringan internet manis-manis manja, lancar. Selancar menyeberangi jembatan merah. Meski sesekali terlempar dengan sendirinya. Namun, saya dapat bergabung kembali dengan peserta yang lain di layar zoom. Saya juga bisa berkomunikasi dengan narasumber. Yang menurut kabar mencari-cari keberadaan saya sejak siang, ba’da istirahat.
Hari kedua saya masih berada di Keerom. Kondisi tetap sama sebagaimana hari pertama. Saya harus berbagi waktu antara mengikuti zoom dengan melaksanakan kegiatan ujicoba operasional pengembangan model Dikmas. Beruntung hari itu saya berada di tempat terbaik mengakses internet, sehingga bisa mengikuti zoom, meski tidak maksimal. Ya, itu tadi, saya harus berbagi waktu dengan tupoksi.
Hari ketiga PUKA, saya mengikutinya dari rumah. Tidak ada masalah dengan jaringan internet, karena menggunakan jasa wifi indihome. Yang menjadi tantangan, laptop error. Terpaksa saya meminjam dari rekan kantor. Dan saat itu saya harus mengambil cuti sehari.
Tuntas mengikuti ujiaan akhir di hari keempat, barulah saya lega. Terbebas dari segala tekanan di sana sini. Saat mengikuti PUKA di hari pertama, memang saya sempat terpikir untuk menyerah saja. Mengundurkan diri dari perhelatan penting tersebut.
Oh, ya saya ingin membuka rahasia, mohon jangan dikasih tahu siapa-siapa. Nilai ujian PUKA saya di bawah tujuh puluh. Saya tidak ingin menyebutkan angka pastinya. Ini rahasia.
Hambatan selama melaksanakan visitasi akreditasi, berkisar pada jaringan internet yang merupakan permasalahan umum seluruh asesor. Hanya saja pada saat yang bersamaan saya harus menyelesaikan laporan hasil ujicoba. Saya menyiasatinya dengan menyelesaikan pekerjaan malam hari, pasca upload tulisan.
Apa yang membuat saya ingin tetap bertahan di sini sebagai asesor? Yang pertama, tugas ini mempunyai merah yang sama dengan tupoksi di tempat saya mengabdi sebagai ASN. Kedua, saya belajar bersama orang-orang yang berdisiplin dan komitmen. Ketiga, saya menemukan orang-orang hebat yang selalu memberi motivasi dan bimbingan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada BAN Paud PNF Provinsi Papua beserta seluruh punggawanya. Tim di sekretariat yang begitu sigap dan lincah. Serta my best teacher, my pathner and my friend, BUNDA DIANA. Yang selalu. Hihihihihihi.
Malino, 13 Desember 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar