KAIN SARUNG (332)
KAIN SARUNG
Mulanya saya tidak paham, saat dua pembawa acara entertainment (hiburan), di salah satu televisi Nasional, berkali-kali menyebut sembilan belas detik. Ternyata istilah itu merujuk video asusila yang diduga salah satu pemerannya adalah artis. Namun, saya tidak ingin membahas topik itu. Terlalu berbahaya dan tentu saja tidak ada manfaatnya.
Hari ini ada beberapa keperluan yang ingin saya tunaikan. Salah satunya ke toko pakaian. Bukan untuk membeli baju atau celana, tetapi membeli kain sarung. Kenapa harus membelinya? Pada bagian ini saya tidak ingin menceritakannya. Intinya saya kekurangan sarung. Itu saja.
Tiba di jalan protokol, lalu lintas padat merayap, meski tidak sampai macet. Benar, besok 25 Desember, umat kristiani akan merayakan hari raya natal. Itulah mengapa jalan raya ramai.
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, menjelang hari raya natal dan tahun baru, bermunculan pedagang dadakan. Penjual Petasan dan daging.
Meski lalu lintas ramai, tetapi di toko pakaian tempat saya membeli sarung, tidak menunjukan aktifitas masyarakat berbelanja. Cenderung sepi. Yang ramai malah di media sosial. Market place dibanjiri jual beli online. Barang dan aneka makanan.
Sebenarnya masih ada tujuan lain, ATM. Namun, saya urungkan bertransaksi hari ini, saat melihat antrean panjang di luar ATM.
Segitu saja.
Jayapura, 24 Desember 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren