Wahyu MH

BUKU ADALAH KARTU NAMA TERBAIK...

Selengkapnya
Navigasi Web
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DAN  PLATFORM MERDEKA MENGAJAR DI KABUPATEN BIAK NUMFOR

IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DAN PLATFORM MERDEKA MENGAJAR DI KABUPATEN BIAK NUMFOR

Perlu waktu lima puluh lima menit untuk tiba di Kota Biak Numfor dari Jayapura, tepatnya dari Bandara Sentani Kabupaten Jayapura. Menggunakan Maskapai Lion Air. Sampai saat ini belum ada jalan darat yang menghubungkan Kota Jayapura dan Kabupaten Biak. Nampaknya memang tidak akan pernah ada. Kabupaten Biak Numfor merupakan pulau tersendiri terpisah dari daratan Pulau Papua. Berbatasan langsung dengan Samudera Fasifik di sebelah timur.

Pemerintah Kabupaten Biak Numfor sangat bersemangat untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dan penggunaan Platform Merdeka Mengajar, khususnya pada jenjang fondasi, Paud. Terbukti dengan  dilaksanakannya Bimtek yang diselenggarakan oleh Himpaudi Kabupaten Biak Numfor. Diikuti 20 Kepala Sekolah yang mewakili satuan pendidikannya masing-masing..

Selain materi Kurikulum Merdeka yang disampaikan, Saya Bersama rekan selaku Narasumber dari Balai Guru Penggerak Provinsi Papua juga menyampaikan topik yang tidak kalah pentingnya, Platform Merdeka Mengajar (PMM). Tempat para guru mengajar, belajar dan berkarya secara mandiri.

Dalam Platform Merdeka Mengajar, kami membedah dan meng”eksplore” berbagai fitur-fitur yang sangat menarik. Saya berkesempatan menyampaikan aksi nyata terkait  Pelatihan Mandiri dengan tema MERDEKA MENGAJAR yang terdiri 4 (empat) modul: Mengenali dan memahami diri sebagai Pendidik. Mendidik dan Mengajar, Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh, Mendidik dan Melatih Kecerdasan Budi Pekerti, Pendidikan yang mengantarkan keselamatan dan kebahagiaan.

Setelah menyaksikan video dengan topik merdeka belajar, saya merasa tergugah untuk berubah dalam pola pikir yang mau tidak mau, suka atau tidak suka kita harus mengikuti perkembangan jaman yang berbeda dengan sebelumnya dimana dulu saya pernah bersekolah dan belajar.

Saya menyadari sistem pendidikan anak pada masa kolonial Belanda sudah tidak relevan dengan kondisi anak abad dua puluh satu ini. Pendidik bukan hanya menyampaikan pelajaran tapi juga mengarahkan dan membimbing anak sesuai dengan minat, bakat, kemampuan dan potensinya yang tentu saja pasti unik dan berbeda.

Ketrampilan yang hendak dipelajari adalah ketrampilan yang memberikan nilai tambah bagi peserta didik. Pendidik diharapkan mempunyai ketrampilan bertanya dengan pertanyaan terbuka yang membuka wawasan peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif dengan melihat minat dan kemampuannya. Kadang perencanaan pembelajaran dapat saja berubah sesuai dengan situasi,kondisi dan minat anak. Itulah yang disebut pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

Merdeka belajar dalam arti satuan pendidikan, guru, dan peserta didik  mempunyai kebebasan dan kemerdekaan dalam berinovasi dan bertindak dalam proses belajar mengajar. Konsekuensinya, pendidik  dianjurkan untuk tidak monoton dalam mengajar, yang hanya  berorientasi pada pendidik semata sebagai tokoh utamanya.

Esensi kemerdekaan dan kebebasan berpikir harus dimulai oleh pendidik, sebelum diajarkan pada peserta didik. Sistem pengajaran wajib berubah. Dari sebelumnya yang hanya berkutat di dalam kelas, kini bisa dilakukan juga di luar kelas. Pembelajaran seperti ini menjadikan peserta didik dapat berinteraksi lebih erat dengan pendidik, belajar dengan outing class tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pendidik saja.

Terbentuknya karakter murid yang berani, mandiri, sopan, beradab, berkompetensi dan tidak hanya sekedar mengandalkan sistem rangking di kelas saja, karena sebenarnya setiap anak memiliki bakat dan kecerdasannya  masing-masing. Itulah yang diharapkan metode ini.

Konsep merdeka belajar yaitu guru berkomitmen terhadap tujuan, mandiri dalam menentukan pilihan cara belajar dan melakukan refleksi terhadap proses dan melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar dengan cara menerapkan kurikulum merdeka yang fokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi murid sesuai fasenya.

Peserta didik diharapkan  memiliki kesempatan untuk mendalami materi pelajaran dan tidak buru-buru untuk berpindah ke materi berikutnya. Dengan demikian murid mampu memahami konsep dengan lebih mendalam.

Semoga tranformasi Pendidikan kita lebih baik menuju Pendidikan yang dicita-citakan sebagaimana yang dikemukakan Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara: Mendidik dan mengajar  adalah proses memanusiakan manusia, sehingga harus memerdekakan  segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental , jasmani dan rohani.

Jayapura, 8 Juli 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post